Industri Kecap di Aceh Kurang Perhatian Pemerintah

Banda Aceh, (Analisa). Sebuah industri kecil (home industri) yang memproduksi kecap di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, padahal sangat membutuhkan dukungan untuk penambahan modal dalam upaya perluasan usaha, sehingga produksinya bisa dipasarkan hingga ke luar daerah.

Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Aceh, Tarmizi A.Gani di Banda Aceh, Jumat (22/8) menyebutkan, home industri kecap “Singa Aceh” yang berada di Desa Meunasah Dayah, Kecamatan Jeunieb itu kini ingin mengembangkan pemasaran ke luar Pro­vinsi Aceh, namun terkendala modal untuk perluasan usaha.

Menyangkut pengembangan dan keter­bukaan pasar yang semakin lebar, Tarmizi sepakat home industri kecap dan industri lainnya di Aceh yang sudah berjalan perlu didukung pemerintah. “Perhatian dan dukungan ini terutama sekali untuk pengembangan alat produksi seperti mesin dan lainnya, sehingga mereka bisa mem­produksi kecap lebih banyak,” sebutnya.

Menurut pemilik usaha Kecap “Singa Aceh”, Ruslan Kasem, produksinya rata-rata hanya 200 lusin/hari dan dipasarkan hingga sampai ke Sabang (Pulau Weh). Beberapa hari lalu, kecap Singa Aceh juga mulai diperkenalkan di Medan, Sumatera Utara dan diharapkan bisa terus berkem­bang.

Tarmizi yang berkesempatan berkun­jung ke industri kecap tersebut, mengha­rapkan pemerintah melalui dinas terkait se­perti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk mengupdate informasi seluruh industri di Aceh, sekaligus mem­bina dan membantu termasuk mem­pro­mosikan hasil produknya.

Ruslan menuturkan, usahanya dimulai sejak tahun 1999 dengan bermodalkan semangat dan tentu dengan modal sea­da­nya. “Alhamdulillah sekarang kecap Singa Aceh” sudah dipasarkan hampir seluruh pelosok Aceh,” ujar mantan karyawan Pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA) ini.

Produksi kecap juga telah membuka peluang pekerjaan buat para pemuda dan pemudi di Kabupaten Bireuen yang kini mencapai 25 orang.

Tarmizi mengatakan, usaha kecap itu juga telah memanfaatkan hasil pertanian lokal seperti kacang kedelai, garam dan gula, tidak hanya itu ampas atau limbah kecap tersebut ikut bisa digunakan untuk pakan ternak.

“Home industry kecap ini sudah mem­pro­­duksi kecap asin, kecap manis dan asam cuka dengan berbagai merek, seperti kecap cap siwah, kecap singa Aceh, sinar bango, panah mas, dan asamcuka cap bunga. Usaha ini juga membantu memperkecil angka pengangguran,” terangnya. (mhd)

()

Baca Juga

Rekomendasi