Menlu Timor Leste Sambut Hangat Kedatangan Kadin Sumut

Timor Leste Cari Partner untuk Bangun Negaranya

Oleh: Rizal R Surya. ROMBONGAN Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sumatera Utara, Jumat (22/8) pukul 11.00 waktu setempat atau dua jam lebih cepat dari Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), tiba di Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili Timor Leste.

Terik mentari langsung menyengat rombongan yang dipimpin Ketua Umum Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara tersebut. Namun angin yang berhembus kencang membuat sengatan itu, tidak begitu terasa di kulit kepala. Bersama anggota rombongan lain yakni, Sekretaris Eksekutif Hendra Utama, Wakil Ketua Umum Tomi Wistan, Ketua Komite T Amin Widjaya, dan Irwansyah Suwandi, serta anggota Winston Hartono, Susanto Sudianto, Yansen Anggusti serta penulis sendiri, Ivan, langsung disambut Menteri Senior yang juga Menteri Luar Negeri Timor Leste, Jose Luis Guterres.

Awalnya penulis tidak yakin, kalau sang penyambut merupakan seorang menteri luar negeri, karena pakaian yang dikenakannya sangat sederhana dan jauh dari mewah. Guterres didampingi Penasihat Sosial dan Ekonomi dari Kantor Perdana Menteri Timor Leste, RA Adriani Kusuma Wardani. Dari namanya langsung bisa ditebak bahwa Adriani merupakan putri Indonesia atau tepatnya putri dari keraton (Keraton Solo).

Wanita cantik yang tidak lain isteri dari Menlu Guterres ini langsung memperkenalkan anggota rombongan satu persatu pada Menlu. Adriani berbicara dengan suaminya menggunakan bahasa Inggris sebab tidak seperti warga Timor Leste lainnya yang umumnya bisa berbahasa Indonesia,Menlu Guterres tidak bisa berbahasa Indonesia.”Maklum Bapak selama perjuangan berada di luar negeri,” ujar Adriani menerangkan.

Hampir seluruh warga Timor Leste tahu bahasa Indonesia. Bahkan sampai saat ini seluruh perguruan tinggi swasta (PTS) di negara yang dulu merupakan provinsi ke 27 Indonesia ini, masih menggunakan bahasa Indonesia. Hanya universitas negeri satu-satunya yang dimiliki negara itu--Universitas Nacionale de Timor Leste--yang menggunakan bahasa asli setempat (Tetun) dan bahasa Portugal sebagai bahasa pengantar. “Namun ketika ada istilah yang tidak diketahui mereka tetap menggunakan bahasa Indonesia,” ujar Ligia, staf Kementerian Luar Negeri Timor Lesta yang menjadi pemandu rombongan Kadin Sumut.

Dalam seluruh pertemuan yang dilakukan Kadin Sumut selama di Timor Leste selalu menggunakan bahasa Indonesia. Hanya sekali-sekali menggunakan bahasa Inggris. Pejabat Timor Leste yang tidak tahu bahasa Indonesia merupakan para pejuang yang bergerak di luar negeri seperti Menlu Guterres. Negara ini termasuk unik karena merupakan satu-satunya negara di Asia yang mem­pergunakan bahasa Portugal sebagai bahasa resminya.

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, kata mereka merupakan transisi. Lambat laun mereka menggunakan bahasa Tetun dan Portugal. Masa transisi ini juga yang sedang terjadi di negara yang sekarang dipimpin oleh Presiden SE Taur Matan Ruak dan Perdana Menteri Xanana Gusmao.

Butuh partner

Negara berpenduduk sekitar 1,1 juta jiwa ini, sedang berbenah diri. Di sana-sini terlihat pembangunan. Apakah itu pembangunan infrastrutur atau properti. “Kami sekarang sedang melakukan pembangunan. Namun sumber daya manusia (SDM) yang kami miliki sangat terbatas. Karena itu kami butuh partner, kami butuh jodoh atau pasangan untuk membangun negara ini”. Demikian pengakuan polos dari seorang Menlu yang sangat cinta negaranya.

Apa yang dikatakan Mnelu Guterres dan juga Adriani tidak berlebihan. SDM Timor Leste masih sangat terbatas dan lemah. Karena itu tidak perlu heran banyak tukang (pekerja bangunan dan lainnya) yang datang dari Indonesia, Tiongkok dan lainnya. “Bayangkan mas, masang keramik saja mereka gak bisa,” ujar pekerja bangunan asal Jawa Tengah yang tak mau disebut namanya.

Karena itu mereka mengundang para pengusaha asal Indonesia untuk berinvestasi ke negaranya. Kenapa pengusaha asal Indonesia? Karena selain posisinya yang sangat dekat, orang Indonesia sudah lama berinteraksi dengan warga Timor Leste dan yang terpenting pengusaha Indonesia dianggap sudah berpengalaman membangun.

