Manusia Berekor Ternyata Tidak Hanya Seorang

MESKI memiliki tulang ekor, normalnya manusia biasa yang  tidak terlahir dengan memiliki ekor. Tapi karena beberapa faktor, daging memanjang tumbuh di tubuh bagian belakang mereka, yang membuat mereka  memiliki tubuh seperti monyet.

Selain pria yang sudah terkenal bernama Chandre Oram dari Bengal Barat, India, menjadi terkenal karena ekornya yang berukuran 33 cm. Ia terkenal setelah tampil dalam sebuah tayangan TV di Jepang beberapa tahun yang lalu.

Presenter TV yang membawakan acara tersebut memegang-megang ekor yang keluar saat celana Chandre diturunkan. Saat dipegang, ekornya sama sekali tidak bergerak.

Beberapa kalangan meyakini ekor ini bukan ekor sungguhan, melainkan kelainan bawaan yang disebut spina bifida atau sumbing tulang belakang. Kondisi ini terjadi karena ada celah pada tulang belakang yang tidak menutup sejak lahir, lalu ada bagian yang tumbuh keluar.

Selain Oram, ada lagi  Arshid Ali Khan. Arshid lahir pada 15 Februari 2001 di Nabipur, Fatehgarh Sahib, juga di India. Saat lahir, puluhan orang datang menjenguk untuk melihat ekornya sepanjang 7 inci di tubuh bayi itu. Warga turut meyakini bayi tersebut titisan Dewa.

Setiap hari, banyak orang yang datang mengunjungi kuil tempat tinggal Arshid. Orang-orang tersebut membawa aneka hadiah maupun uang sebagai persembahan atas berkah yang mereka peroleh. Orang-orang percaya bahwa anak tersebut merupakan reinkarnasi Dewa Kera bagi umat Hindu, yakni Hanoman.

Remaja India, Arshid Ali Khan, dianggap sebagai dewa  karena ia memiliki ekor. Para warga menyebut anak ini sebagai reinkarnasi dari dewa Hindu Hanoman serta menganggap Ia sebagai Balaji. Ekor yang dimiliki anak ini sepanjang 7 inci. Ia tinggal bersama kakeknya dan dua pamannya.  Ayahnya meninggal dan Ibunya  kawin lagi. Rumah yang Ia tinggali saat ini diubah menjadi kuil. Banyak orang yang mendatanginya untuk menyentuh ekornya agar keinginannya terkabul.

Terkabul

Disebut-sebut banyak keinginan para warga  yang terkabul setelah mereka mengunjungi anak ini. Ada juga Pasangan suami istri yang meminta anak datang kepada Balaji dan kebanyakan keinginan mereka terkabul.

Namun itu semua hanyalah Anggada sebagian para warga, Menurut Balaji semua keinginan hanya di kabulkan oleh Tuhan saja. Ia mengatakan bahwa “setiap ada orang yang memohon kepada saya, maka saya berdoa kepada Tuhan agar keinginannya terkabul”.

Para pengunjung biasanya datang saat Arshid libur sekolah pada hari Minggu. Dan rata-rata setiap Minggunya terdapat 20 sampai 30 orang datang menemuinya. Ada juga orang-orang yang datang kepadanya hanya untuk melihat ekornya dan mengajukan berapa pertanyaan kepadanya, sebagaimana dilansir Daily mail.

Menurut dokter Arshid menderita Meningocele atau dikenal juga dengan sebutan spina bifida (Latin: tulang belakang terbuka) adalah sebuah jenis perkembangan kelainan bawaan. Setiap harinya Arshid berjalan dengan menggunakan kursi roda karena Ia memiliki tulang yang rapuh. Ada juga yang beranggapan bahwa Ia menggunakan kursi roda karena memiliki ekor.

Xiao Wei, bayi asal Guangdong, Tiongkok. Ia terlahir dengan kelainan berupa ekor di pantatnya. Oleh para dokter, dia didiagnosis memiliki kelainan berupa spina bifida, yaitu kondisi di mana janin berkembang di dalam rahim dan tulang belakangnya tidak terbentuk dengan benar.

Lebih spesifik lagi, jenis gangguan ini disebut myelomeningocele, yaitu kelainan tulang belakang yang menyebabkan berbagai kerusakan saraf tulang belakang dan membutuhkan operasi yang cukup rumit untuk mengatasinya. Kini, ekor bayi tersebut panjangnya mencapai 10 cm dan masih terus berkembang.

Bayi lain dengan ekor bukan kasus pertama di Tiongkok. Pada tahun 2010, seorang bayi perempuan berusia 4 bulan juga diketahui lahir dengan ekor di bokongnya. Ekor tersebut terus mengalami pertumbuhan seiring dengan pertambangan usianya. Tes sinar-X menunjukkan bahwa ekor tersebut berkaitan dengan fatty tumor di dalam spinal column.

Ada juga seorang pria bernama Emas Seo Kami. Sekarang ia telah  berusia lebih 40 tahun hidup di komune Pa So, kabupaten Xin Man, Ha Giang, Vietnam. Pada ekornya tumbuh bulu cukup tebal berwarna hitam pekat. Tulang ekornya itu tampak seperti terbakar namun tumbuh di tulang ekor menyerupai ekor.

Secara perlahan-lahan ia terbiasa  dengan memiliki ekor sebagai salah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan tubuhnya.

Selain itu, ada pula Tola Chhorn, seorang anak yang tinggal di desa Chheu Kach, Kamboja. Ia lahir disertai dengan tumbuhnya  daging di bagian belakang menyerupai ekor. Ba Pho Leang, ibu Tola Chhorn mengatakan anaknya diketahui memiliki ekor sejak saat lahir dan sekarang panjangnya sekitar 15 sentimeter. (m4c/vtn/dmc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi