Cerpen

Guruku, Idolaku

Oleh: Mirna Alfiani. HARI ini aku bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah bertemu dengan teman-teman dan pak Hasan, dia merupakan guru Matematika sekaligus wali kelas aku di sekolah. Karena kalau sudah pak Hasan mengajar didalam kelas kami semua sangat antusias mendengarkannya dan dia juga selalu pandai membuat kelucuan-kelucuan sehingga kami semua tidak bosan. Pak Hasan merupakan guru yang paling aku idolakan, karena dia sangat baik hati, murah senyum, sabar, tegas dan tentunya pandai membuat kelucuan.

Bel pun berbunyi, tanda pembelajaran akan dimulai. Tak lama kemudian pak Hasan datang dan langsung memulai pembelajaran. Ketika di tengah pembelajaran berlangsung pak Hasan memberitahukan sebuah informasi bahwa di hari Rabu, tanggal 25 November 2015 tepatnya di perayaan hari guru kami diwajibkan untuk hadir ke sekolah untuk melaksanakan upacara serta mengikuti perlombaan yang yang diikuti oleh para guru-guru. Setelah mendengar informasi tersebut kami semua antusias untuk mempersiapkan sebuah kejutan untuk pak Hasan.

Sepulang sekolah aku dan teman-teman berkumpul untuk membicarakan kejutan apa yang akan diberikan kepada pak Hasan. “Nino... kita mau kasih apa nih untuk wali kelas kita?” tanya Diki padaku. “Kalau kita kasih kue bolu aja gimana teman-teman?” Tanyaku

Setuju biar Mama aku saja yang buat kue bolunya, soalnya Mama aku jago sekali buat kue yang enak.” Jawab Nisa temanku yang perempuan. “okeeeee..!!!”

Setelah semuanya setuju dengan pilihan itu, mereka semuapun beranjak pulang ke rumah masing-masing.

Malam harinya, setelah selesai mengerjakan PR. Aku memutuskan untuk membuat sebuah puisi untuk wali kelas idolaku, yaitu Pak Hasan.

Oh guruku...

Kaulah yang selalu mengajari kami dengan kesabaran

Kau tidak pernah marah, walaupun kami nakal

Terima kasih atas jasa-jasamu, kaulah pahlawan tanpa tanda jasa itu

Tetaplah menjadi guru idola kami, pak.

Kami semua sayang bapak

Hanya sebuah puisi yang bisa kami hadiahkan untukmu

Selamat hari guru untuk idola kami, pak Hasan.

Dari murid-muridmu, kelas IV B

Setelah selesai menulis puisi, akupun memasukkan pusi itu kedalam tas. Dan langsung beranjak tidur, karena sudah tidak sabar menunggu besok pagi membacakan puisi untuk pak Hasan.

Paginya, kami semua melaksanakan upacara di lapangan sekolah dalam memperingati hari guru. Setelah selesai kamipun masuk ke dalam kelas masing-masing terlebih dahulu sebelum acara perlombaan dimulai.

Setibanya di kelas, kami semua menyanyikan lagu Hymne Guru untuk pak Hasan sambil memberikan sebuah kue bolu untuknya.

Terlihat sangat jelas raut wajah pak Hasan begitu terharu, senang, bahkan sampai meneteskan airmata. Aku juga langsung maju ke depan kelas untuk membacakan puisi yang aku buat tadi malam. Sungguh, itu merupakan hari yang paling bersejarah yang akan selalu dikenang pak Hasan.

Dan akhirnya suasana di dalam kelas pun jadi haru, penuh dengan kebahagian dan kami semuapun bersalaman dengan pak Hasan. ***

()

Baca Juga

Rekomendasi