Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 15 tokoh pemasaran terbaik di Aceh berhasil meraih penghargaan Marketer of The Year Banda Aceh 2015 untuk berbagai kategori usaha dan perusahaan yang mereka gerakkan selama ini.
Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan Gubernur Aceh diwakili Asisten II Setdaprov Azhari Hasan didampingi Founder & CEO MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya dan Kapolda Irjen Pol Husein Hamidi di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Selasa (7/4).
Ke-15 tokoh pemasaran yang beruntung tersebut adalah Dirut BPR Mustaqim Suka Makmur, Teuku Hanansyah (perbankan), Manager Marketing BPJS Ketenagakerjaan, Awalul Rizal, Deputy Bisnis Area Banda Aceh PT Pegadaian Syariah, Mulia Manaf, Kepala Cabang PT Dunia Barusa Toyota, Fauzi Muhammad.
Menyusul GM PT Garuda Indonesia Cabang Banda Aceh, Nano Setiawan, Manager Bisnis Telkom Witel Aceh, Agus Riyono, Direktur RSUZA Banda Aceh, dr.Fachrul Jamal, Sp.AN KIC, Marketing Branch Manager PT Pertamina Aceh, Aribawa, GM PT Angkasa Pura II Bandara SIM, Joko Sudarmanto, Dirut PT Flamboyan Huma Artha, Alwin Abdullah.
Kemudian Asisten III Pemko Banda Aceh, M.Nurdin, Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Aceh, AKBP Adnan, Pimpinan Usaha Warung Kopi Solong Ulee Kareng, Abu Solong, Pemimpin Perusahaan Serambi Indonesia, Muhammad Din, dan Owner Piyoh, Hijrah Syahputra Yunus.
Gubernur Aceh diwakili Asisten II Azhari Hasan dalam sambutannya menyatakan, dunia usaha dan UKM di Aceh kerap mengembangkan usahanya dengan menomorduakan pemsaran.
“Kita sangat terobsesi menghasilkan produk yang baik, tapi tidak siap dalam menghadapi pasar bebas,” katanya saat membuka acara Indonesia Marketeers Festival 2015 di Hotel Hermes Palace Hotel Banda Aceh.
Semestinya paradigma itu harus dibalik. Malah jika dibuat perangkingan, harusnya pemasaran menjadi pertimbangan terlebih dahulu ketimbang kualitas produk, sebab marketing adalah roh atau sumber utama dalam setiap usaha. “Jika marketingnya gagal, tidak ada alasan lain, pasti usaha itu akan layu,” kata gubernur.
Memahami Strategi
Menurutnya, sangat penting bagi setiap dunia usaha untuk memahami strategi marketing dalam menembus pasar, termasuk strategi dalam memanfaatkan teknologi informasi. Sebab, teknik pemasaran menjadi salah satu kendala utama Aceh dalam bersaing di kancah global.
“Terkadang kita heran melihat produk yang kualitasnya biasa-biasa saja, tapi mampu melakukan penetrasi pasar yang sangat baik. Di sisi lain, kita mungkin pernah melihat sebuah produk yang berkualitas, tapi tidak laku di pasaran. Di sinilah pentingnya strategi marketing, sehingga produk usaha yang dikembangkan masyarakat Aceh mendapat pasar yang menjanjikan,” jelasnya.
Doto Zaini itu menjelaskan, marketing atau pemasaran merupakan hal utama untuk dikembangkan karena sangat erat kaitannya dengan langkah untuk mempromosikan, menginformasikan, dan menawarkan produk kepada konsumen. Dengan pemasaran yang baik maka penjualan produk atau layanan jasa pasti akan meningkat.
Indonesia Marketers Festival (IMF) 2015 didukung penuh oleh Astra, dengan mengusung thema; “Making Indonesia WOW! City, Creativity, and Commerce”. Acara yang digelar selama dua hari itu diharapkan mampu mengumpulkan 10.000 marketing enthusiasts dari berbagai kota di Indonesia. (mhd)