Oleh: Anthony Limtan. Saya mengenal Aqua Dwipayana lebih dekat ketika bertemu be-berapa teman yang memper-siapkan agenda reuni ikatan penulis suatu media terbitan Medan tahun 2012 lalu di Medan. Aqua hadir dalam pertemuan itu atas undangan panitia reuni. Ia menjamu kami makan siang sekaligus melepaskan rindu yang sarat di dada. Bayangkan hampir 30 tahun sejak terbentuknya ikatan penulis, teman-teman sudah cerai berai dan tidak pernah ketemu lagi.
Aqua hadir di antara kami selain bersilaturahmi, juga membagi pengalaman hidupnya menjadi seorang praktisi komunikasi dengan relasi yang cukup luas. Tepatnya, Aqua Dwipayana saat ini ditabalkan menjadi pakar komunikasi yang banyak diundang jajaran TNI dan Polri dalam memberikan motivasi. Selain itu, dia juga bersahabat dengan banyak pengusaha, pejabat tinggi, eksekutif perusahaan, bupati, walikota dan tentu juga media.
Narasumber
Ketika perseteruan Polri dengan KPK merebak, Aqua pun angkat bicara. Media nasional, seperti Kompas, Tempo, detik.com dan lainnya menjadikan Aqua menjadi narasumber dalam mengomentari perseteruan tersebut.
“Sebagian besar rakyat Indonesia sangat sedih dengan perseteruan yang terjadi antara KPK versus Polri. Dampak negatifnya luar biasa, tidak hanya sisi hukum tapi yang paling parah adalah di bidang ekonomi, investor dari luar enggan investasi di Indonesia,” ujar Aqua Dwipayana yang pernah lama mengajar Ilmu Komunikasi di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.
Dikatakannya, jika masalah ini tidak segera dituntaskan, ekonomi Indonesia bakal terpuruk, rupiah akan makin melemah terhadap dolar AS. Janji-janji Jokowo-JK saat kampanye untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia termasuk TNI-Polri sulit diwujudkan.
Aqua Dwipayana yang berdomisili di Bogor rutin memberikan ceramah motivasi di ratusan perusahaan dan instansi pemerintahan termasuk Kepolisan, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut. Tidak heran, saking sibuknya memberikan ceramah motivasi, dalam satu bulan pria kelahiran Pematang Siantar 45 tahun silam itu mengaku hanya 12 hari dalam sebulan dapat berkumpul dengan keluarga.
“Hari Jumat, Sabtu dan Minggu, itu adalah hari untuk keluarga. Saya tidak mau mengaduknya dengan urusan lain,” katanya.
Dari sekitar 500 kota di wilayah Indonesia, Aqua mengatakan 300an kota Provinsi, Kotamadya dan Kabupaten sudah dijajalinya. Tidak heran, akibat rutinitasnya, satu hari ia bisa naik pesawat sampai dua atau tiga kali hanya untuk memenuhi undangan berbicara.Semua itu dia jalani sambil terus belajar melalui buku-buku dan berbagai bahan bacaan.
Rabu siang, (28/1) sesaat setelah landing di Kuala Namu dari Kalimantan Barat dan transit di Jakarta, kami makan siang bersama Kabag Logistik & Umum BRI Kanwil Medan, Juni Aspan Devi di Restoran Jalan Pemuda.
Ternyata kehadiran Aqua Dwipayana untuk memenuhi undangan pihak BRI dalam memberikan motivasi kepada sekitar 300 peserta, diantaranya Kepala Wilayah dan Cabang BRI di wilayah Sumatera Utara, Kamis (29/1) di Hotel JW Marriot Medan. Setelah itu, dia harus tinggalkan kota Medan untuk memenuhi undangan ceramah di kota lainnya.
Sibuk?
Ya, sudah pasti sibuk. Namun kesibukan tersebut justru dimanfaatkan Aqua Dwipayana untuk menjalin hubungan dengan relasi.
“Saya justru “galau” jika tidak bertemu teman-teman. Sesibuk apapun pekerjaan saya, saya tidak mau terjebak rutinitas kerja. Saya selalu sempatkan mengontak banyak teman, say hallo, bertemu relasi dan berusaha membantu apa yang bisa saya bantu. Itulah cara saya mengembangkan networking,” papar Aqua yang memiliki 2500 pertemanan di Blackberry Massanger.
