Oleh: Azmi Ts. ANTARA Februari-Maret tahun 2015, terasa istimewa, karena ada peristiwa langka di lingkungan Universitas Negeri Medan (Unimed). Tiga momen bersejarah, hadir berbarengan tempatnya di Jurusan Senirupa Fakultas Bahasa dan Seni.
Pertama, momen peresmian galeri senirupa. Tempat itu resmi menjadi “Galeri Baginda”. Pemilihan nama ini diabadikan sekaligus untuk mengenang jasa sebagai sesepuh ketua jurusan pendidikan senirupa pertama ketika dahulu berstatus IKIP Negeri Medan. Kedua, momen membangun kerjasama antar lembaga, dalam hal kajian kultural pihak Universitas HKBP Nomensen (UHN) dengan Universitas Negeri Medan (Unimed). Ketiga, momen pameran tunggal Sofian Sagala salah satu dosen senior di jurusan senirupa yang telah mengabdikan dirinya hampir 30 tahun bertugas.
Peristiwa peresmian galeri senirupa Baginda, salah satu fasilitas yang akan digunakan mahasiswa jurusan senirupa kelak unjuk karya selama studinya. Setiap mahasiswa diwajibkan melaksanakan minimal sekali berpameran tunggal, sebagai pertanggungjawaban kompetensi meraih sarjana pendididikan senirupa Unimed.
Sasaran terdekat adalah diresmikannya galeri seni Baginda bertujuan untuk menjawab tantangan ke depannya, senirupa bukan hanya milik kalangan akademik. Sasaran menengahnya untuk beraktivitas (pameran), berasal dari Unimed sendiri maupun alumni serupa di luarnya.
Sasaran jangka panjangnya galeri ini harus bisa melebarkan sayapnya ke unit terluar, yakni masyarakat luas. Artinya galeri ini bersifat terbuka untuk menarik calon mahasiswa agar berbondong-bondong belajar di sini dan beraksi senirupa. Ketua galeri senirupa Baginda saat ini di jabat Mangatas Pasaribu mengemban tugas berat yakni menyusun programnya.
Termasuk jajarannya untuk membuktikan kinerja yang terukur dan sukses tentunya. Galeri senirupa tak hanya ruang untuk memajang karya yang akan digelar (berpameran). Selayaknya lembaga nirlaba ini sebagai tempat (wadah) merencanakan, proses aksi dan pengembangan ilmu seni.
Untuk itu program awal digelarlah kerjasama dengan lembaga kajian Batak sekaligus pusat dokumentasi kultural UHN. Saat peresmian para pimpinan masing-masing diadakan kesepahaman bersama (MoU) untuk melestarikan budaya lokal. Para mahasiswa senirupa Unimed diharapkan lebih banyak menggali seni bermuatan lokal (local genius), dari berbagai etnis di Sumatera Utara.
Sungguh tepat momen ini digalakkan, mengingat pusat kajian budaya etnis Sumatera Utara lebih banyak dilakukan orang dari pulau Jawa bahkan orang asing. Kenapa selalu kerangka rekam jejak seniman lukis nusantara harus orientasi ke Jawa? Padahal seniman lukis juga banyak tersebar di luar Jawa.
Memang tak dipungkiri pengaruh pelukis etnis Jawa suka kerja keras dan tahan banting, sulit terbantahkan di sini. Hal ini juga diakui oleh salah seorang dosen senior jurusan senirupa, Sofian Sagala mengatakan: ”Ada penurunan minat bagi calon seniman bahkan seniman lukis mengangkat tema etnik.
Di kalangan mahasiswa juga lebih sering menggandrungi budaya luar ketimbang budayanya sendiri. Dia mencontohkan ketika para remaja gemar membaca komik impor ketimbang membuat sendiri komik cerita rakyat. Kegelisahan Sofian Sagala, akhirnya memuncak setelah lama merenungi apa dan mengapa itu sering terjadi.
