Medan, (Analisa). Anggota Komisi D DPRD Sumut, Drs Baskami Ginting meminta Pemprovsu melalui Dinas Bina Marga untuk memperhatikan jalan lintas Tele di Merek menuju kawasan objek wisata Pulau Samosir. Pasalnya, kondisi jalannya sangat jelek dan rawan kecelakaan karena sepanjang jalan tersebut tidak memiliki pembatas jalan (pagar jalan).
“Kita melihat, jalan menuju Pulau Samosir melintasi jalan Tele sangat-sangat rawan dan membuat kita tidak nyaman ketika melintas, karena di tepi jalannya tidak ada pembatas dan langsung jurang,” ujar Baskami Ginting kepada wartawan, di gedung dewan, Kamis (8/1).
Menurutnya, Pemprovsu melalui Dinas Bina Marga maupun Dinas Perhubungan Provsu memberi perhatian serius terhadap kondisi jalan tersebut dengan membuat pembatas jalan (pagar disepanjang tepi jalan), karena jalan Tele kawasan Merek itu merupakan jalan provinsi.
Sebelumnya politisi melakukan perjalan mengunjungi objek wisata di Pulau Samosir pada liburan tahun baru 2015. Hasilnya dijelaskan, Pulau Samosir memiliki berbagai jenis objek wisata yang merupakan bagian dari objek wisata Danau Toba, seperti objek wisata pasir putih dan lainnya layak ‘dijual’ kepada wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
“Objek wisata tersebut bisa menjadi andalan pariwisata Danau Toba, jika didukung sarana dan prasarana terutama infrastruktur dan transportasi yang memadai, sehingga pengunjung akan lebih aman dan nyaman,” ujarnya.
Baskami Ginting mengakui, untuk mengunjungi objek-objek wisata di Pulau Samosir, pengunjung bisa melalui Danau Toba dengan menggunakan kapal penyeberangan dengan jarak tempuh antara 45 menit hingga 1 jam dan juga dapat melalui darat dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
“Hanya saja, kapal penyeberangan masih sangat terbatas jumlahnya, sehingga ketika pengunjung membludak seperti tahun baru kemarin, harus antri berjam-jam lamanya, sehingga alternatif lain yang dilakukan pengunjung melalui jalan darat,” ungkapnya.
Persoalannya yang menjadi kekhawatiran, kata Baskami lagi, infrastruktur jalan di Jalan Tele yang harus dilewati sangat rawan kecelakaan, karena di pinggir jalan tidak dibuat pembatas jalan, sehingga saat kendaraan yang berpapasan harus pelan-pelan bergerak secara bergantian, apalagi lebar badan jalan tidak terlalu besar.
Dengan tidak adanya pembatas jalan di kawasan objek wisata, ungkapnya, dapat membuat wisatawan yang datang berkunjung merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut bisa berdampak menurunnya jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata. Otomatis akan berdampak terhadap pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata juga menurun
“Wisatawan tidak hanya sekadar mengunjungi objek wisata tetapi mereka juga membutuhkan fasilitas pendukung yang bisa membuat mereka merasa nyaman selama berada diperjalanan,” ujarnya. (maf)