SELAIN sayur mayur bisa ditanam secara hidroponik, bumbu dapur juga bisa ditanam dengan cara ini. Apalagi saat ini bumbu dapur seperti cabai dan bawang harganya selalu meroket.
Tidak ada salahnya kita mencoba menanam tanaman bumbu dapur itu di pekarangan rumah kita. Selain memberikan kesan hijau, setidaknya kita bisa menyiasati pengeluaran kita untuk keperluan bumbu dapur tanpa harus membelinya dengan harga mahal.
Salah satu tanaman untuk keperluan bumbu dapur yang sebaiknya ditanam di rumah sebagai tanaman pot adalah cabai. Semua jenis cabai merah dapat di tanam dalam pot, baik cabai rawit, cabai merah kriting, dan paprika.
Menanam cabai secara hidroponik skala keperluan rumah tangga pasti akan lebih banyak hasilnya daripada menanam cabai dengan media tanah saja. Memang kekurangan menanam cabai secara hidroponik ini ada di sisi perawatan, kita harus secara rutin mengontrol kadar air dan memberi pupuk (nutrisi) secara teratur.
Berbeda halnya dengan menanam cabai pada media tanah saja, akar-akar cabai dapat menyerap air dan nutrisi dari lingkungannya yang bisa dikatakan tersedia sepanjang waktu dalam kadar yang terbatas.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat kita lakukan budidaya cabai dalam pot dengan sistem hidroponik:
Siapkan wadah media tanam, wadah ini bisa saja pot bunga, kaleng bekas, ember bekas atau plastik polibek. Wadah ini gunanya hanya untuk menampung media tanam secara hidroponik yang akan kita lakukan.
Siapkan sabut kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu, hancurkan sabut kelapa tersebut hingga ukurannya kecil-kecil (kurang lebih 1/2 cm). Sabut kelapa ini gunanya untuk menyimpan air dan unsur hara untuk tanaman cabai secara hidroponik.
Siapkan serbuk gergaji atau sekam, kegunaannya sama saja dengan sabut kelapa, kita menambahkannya hanya untuk mendiferfikasi media tanam saja.
Siapkan kerikil, kegunaannya untuk menjadi tempat merekatnya akar atau memperkokoh tanaman cabai. Selain kerikil bisa juga digunakan pasir, namun lebih dianjurkan kerikil, karena kerikil akan lebih memberi space untuk pergerakan akar dalam mencari makanan di sekitar wadah.
Bibit Cabai
Sebelumnya kita asumsikan bahwa bibit cabai telah kita semai sebelumnya di tempat penyemaian.
Isi dasar dari wadah dengan sabut kelapa terlebih dahulu. Lalu isi wadah tanaman cabai hidroponik dengan campuran serbuk gergaji + sabut kelapa + kerikil (dicampur secara merata). Perbandingannya 1:1:1.
Selanjutnya isi lagi wadah dengan sabut kelapa saja.
Lapisan terakhir di lapisan paling atas isi wadah dengan kerikil saja, ini untuk mengurangi penguapan pada tanam hidroponik.
Biarkan wadah tersebut di tempat yang teduh selama sehari semalam (sebaiknya dibawah pohon atau pagar hidup).
Penyiraman
Setelah itu siram media hidroponik dengan air yang telah dicampur dengan pupuk dasar. Untuk pupuk dasar biasanya menggunakan air pupuk kompos yang telah difermentasikan. Siram hingga tingkat kebasahan 60 persen, cara mengetahui cucukan jari Anda ke dalam media hidroponik tanaman cabai lalu angkat jari tersebut. Jika jari Anda basah namun tidak meneteskan air maka itu sudah mendekati kebasahan 60 persen.
Biarkan pot tersebut selama 3 jam, setelah itu tanam bibit cabai di dalam pot tersebut. Sampai langkah ini kegiatan menanam cabai secara hidroponik telah selesai.
Hari-hari berikutnya kegitan kita hanya mengontrol kadar air dan pemupukan. Menanam cabai secara hidroponik hasilnya sudah dipastikan akan lebih banyak bila dibandingkan dengan kita menanam cabai secara tradisional. Menanam secara hidroponik berarti kita melengkapi nutrisi tanaman tersebut secara instan bagi tanaman sehingga semua unsur hara untuk pertumbuhan dapat diserap dengan sempurna. Cara hidroponik sederhana ini juga bisa dilakukan untuk menanam tomat. (Int/dn)