Pengajar senior yang sehari-harinya memikirkan bagaimana agar mahasiswanya sukses dalam belajar. Dia tak kenal lelah membina mahasiswanya agar menjadi alumni yang tangguh kelak. Suatu saat dia berpikiran untuk berpameran tunggal. Karya yang dihadirkan tak tanggung-tanggung. Mulai bertarik tahun 2004, hingga sekarangpun dia gelar di galeri seni Baginda ini.
Kemampuan terasah dan teruji puluhan tahun, terwujud dalam karya bertajuk “Sketsa, Ilustrasi, Patung, Gambar Model dan Gambar Bentuk”. Namun yang menarik adalah karya dari lukisan potret dan etnik dari bahan Pastel.
Media Pastel dalam uraian Mangatas Pasaribu, termasuk hampir dilupakan karena dianggap hanya untuk kebutuhan anak-anak, justeru berbeda dan istimewa di tangan Sofian Sagala. Pastel tak bisa disepelekan begitu saja. Media setengah rapuh ini justru menghadir nuansa unik.
Dengan olahan matang baik itu warna maupun teknik karya, lukisan potret Sofian Sagala layak sejajar dengan media cat air dan cat minyak. Penguasaan anatomi tubuh mirip foto terlihat begitu enak dilihat, kekuatan garis goresan nan lembut menguasai lekak-lekuk gestur wajah ketika dilukisnya.
Dengan kelihaiannya, membuat lukisan pastel menyatu ke balutan kain lewat draperi (kerutan). Boleh dikatakan hampir mendominasi lukisan sketsa, seni ilustrasi dan seni patung. Karya lukisan pastel juga memunculkan kehangatan dan kedamaian pada tematik lokal Karo dan Nias.
Lihat saja lukisan “Lompat Batu” sepintas mirip aksi fotografi padahal dibuat dengan media kapur (pastel). Itulah kesan kekuatan yang tak luput dari tangan Sofian Sagala. Itu dia tuangkan lewat kekuatan garis lukisan potret diri dan orang-orang terdekat di sekitarnya.
Itulah komitmennya di samping ingin membuktikan, selain mengajar dia masih sempat mencontohkan bagaimana menghasilkan karya teruji. Motivasinya membuat mahasiswa merasa puas atas kinerja selama Sofian Sagala pengampu mata kuliah gambar model, ilustrasi dan juga seni patung.
Sosok yang sulit tergantikan menyangkut dedikasi dari suami Dra. Chairani, M.Pd, juga salah seorang dosen di jurusan senirupa. Kini Sofian Sagala juga pantas bersyukur. Dua puteranya juga mengikuti jejaknya sebagai pewaris bakat senirupa.
Kini kedua putranya (Bayu Sagala dan Melvan Sagala) tengah mengikuti studi pascasarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB). Keberhasilan dalam mendidik mahasiswa dan juga anak-anaknya, pantas dijadikan inspirasi para orang tua lainnya.
Kami para rekan sejawat dan juga guru, hanya bisa berujar selamat berpameran dan teruslah berkarya seni. Kekuatan garis dalam karya Sofian Sagala telah menguji sebuah spirit baru buat mahasiswa senirupa. Menguji karya senirupa Sofian Sagala di galeri Baginda kompleks Universitas Negeri Medan saat tengah berlangsung.
Harapan belaiau pada pameran tunggalnya untuk menarik minat pelajar SD, SMP dan SMU datang ke kampus. Agar mereka mengetahui pilihan belajar senirupa di kampus Universitas Negeri Medan (Unimed) tak hanya sekedar teori, tapi juga praktek yang dijamin menyenangkan.
Kalau tak percaya segera datang ke kampus memilih belajar berbagai seni di sana. Siapa tahu bakatmu tersalurkan. Selama ini banyak juga masyarakat tak mendapatkan informasi akurat tentang keberadaan jurusan senirupa. Satu-satunya program studi pendidikan senirupa di PTN Sumatera Utara dan menjadi kebanggaan kota Medan tentunya.