Menghadapi Teman yang Egois

Oleh: Su Ie SS.

Kamu memiliki teman yang  egois? Bagaimana cara kamu menghadapi teman seperti itu? Apakah kamu lebih memutuskan untuk menjauhi teman dengan sifat seperti itu atau kamu berusaha melakukan sesuatu untuk mengubah sifat dan tabiat buruknya itu? Namanya kalau sudah berteman lama jika memutus persahabatan terkadang tak tega juga. Tapi mempertahankan teman semacam itu malah diri kita ikut juga tersiksa.

Yang namanya sifat ego atau egois rata-rata juga ada dalam diri setiap orang. Orang yang egois sebetulnya menyimpan ketakutan dan kekhawatiran  akan kehilangan apa yang menjadi milik atau haknya. Orang tersebut memiliki kebutuhan yang besar akan ketenteraman atau kesamaan. Malah kadang tanpa kita sadari rasa ego juga ada dalam diri kita. Kadang kita hanya bisa melihat dan menilai keburukan seseorang tanpa coba bercermin apakah diri kita sudah bagus dan jauh dari sifat egois.

Kata egois sendiri berasal dari bahasa Yunani. Asal katanya ego yang berarti aku. Jika ditambah is atau isme artinya juga tetap menyangkut ke”aku”an tadi. Egois berarti mementingkan dirinya, mementingkan akunya. Sedangkan egoisme bisa diartikan semacam aliran yang lebih mendahulukan kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan orang banyak.

Sebagai contoh misalnya saat teman kamu lagi kesepian dan sedang bersedih dan sangat membutuhkan teman untuk diajak curhat kamu selalu ada waktu untuk dia. Bahkan saat dia membutuhkan sejumlah uang, kamu juga meminjamkan meski akhirnya ia membayar uang itu juga.

Nah, saat giliran kamu sedang dilanda rasa sedih dan butuh teman ngobrol, teman kamu itu malah tak bisa menyisihkan sedikit pun waktunya buat kamu. Alasannya macam-macam. Bahkan teman tersebut bisa terang-terangan menolak permintaan bantuan atau pertolongan dari kamu. Dan sikap penolakan dia terhadap apa yang kamu inginkan akhirnya menimbulkan kesan di hati kamu bahwa orang atau teman tersebut itu egois.

Contoh sederhana lainnya saat kamu terjebak dalam sebuah antrean untuk membeli sesuatu. Saat semua orang terpaksa antre guna mendapatkan barang yang mereka inginkan, kamu malah tak bersedia antre dan dengan seenaknya kamu memotong barisan orang-orang yang tengah antre. Tahu-tahu kamu sudah berada di barisan paling depan dan siap mendapatkan apa yang kamu inginkan. Mereka yang berada dan terpaksa tertunda keinginannya memiliki benda tersebut jadi sangat kesal sama kamu. Selain kamu itu tidak disiplin dan seenaknya saja menyalip dan tahu-tahu sudah berada di barisan terdepan, kamu juga dicap egois. Ingin menang sendiri.

Dalam berkomunikasi juga sering kita temukan teman yang kalau berbicara setinggi langit dan mau menang sendiri. Meskipun sesungguhnya orang tersebut sadar pendapatnya itu keliru, tapi orang itu seperti sengaja tak tahu demi mempertahankan harga dirinya. Ia ingin dirinya selalu dianggap hebat dan benar sekalipun sesungguhnya salah.

Banyak sekali sesungguhnya contoh dan bukti nyata kesaksian sehari-hari yang bisa kita lihat cerminan dari rasa egois. Saat kamu mengalami suatu musibah, teman-temanmu datang memberikan bantuan. Tapi begitu temanmu kena musibah, kamu malah lari dan sengaja menghindar dengan beragam cara agar kamu tak memberikan bantuan. Saat temanmu dikeroyok sekelompok preman, kamu memilih menyelamatkan diri ketimbang membantunya. Padahal ketika kamu mengalami kejadian yang sama, mereka selalu ada buat kamu.

