Pembangunan Jembatan Dua Jalur Lamnyong Dimulai

Banda Aceh, (Analisa). Gubenur Aceh, Zaini Abdullah meresmikan dimulainya (ground breaking) pembangunan ganda Jembatan Lamnyong, Kota Banda Aceh sepanjang 300 meter, Senin (30/11).

Jembatan senilai Rp89 miliar tersebut, nantinya dikerjakan oleh PT Waskita Karya, dan pengawasannya dipercayakan kepada PT Lavita Inti. Nantinya jembatan tersebut akan mengurai kemacetan yang sering terjadi selama ini akibat padatnya lalu lintas menuju dan dari Kampus Darussalam.

Turut hadir Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda, Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Rizal Aswandi, Kepala Biro Humas Setda Aceh, Frans Dellian dan sejumlah Kepala SKPA di lingkungan Pemerintah Aceh.

Gubernur Zaini dalam sambutannya mengatakan, ruas Jembatan Lamnyong memiliki posisi strategis dalam mendukung gerak ekonomi, sosial dan budaya di wilayah itu. Jalur tersebut  juga akses utama bagi masyarakat yang ingin menuju Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry.

“Kondisi yang berjalan selama ini menuntut keberadaan jembatan yang lebih akomodatif. Karenanya pada tahun pertama memimpin Aceh, saya telah meminta agar pembangunan jembatan ini harus menjadi salah satu prioritas di masa kepemimpinan saya sebagai bagian program infrastruktur Pemerinatah Aceh dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” kata Gubernur Zaini.

Dikatakan, jika proyek jembatan ini selesai, kemacetan di pagi dan sore hari di jembatan tersebut dapat teratasi. Karena akan ada dua jembatan yang bisa digunakan, yaitu jembatan lama yang lebarnya sekitar 6 meter dan jembatan baru selebar 8,75 meter. Keduanya memiliki panjang sekitar 300 meter.

Tepat Waktu

Zaini meminta kepada pelaksana proyek PT Waskita Karya, untuk dapat mengerjakan jembatan tersebut tepat waktu, dan tentu saja tidak mengabaikan kualitas. “Saya harapkan kepada PT Waskita Karya selaku pelaksana dan PT Lavita Inti sebagai pengawas agar bekerja secara maksimal dengan memperhatikan aspek kualitas, lingkungan dan ketepatan waktu,” ujar gubernur.

Zaini menegaskan, dari hal yang ia ketahui, pelaksanaan proyek ini memiliki durasi waktu selama 451 hari, dan itu berarti pada pertengahan tahun 2017 baru selesai, namun dirinya meminta pihak kontraktor pelaksana untuk dapat mengerjakannya lebih cepat. “Kalau bisa jembatan ini lebih cepat diselesaikan, sebab sangat dinanti dan dibutuhkan masyarakat, khususnya pelajar, mahasiswa dan masyarakat sekitar,” tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Rizal Aswandi menambahkan, jembatan yang dibangun tersebut memiliki lebar 8,75 meter. Selain jembatan, proyek ini juga termasuk pengerjaan under pass, ramp dan fly over.

Keberadaan jembatan ini sudah sangat diharapkan oleh masyarakat, dan Pemerintah Aceh sendiri, telah melakukan perencanaan pembangunan jembatan sejak tahun 2011.

Selain jembatan Lamnyong, di Kota Banda Aceh, Pemerintah Aceh juga mencanangkan pembangunan Jembatan Krueng Cut, dan juga jalan layang fly over di kawasan Simpang Surabaya.

Rizal melanjutkan, khusus pembangunan jembatan Krueng Cut yang dananya bersumber dari APBN, dimaksudkan untuk mendukung kawasan Pelabuhan Krueng Raya, sebagai salah satu sentra perekonomian Aceh. (mhd)

()

Baca Juga

Rekomendasi