Ketua Umum Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), Masyhur Irsyam mengatakan, guna mengantisipasi perkembangan pembangunan di masa mendatang, yakni pembangunan dalam skala besar (mega-structure), seperti pembangunan gedung-gedung tinggi, jembatan-jembatan besar, timbunan dan galian tinggi sebagai tuntutan pembangunan di sektor infrastruktur.
“Konstruksi Besar atau Mega Struktur akan menghadapkan para ahli geoteknik pada tantangan-tantangan baru yang mungkin dengan problematik yang lebih kompleks. Maka itu, para ahli geoteknik diharapkan dapat memberikan solusi yang terbaik jika tidak inovasi yang menguntungkan,” katanya dalam acara Seminar Nasional yang digelar HATTI Sumut di Medan, kemarin.
Seminar Nasional yang bertema “Tantangan Geoteknik, Solusi dan Inovasi dalam Pembangunan Konstruksi Besar di Indonesia” itu dihadiri sekitar 400 peserta dari kalangan mahasiswa dan profesional.
Diungkapkan Masyhur, kedepannya, para ahli geoteknik tersebut dituntut untuk terus menerus dapat meningkatkan kompetensinya agar dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan di lapangan. Disamping itu, tentu saja dapat meminimalkan potensi terjadi kegagalan konstruksi maupun kegagalan bangunan.
Selain itu, saat ini begitu banyak perkembangan penting yang sedang dilakukan para ahli geoteknik tersebut. Di antaranya, pembuatan standar geoteknik dan kegempaan dalam bentuk SNI yang difasilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana SK Tim Penyusun yang terdiri dari HATTI dan Balitbang PU telah ditandatangani. Tak hanya itu, juga telah terbentuk tim untuk memperbaharui Peta Gempa Indonesia dan rencana pembentukan Pusat Gempa Nasional.
“Saat ini, kami juga lagi melakukan penelitian tanah untuk pembuatan jalur kereta api Medan-Aceh. Kami juga sangat senang karena antusias dari peserta sangat tinggi, dan berharap kegiatan rutin untuk saling tukar pikiran dalam hal pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketua Komda HATTI Sumut, Kores Sirait menambahkan, saat ini sangat dibutuhkan ahli teknik tanah yang bersertifikat. Pasalnya, dalam pembangunan suatu kontruksi besar dibutuhkan teknologi dan inovasi di bidang geoteknik yang terus berkembang. Sehingga semakin banyak insinyur sipil khususnya yang bergerak di bidang geoteknik yang berdomisili di Sumut dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek yang ada.
“Untuk di Sumut sendiri baru ada sekitar 20 orang ahli teknik tanah. Maka itu melalui kegiatan ini diharapkan lebih banyak lagi ahli teknik tanah yang bersertifikasi,” tambahnya di dampingi Ketua Acara Seminar Nasional, Samsuardi dan Koordinator Acara, Irwan. (ik)