Dari sisi pengembangan relasi, networking-nya semakin berkembang dengan lingkungan pergaulan dari orang-orang bawah sampai orang-orang papan atas dari kalangan pengusaha dan pejabat tinggi negara atau pimpinan daerah. Kalau dia ke luar kota di banyak kota di Indonesia, maka untuk sekedar penginapan dan mobil beserta sopirnya maka dengan mudah dapat dia peroleh secara free dari para network-nya tersebut.
Ternyata apa yang didapatkan Aqua dari banyaknya relasinya, hal ini juga dilakukan untuk orang lain, sahabat-sahabat dekatnya. Saya sendiri sudah beberapa kali diundang main ke Yogyakarta. Di kota Gudeg ini ia memiliki rumah kedua, lengkap dengan mobil dan supir yang dapat digunakan sabahat-sahabatnya bila berkunjung ke Yogya.
Diawali dari Wartawan
Karir profesional Aqua Dwipayana diawali sebagai wartawan Suara Indonesia (Grup Jawa Pos) saat dia masih kuliah semester I di Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia berdarah Minang namun kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utama. Dia anak bungsu dari lima bersaudara. Dari ayahnya yang berprofesi sebagai wartawan, dia belajar memaknai kerja dan mengembangkan relasi.
Selama kuliah, selain bekerja di Suara Indonesia, Aqua juga sempat diminta bos Jawa Pos, Dahlan Iskan, untuk menjadi wartawan Jawa Pos di Malang. Aqua juga pernah menjadi redaktur Mingguan Surabaya Minggu.
Salah satu yang diwawancarainya adalah Thariq Abudan, alumni ITS yang saat itu menjadi Direktur SDM PT Semen Cibinong. Rupanya, saat itu Thariq juga mewawancari Aqua dan akhirnya menawarinya bergabung di Semen Cibinong untuk menjadi public relation (PR) Perusahaan. Awal 1995 Aqua akhirnya bergabung di Semen Cibinong yang di kemudian hari dia bahkan sempat menangani corporate communication induk perusahaannya yaitu Grup Tirtamas dengan 30-an anak perusahaan.
Setelah bekerja sepuluh tahun di perusahaan tersebut, pada akhir September 2005 Aqua memutuskan pensiun dini pada usia 35 tahun untuk memulai babak kehidupan baru yang lain. ”Banyak teman saya yang menganggap saya gila. Kenapa harus pensiun dari pekerjaan yang sudah mapan,” kata Aqua menirukan teman-temannya.
Saat bekerja di Semen Cibinong dia juga sering berkunjung ke luar kota. Saya lihat banyak orang menganggur. ”Saya ingin sharing, memotivasi mereka untuk bertindak dan sukses. Saya yakin bahwa rejeki ada di mana-mana, tidak usah khawatir,” ujarnya.
Karena itu, Aqua kemudian mendirikan usaha konsultan komunikasi bernama IMAGE Communication yang di kemudian hari telah menangani banyak klien baik untuk bidang komunikasi perusahaan maupun personal.
Dari sisi finansial, Aqua sudah tergolong mapan. Selain memberikan ceramah dengan honor belasan juta rupiah dalam hitungan jam yang mampu melebih gajinya sebulan ketika bekerja di Semen Cibinong, dia juga mengelola bisnis lain, yaitu sebagai kontraktor tambang batubara di Kalimantan.
Dalam mengembangkan networking sehingga jaringannya menjadi begitu luas, Aqua Dwipayana mempunyai mindset agar pertemanan itu selalu awet.
”Kalau kita berteman maka jaga betul kepercayaannya. Dan kalau kita berteman dengan seseorang maka pikirkan apa yang bisa kita bantu. Jangan berpikir sebaliknya, apa yang bisa kita peroleh dari teman tersebut. Kalau mau berbuat baik, tidak usah ragu-ragu,” begitu kata Aqua yang beristrikan Retno Setiasih, dan dua anaknya yaitu, Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana.
Nasehat orangtuanya yang selalu terngiang-ngiang di benaknya. ”Di mana pun berada kembangkan silaturahmi. Bantu siapa pun yang bisa dibantu, lakukan tanpa melihat suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).” Nasehat tersebut betul-betul dijalankan dan rupanya itu jugalah yang menjadi dasar dari aktivitasnya sebagai praktisi komunikasi.
Setelah lima tahun pensiun dini dari PT Semen Cibinong, kini Aqua mampu mengangkat kualitas hidupnya lebih baik. Pengalaman perjalanan kariernya pun dia persembahkan dalam buku yang ditulisnya Berhenti Kerja Semakin Kaya.
“Saya akan terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan turut membantu negeri kita tercinta melalui memberikan pencerahan bagi banyak orang,” ***