Manila, (Analisa). Setidaknya 72 orang tewas ketika satu kebakaran menghanguskan sebuah pabrik sandal di ibukota Pilipina, Kamis (14/5), sementara korban selamat menyalahkan jendela pabrik yang ditutup sehingga menyebabkan banyaknya korban yang tewas.
Hampir seluruh mereka yang tewas dalam kebakaran Rabu yang berlangsung selama lima jam itu terperangkap di lantai dua gedung dua lantai tersebut.
“Mereka berteriak meminta pertolongan, sambil memegangi teralis jendela,” kata salah seorang pekerja pabrik Randy Paghubosan, yang berhasil lolos dari lantai dua, kepada kantor berita resmi Prancis, AFP, sementara asap masih membubung dari reruntuhan pabrik tersebut pada Kamis.
“Ketika kami tidak lagi melihat lagi tangan mereka, kami tahu bahwa mereka telah tewas ... mereka tewas karena terperangkap di lantai dua,” lanjutnya.
Roxas, yang tampak marah, berjanji akan mencari keadilan bagi para korban setelah melihat tak ada jalur darurat kebakaran dan penyebab kebakaran - pengelasan yang dilakukan dekat cairan yang mudah terbakar.
“Mengapa pekerjaan pengelasan dibiarkan dekat cairan kimia yang mudah terbakar itu ? Mengapa jendela lantai dua ditutup dengan teralis besi ? Mengapa 69 dari 72 orang berada di lantai dua,” kata Roxas kepada para wartawan setelah menemui keluarga korban.
Pabrik, telah lama jadi pertikaian bisnis serupa di distrik Valenzuela, di kawasan pinggiran utara ibukota Pilipina, membuat sandal murah dan sandal untuk pasar setempat.
Upah Rendah
Pekerja pabrik bekerja keras untuk mendapatkan bayaran dibawah upah minimum sementara mereka bekerja disekeliling cairan kimia dan tidak dibekali pelatihan keselamatan atas kebakaran, menurut sejumlah korban selamat, keluarga dan serikat buruh terbesar negara itu.
“Keluarga tidak dapat membantu namun marah dengan apa yang terjadi. Kami tidak akan pernah lupa kejadian ini,” kata Rodrigo Nabor, yang dua adiknya berada di dalam pabrik dan diyakini telah tewas, kepada AFP.
Nabor mengatakan bayaran mereka tergantung berapa banyak sandal yang mereka selesaikan, yang berkisar 300 peso (6,7 dolar) sehari. Sementara upah minimum di Manila sebesar 481 peso sehari. (AFP/echo)