Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah yang memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan syariat Islam. Dengan bekerja dan beribadah manusia dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Allah SWT memerintahkan manusia selalu berdoa dan berusaha sehingga apa yang dilakukannya membuahkan hasil. Bagi manusia yang bekerja dan berusaha mengubah nasibnya jangan lupa tujuan terakhir kita adalah untuk akhirat.
Meski demikian, setiap orang pasti akan terjebak dari salah satunya; dunia atau akhirat.
Orang yang terjerat pada dunia, ia akan selalu bekerja keras dan berusaha agar apa yang dilakukannya di dunia ini dapat membahagiakan dirinya, seakan-akan kehidupan di dunia ini abadi sehingga memunculkan sikap hidup materialisme dan hedonisme.
Sedangkan orang yang terjerat hanya pada kepentingan akhirat, maka ia akan selalu terus menerus beribadah tetapi melupakan kenikmatan di dunia, berusaha menjadikan dirinya agar dekat kepada Allah.
Insan Nurrohiem, penulis buku Bekerjalah untuk Duniamu, Jangan Lupa Akhiratmu, mencoba memotivasi kepada kita agar melakukan pekerjaan sebagai ujud dari kehidupan di dunia, namun tidak melupakan kehidupan akhirat.
Para pemuda dan pemudi yang ingin sukses, jangan bermalas-malasan. Mereka harus berusaha dan berdoa semaksimal mungkin agar hidup yang ia jalani menjadi lebih baik. Seorang yang mempunyai ilmu akan lebih mudah dalam meraih kesuksesan apabila ilmu itu digunakan sebaik mungkin dan bermanfaat bagi orang lain.
Buku ini mencoba memberi nasihat agar manusia bekerja di dunia harus dibarengi dengan mengingat akan kehidupannya di akhirat.
“Dunia ini sebagai tempat untuk bercocok tanam, dan buahnya akan dipetik di akhirat kelak.
Bahwa keberhasilan seseorang dalam kerja dunianya, tidak bisa dilepaskan dari semangat dan kemauan untuk mengapai akhirat. Dengan demikian, seseorang tidak dikatakan sukses meraih dunia jika di dalam benaknya tidak memunculkan semangat menggapai akhirat (hal. 208-209).
“Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan esok kamu tiada” (Abdullah Amr bin Ash).
Ungkapan ini menegaskan bahwa bekerja adalah aktivitas yang tidak boleh dipisahkan, sebab keduanya merupakan perintah Allah SWT kepada manusia.
Akhirnya, buku ini patut untuk direkomendasikan untuk mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaannya dan mereka yang sibuk dengan ibadahnya semata.
Peresensi: Khairul Azmi, Mahasiswa FDK Semester 1 dan anggota magang LPM Dinamika UIN SU