“Kami ingin pengusaha Indonesia mentransfer ilmunya kepada para pengusaha Timor Leste,” ujar Presidente Camara Do Comercio E Industria De Timor Lesta (Kadin) Oscar Lima pada pertemuan di Kantor Kadin Timor Leste, Sabtu (23/8). Namun ia mengatakan, mencari jodoh atau pasangan yang tepat bukanlah pekerjaan yang mudah.

Ia menyarankan, para pengusaha asal Sumatera Utara untuk benar-benar melihat partner yang tepat akan usahanya yang dibuat bisa maju dan berkembang. Hal ini juga yang ditekankan Menlu Guterres pada sejumlah pertemuan Kadin Sumut, baik dengan pihak pengusaha maupun pemerintah Timor Leste.

Pada pertemuan di Ocean View--sebuah restoran di pinggir pantai Dili--Menlu Guterres didampingi Menteri Perdagangan dan Industri Antonio Da Conceicao, Menteri Kesehatan Sergio Lobo, Menteri Pertanian dan Perikanan Mariano Sabino, Menteri Internal Administrasi Jorgeteme, Sekretaris Negara Bi­dang Sektor Swasta Veneranda, Mission Unit of Timor Leste, Indonesia, Australia Growth Triangle (TIA-GT) Joao Goncalves dan lainnya, Menlu Guterres menggungkapkan, Timor Leste memiliki sejumlah potensi yang bisa digarap pengusaha asal Sumut se­perti, sektor konstruksi, properti, perta­nian, peri­kanan, farmasi dan lainnya.

Soal potensi ini diakui Tomi Wistan. To­mi yang merupakan mantan Ketua Reales­tat Indonesia (REI) Sumut dan sekarang merupakan salah satu pengurus REI di pusat, mengakuti potensi bidang properti di Timor Leste cukup besar. Namun kendalanya ada pada soal regulasi atau aturan. “Sebelum kita melakukan kerjasama, harus ada aturan yang jelas soal ini,” tegasnya.

Di sisi lain, Ivan Iskandar Batubara mena­war­kan ide pembangunan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat bawah. “Kita tidak perlu berbicara muluk-muluk dan besar-benar. Bagaimana kalau kita mulai usaha dari yang kecil namun menyentuh masyarakat bawah,” ujarnya Ivan menawarkan.

Ivan misalnya menawarkan, usaha peternakan atau perkebunan yang melibatkan masyarakat. Ide ini disampaikan berdasarkan pengalamannya membangun kebun dengan sistem plasma pada masyarakat sekitar. “Jadi semua akan merasa memiliki. Kalau ini yang terjadi maka kita bisa menghasilkan ternak yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.

Soal ide kecil namun menyangkut kehidupan masyarakat secara langsung disampaikan Yansen Anggusti. Pengusaha muda yang berkecimpung di bidang kopi dan body building menyampaikan ide kenapa tidak dibuat semacam pusat kebugaran.

Ide yang disampaikan pada jamuan makan di kediaman Menlu Guterres ini mendapat sambutan dari Adriani dan Menlu sendiri. “Kenapa kita coba saja. Coba kamu pikirkan bagaimana kalau kita buka pusat kebugaran di kantor-kantor pemerintahan di Dili. Ini merupakan ide yang sangat baik,” ujar Adriani.

Ivan menimpali, ide kecil seperti ini yang bisa cepat direalisasikan. “Kita berharap sekali lagi datang ke Timor Leste ini bisa diwujudkan,” ujarnya.

Ide-ide sederhana yang muncul dari pengusaha asal Sumut ini yang membuat Menlu Guterres terkesan. Hal ini bisa dilihat dari raut wajahnya. Ia sangat senang sekali dengan kehadiran rombongan Kadin Sumut. Buktinya, ia langsung mengundang rombongan Kadin makan di rumahnya sebelum kembali ke Indonesia. “Seingat saya, sejak mendampingi Bapak baru kali ini ia mengundang tamu makan di rumahnya. Sebelumnya hanya para jenderal dan hanya bercakap-cakap saja,” katanya.

Konsul Kehormatan

Bukti lain, ia minta Ivan Iskandar Batubara menjadi Konsul Kehormatan Timor Leste untuk Pulau Sumatera. “Saya akan mengusulkan kepada Perdana Menteri Xanana Gusmao untuk mengangkat Ivan menjadi Konsul Kehormatan Timor Leste untuk Pulau Sumatera,” ujarnya.

Pernyataan spontan ini langsung mendapat aplaus dari seluruh yang hadir. Untuk menindaklanjutinya, Menlu Guterres minta Ivan untuk mengirimkan daftar riwayat hidupnya. “Senin (25/8) akan saya sampaikan pada perdana menteri sehingga ketika Bapak Presiden SBY berkunjung ke Dili Selasa (26/8) hal ini bisa langsung disampaikan padanya,” ujar Menlu Guterres serius.

Semoga kunjungan Kadin Sumut ke Timor Leste ini menghasilkan sesuatu yang baik bagi keduanya. Seperti kata Adriani, sesuatu yang dilandasi dengan niat baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Semoga!

()

Baca Juga

Rekomendasi