Begitu banyak persoalan keegoisan dari orang-orang sekeliling kita yang sering kita lihat. Kadang kita coba memendam rasa kecewa atas sikap yang mereka tunjukkan. Tapi kadang kita coba juga berbesar hati. Dalam hati kita bertekad kelak tak akan peduli saat teman kita yang egois itu memerlukan bantuan tapi begitu suatu hari ia menghampiri kita dan mengeluh persoalan yang dihadapinya, kita jadi tak sampai hati untuk tak melakukan sesuatu untuk meringankannya. Karena kita memiliki hati yang senang membantu dan menyenangkan orang lain, kita jadi sering dimanfaatkan mereka yang kadang tidak melakukan suatu kebaikan saat kita membutuhkan mereka. Harapan kita, dengan kebaikan yang kita tanam pada mereka kelak bisa juga membuka kesadaran mereka agar bisa mengikis rasa egois saat kita membutuhkan sedikit bantuan dari mereka.

Setidaknya terdapat beberapa sebab mengapa seseorang bisa memiliki sifat egois, di antaranya:

* Sejak kecil keinginannya selalu diutamakan

Ini biasa terjadi anak yang sering dimanjakan oleh orangtuanya. Si anak meminta apa orangtua selalu berusaha memenuhinya. Karena keinginannya nyaris tak pernah tak dikabulkan, si anak jadi merasa di atas angin dan menganggap apa yang jadi keinginan harus selalu dipenuhi.

Orang yang egois cenderung memaksa apa yang jadi keinginannya harus tercapai tapi di saat orang-orang yang pernah memenuhi keinginannya dan berharap ada balasan atas keinginannya, orang tersebut bisa menolak dengan beragam alasan yang jelas akan menimbulkan rasa kecewa orang yang sudah pernah mengabulkan keinginan sekaligus permintaannya.

* Sikap egois timbul dari kelaparan emosional, kelaparan finansial

Anak-anak ini tumbuh dalam lingkungan yang minus, kurang perhatian, kasih sayang, jauh dari finansial yang berlebihan. Egois sesungguhnya tak selalu buruk. Jika tak dapat memberikan sesuatu yang terbaik bagi diri sendiri, bagaimana dapat memberikan sesuatu yang terbaik buat yang lain?

Siapa pun kamu pasti tak suka kalau punya teman atau sahabat yang memiliki sifat yang selalu ingin menang sendiri. Kamu selalu diminta memenuhi keinginannya, tapi giliran kamu meminta dia memenuhi keinginan kamu, dia tak mau. Siapa pun orang itu pasti kesal dan capek jika terus-terusan menghadapi teman yang mau menang sendiri itu. Persahabatan bisa berujung kehancuran jika orang tersebut tak coba sabar serta melakukan sesuatu untuk menjaga persahabatan tersebut tetap berjalan sesuai harapan.

Tak ada jalan lain jika kamu ingin dia bisa mengikis dan membuang jauh-jauh sifat egoisnya, kamu mesti melakukan sesuatu. Jika harus terang-terangan mengkritik sifat jeleknya, mengapa tidak? Dia tak bisa terima biar jadi urusan belakang. Kamu lakukan itu kan demi kebaikannya juga agar dia tak kehilangan sahabat bukan sekadar kamu karena sifat buruknya itu.

Kamu bisa coba mengajaknya bicara lebih lembut lalu menasehati dia. Mengatakan kamu bisa memenuhi keinginannya dan minta dia juga bisa belajar menghargai dan memenuhi keinginan kamu. Persahabatan yang berimbang rasa itu berangkat dari saling memberi dan menerima. Saling peduli dan menghargai. Bukan keinginannya saja dituruti tapi keinginan kamu juga.

Banyak cara yang bisa kamu lakukan. Jika sudah dengan cara yang lebih bersahabat ternyata tak mampu membuat dia menyadari dan mengurangi sifat buruknya, terpaksa menggunakan cara yang agak keras. Kamu sampaikan kritik dan rasa tak nyaman kamu berteman dengannya yang ingin menang sendiri. Jika perlu mengancam akan menjauh tak mau berteman dengannya tak ada salahnya dicoba. Siapa tahu setelah ada ancaman itu jadi ia renungkan kembali semua yang sudah ia lakukan.

Atau kamu beri dia waktu untuk mengubah sifat jeleknya dan sementara menutup hati serta menjaga jarak dengannya. Jika dia masih merasa ingin mempertahankan kamu sebagai temannya, pasti dia akan belajar untuk memperbaiki segala sifat buruknya itu. Tapi jika dia tak ingin dan keras kepala menganggap yang dia lakukan itu benar, sepertinya tak ada jalan lain kamu harus melepas teman yang satu ini. Untuk apa bersahabat dengan orang yang egois jika tak ada kenyamanan dan hanya buat kita sakit hati?

* April 2013

()

Baca Juga

Rekomendasi