Pusat Pelatihan “Planter”

TAK banyak yang tahu di bagian timur dari Kota Pekanbaru, sekira 50 kilometer terdapat sebuah pusat pelatihan untuk mencetak tenaga-tenaga terampil dan profesional. 

Letaknya di kebun sawit, nama pusat pelatihan itu, April Asian Agri Learning Institute (AAALI).

Sejak berdiri 5 Januari, 13 tahun silam, pusat pelatihan telah mendidik dan melatih sedikitnya 1.499 tenaga ahli di bidang kelapa sawit atau akrab disebut “planter”. 

Hari Selasa (27/1), penulis dan sejumlah wartawan Pekanbaru ke pusat pelatihan yang berada di daerah Buatan, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, Riau ini.

Bangunan tempat pelatihan ini berdiri di tanah yang sedikit berbukit dengan hamparan hijau tanaman kelapa sawit.

ISO 9000:2008

Manajer Pelatihan AA ALI Sufryadi yang memperkenalkan pusat pelatihan tenaga profesional di bidang kelapa sawit dan pembibitan akasia itu dulunya bernama Training Centre Buatan (TC Buatan).

Seiring dengan perkembangan untuk makin meningkatkan kualitas dan kuantitas program, pada tahun 2005  berubah menjadi AAALI.

“Tujuan didirikan pusat pelatihan ini tidak lain untuk menyiapkan calon planter yang handal,” jelasnya.

Sebuah pencapaian di tahun 2007, berhasil menerapkan sistem manajemen mutu  ISO 9000:2008, yang disertifikasi oleh Sucofindo. 

“Sejak mengantongi ISO itu, pusat pelatihan ini dinyatakan sangat berkompeten melaksanakan program untuk planter, berdasarkan audit kurikulum dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya dan Universitas Sumatera Utara,” ucapnya.

Secara garis besar, materipelatihan itu dibagi dalam 4 program. Pertama, Reguler Graduate Training yang  bertujuan menyiapkan karyawan baru, terutama karyawan lapangan dan calon staf.

Kedua, program non reguler, yakni pelatihan untuk mengembangkan kompetensi karyawan setelah bergabung  menjadi karyawan. Program non reguler ini terdiri pelatihan penyegaran managerial dan leadership; program untuk meningkatkan soft skill (managerial leadership competencies), dan beberapa materi lain.

Program ketiga, vendor yang merupakan program pelatihan untuk mengembangkan kompetensi karyawan melalui pelatihan penggunaan dan perawatan alat, bahan dan mesin-mesin.  Program diberikan oleh pihak III (produsen, prinsiple, distributor, agen, supplier, formulator, dan sebagainya).

Berbagai Daerah

Terakhir, program Pengembangan Khusus, yaitu program berupa pelatihan atau non pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan human capital (HC) terutama dari aspek motivasi dan budaya perusahaan, misalnya workshop corporate culture, surat kompetensi mandor, klinik kerja, centre of excellent dan sebagainya. “Masa pelatihan paling lama 6 bulan,’’kata Sufryadi.

Peserta latih atau trainee, tidak hanya berasal dari Provinsi Riau tetapi juga dari daerah lain di Sumatera, bahkan juga dari sejumlah daerah di Pulau Jawa. Seperti Yudha A Trijatmiko dari Jember, Jawa Timur.

“Saya tahu pusat pelatihan ini dari website. Di tempat pelatihan ini saya diberikan pengetahunan tentang kedisiplinan dan perkebunan kelapa sawit,’’ kata alumnus Universitas Brawijaya ini. (denny winson)

()

Baca Juga

Rekomendasi