Serdang Bedagai, (Analisa). Pembangunan Pelabuhan Mini yang dananya bernilai Rp 16 M di Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) sejak selesai dikerjakan hingga kini belum pernah dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya bahkan kondisinya saat ini sudah hancur lebur dan tidak diketahui secara pasti siapa yang bertanggung jawab.
Pembangunan pelabuhan mini ini merupakan proyek Departemen Perhubungan Direktoral Jenderal Perhubungan Laut diduga syarat KKN dikerjakan beberapa tahapan dan dalam pembangunanyapun diduga tidak dilakukan survei/studi kelayakan bagaimana idealnya bangunan ini dilaksanakan dan apakah memang pas lokasinya,karena akses jalan menuju ke lokasi tidak ada kecuali hanya melalui jalan pintas disamping rumah warga.
Dalam pembangunan pelabuhan yang menghabiskan uang rakyat ini bertahap dan pada tahap pertama dimualai pda tahun 2007 dengan besaran dana Rp. 2.232.5000.000,- untuk peleningan dan dikerjakan rekanan PT.Mitra Persada Jaya Medan. Tahanap berikutnya pembangunan Fasilitas Operasional Pelabuhan senilai Rp. 6.950.005.000, dengan sumber dana APBN 2009 dikerjakan oleh PT Mitra Persada Jaya Medan dengan Suverviser CV. Rancang Bangun Consultan.
Kemudian pembangunan dermaga beton sepanjang 7 X 38 meter dan pekerjaan Talub sepanjang 143 meter dengan nilai borongan RP. 3.850.846.000, dan dua unit pos jaga,gapura, WC serta pembuatan pagar dengan suverviser: CV. Hawarins Consultan dan terakhir dibangun gedung perkantoran dan tower penampungan air bersih senilai Rp. 2 M.
Walaupun pelabuhan dan fasilitasnya sudah selesai sejak tahun 2010, tetapi hingga kini tidak ada kegiatan layaknya terminal transprtasi laut sebagaimana peruntukan dibangunnya pelabuhan tersebut. Meskipun tidak pernah digunakan kondisi pelabuhan tersebut sudah kupak kapik dan rusak parah, begitu juga atap bangunan gudang telah dibongkar.
Masyarakat Desa Bagan Kuala mengatakan awal adanya pembangunan yang dikatakan nilainya cukup mahal itu merasa sangat berterima kasih, karena kami berharap desa kami yang terpencil ini akan dapat menikmati kemajuan dan akan dapat pula memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat yang keseharian mencari nafkah dengan melaut.
Sebagaimana yang dikatakan salah seorang warga setempat Djafar (64) kepada wartawan, Minggu (11/1) begitu besar dana yang ditanamkan di desa ini, tetapi masyarakat tidak dapat menikmatinya, kecuali kesengsaraan yang dulunya jalan di desa ini telah diaspal hotmix, namun akibat pembangunan yang sia-sia itu basan jalan kami kini jadi hancur, ungkap Djafar dengan nada kesal dan kecewa.
Masyarakat berharap kepada pihak berwenang untuk mengaudit dan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat dalam pembutan proyek yang sia-sia itu, tambahnya. (bah)