Melihat ‘Dapur’ Keluarga Somat

Mimpi Cimahi Menjadi Pusat Animasi Internasional

DILIHAT sekilas tidak ada yang istimewa dengan Baros Information Technology Creative Cimahi (BITC). BITC hanyalah sebuah gedung bercat kuning dan merah yang berada di  Jalan MHS Mintareja, Cimahi,  Jawa Barat.

Seperti gedung-gedung lainnya, BITC juga dijaga petugas satuan pengamanan (satpam). Ketika penulis bersama sejumlah jurnalis diajak Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat berkunjung ke gedung tersebut, sang satpamlah yang pertama menegur ramah.

“Pak Rudy pesan langsung saja naik ke lantai IV,” ujarnya. Rudy yang dimaksud adalah Rudy Suteja, Ketua Cimahi Creative Association (CCA). Rudy memimpin CCA sejak 28 Oktober 2009. Lalu, 28 Oktober 2014 masa jabatannya berakhir. Namun ia terpilih kembali untuk periode kedua hingga 28 Oktober 2019.

Di lantai I, penulis tidak menemukan aktivitas apa-apa. Namun begitu keluar dari pintu lift di lantai IV, kami menyaksikan puluhan anak sedang mencoret-coret kertas di lantai. Begitu memasuki ruangan yang ada di lantai tersebut terlihat anak dengan usia yang lebih tua terlihat menggambar di atas kertas. Sebagian lagi menggambar di layar komputer.

Belum semua sudut ruang dimasuki, Rudy Suteja langsung menyongsong dan membawa kami ke ruang pertemuan. “Kita ngomong-ngomong dulu. Nanti setelah itu baru lihat-lihat seluruh ruangan,” ujarnya.

Saat menerima kami, Rudy didampingi Megawati, Kepala Bidang (Kabid) Industri Perdagangan dan Pariwisata (Indagpar), Dinas Koperasi, UKM, Industri, Perdagangan, Pertanian dan Perternakan (Kopindagtan) Kota Cimahi.

Megawati menjelaskan, Cimahi   adalah sebuah kota kecil di Jawa Barat yang resmi menjadi daerah otonom pada 21 Juni 2001 setelah mekar dari Kabupaten Bandung. Dengan luas hanya 4000 km2 Kota Cimahi terdiri atas 3 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 15 kelurahan.

Pada awal berdiri tahun 2001, penduduk kota ini hanya sekitar 300.000 jiwa. Namun sekarang jumlahnya menjadi hampir dua kali lipat.

Megawati mengatakan, dibanding kabupaten/kota lain di Jawa Barat yang memiliki keunggulan sehingga bisa dijual kepada wisatawan, Cimahi bisa dikatakan tidak memiliki apa-apa. Atas dasar itulah Pemerintah Kota Cimahi menggagas didirikannya BITC. BITC direncanakan sebagai ikon dari kota Cimahi. Ini adalah bagian dari konsep Pemerintah Kota Cimahi untuk menjadikan Baros sebagai pusat kegiatan kreativitas berskala nasional maupun international.

Keberadaan BITC ini kemudian didukung dengan lahirnya CCA. CCA merupakan wadah bagi para pelaku industri kreatif yang berlokasi di Cimahi. CCA terdiri dari tujuh tujuh sektor industri kreatif yaitu, film & fotografi, ICT, animasi/komik/game, kerajinan&seni, desain, fashion dan wisata.

Berkembang Pesat

Rudy mengatakan, konten digital kreatif menjadi garapan utama komunitas CCA di BITC. Industri kreatif khususnya animasi dan film merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di dunia dan cukup menggiurkan. Secara global, peluang ekonomi kreatif di pasar internasional pun kian besar

Pada awal berdiri (2010), CCA hanya mampu memperoleh penghasilan Rp  40 juta. Tahun berikutnya (2011) meningkat menjadi Rp 3,5 miliar. Kemudian 2012 Rp 4,5 miliar, 2013 Rp 7 miliar dan 2014 menjadi Rp 11 miliar. Tahun 2015 ditargetkan menjadi Rp 15 miliar.

Untuk mewujudkan target tersebut, CAA pun menggelar berbagai workshop animasi gratis untuk menumbuhkan bakat-bakat animator. Para pengajarnya, para pakar yang merupakan instruktur profesional serta penggerak animasi di Cimahi.

Kemampuan anak-anak muda di CCA ini tak bisa dipandang remeh. Selain memenangkan sejumlah penghargaan kompetisi, mereka sudah terlibat dalam sejumlah proyek animasi.

Dikatakan Rudy, animasi di kota Cimahi berbeda dengan di kota lainnya. CCA adalah pusat informasi animasi di mana semua orang dari berbagai daerah datang. CCA menerima kunjungan siswa, baik hanya sekadar melihat naupun tempat magang dan workshop bagi mereka yang ingin belajar animasi.

Dalam waktu dekat, CCA rencananya juga akan membuka sekolah khusus animasi, Baros Community College. Ide ini bermula dari banyaknya masukan warga yang ingin agar BITC diformalkan dalam bentuk lembaga pendidikan.

Selain sekolah animasi, CCA juga berkeinginan mendirikan Baros Creative Park. Isinya ada Baros Community College , studio animasi, aktifitas komunitas. Creative Park ini akan menjadi kawasan untuk menampung pengembangan industri kreatif, jadi ada sekolahnya, inkubatornya, komunitasnya, menjadi sebuah ekosistem yang mendukung.

Dapur Keluarga Somat

Usai mendengar penjelasan, kami kembali diajak berkeliling gedung khususnya di lantai IV yang menjadi pusat denyut aktivitas BITC.

Di sini kami melihat proses pembuatan film animasi Keluarga Somad yang ditayangkan salah satu televisi swasta nasional. Memang tidak menyangka, Keluarga Somat lahir dari sebuah kota kecil di Indonesia. Tapi kenyataan memang demikian.

“Kami saat ini sedang membuat animasi yang lebih hebat lagi,” ujar Rudy. Namun ketika didesak film animasi apa yang sedang digarap itu, Rudy masih merahasiskan. Pastinya, lebih baik dan hidup dari sebelumnya.

Yang pasti kreator Keluarga Somad adalah sosok-sosok muda yang sangat kreatif. Mereka ini kata Rudy juga menghasilkan sejumlah iklan baik dari perusahaan swasta nasional maupun internasional dengan bayaran yang cukup besar.

Ada satu iklan yang tayangnya hanya sekitar satu menit tapi upah ‘capeknya’ cukup lumayan hampir Rp 1 miliar. Kapan Kota Medan (Provinsi Sumatera Utara) punya inisiatif seperti Cimahi? (Rizal R Surya)

()

Baca Juga

Rekomendasi