Sipiongot Daerah Kaya Potensi

Oleh : Tohong P Harahap

KECAMATAN Dolok  merupakan salah satu wilayah  di Kabupaten  Padang Lawas Utara (Paluta) yang diapit oleh pegunungan bebatuan yang memiliki ukiran tersendiri. Daerah ini sering menjadi sorotan dan bahkan jadi pembahasan disetiap tingkatan karena sarana prasarana infrastruktur diwilayah itu belum maksimal terjamah sehingga membuat orang yang datang ke daerah itu merasa takjub dan keheranan, sebab ibu kota Kecamatan Dolok itu berada di tengah-tengah 3 gunung besar, masyarakat setempat memberi nama gunung tersebut yakni Sibonggaron, Tikka, dan Bartong, tidak tahu persis kenapa masyarakat membuat nama gunung tersebut seperti itu.

Bila dilihat dari postur alam Kecamatan Dolok itu mengambarkan  kekuatan adat masih sangat kental, 3 gunung seperti isitlah adat yakni “Dalihan Natolu” tiga tungku, tatanan kehidupan memang bisa digambarkan dengan postur alamnya, makanya dalam kehidupan masyarakat juga adanya istilah anak boru, mora dan kahanggi. 

Sipiongot sendiri memiliki makna tersendiri. Dalam ejaan bahasa batak Sipiongot itu bisa diterjemahkan kepada tiga arti yakni, kalau “Sipiongot” artinya penyengat atau tawon, “Sipiongot” menjadi “sipaingot” artinya wejangan atau pendidikan yang diberikan oleh orang yang lebih banyak pengalamannya atau lebih tua kepada orang tertentu dan Sipiongot dipisah menjadi dua kata “Sipi” daerah terpencil dan “Ingot” artinya tetap selalu dingat dan kenang orang. 

Kota Sipiongot itu dari Ibu Kota Padang Lawas Utara jarknya sekitar 70 Kilo Meter, akibat jalan terjal minimnya pembangunan, jika mengunakan roda dua dan emat bisa menghabiskan waktu sekitar 4 jam, makanya karena Sipiongot itu sering terdengar di mana-mana bukan karena masyarakat makmur, tetapi masyarakat masih sangat jauh tertinggal di segala sektor, bahkan orang Sipiongot sering menjadi ejekan dan bahan tertawaan orang-orang di luar Sipiongot karena dianggap orang-orangnya masih kolot, kalau ada orang cerita tentang Sipiongot orang pasti tersenyum, karena Sipiongot sangat menakutkan bukan karena masyarakatnya yang tidak baik, tapi karena masih sangat terpencil dan tertinggal, terutama bagi para pegawai atau PNS. 

Mayoritas masyarakat  suku Batak Angkola dengan bermarga rambe, karena itu dahulu kala daerah ini disebut dengan luatnya atau wilayahnya marga Rambe, jika diperhatikan Kecamatan Dolok memang ada ditemukan tiga bekas kerajaan kecil yakni, kerajaanya Huta Raja atau Sinabongan, Baginda Sojuangon di Aek Pisang dan Parmeraan di Lobu Naginjang, kemudian  dibagi menjadi tiga kedewanan yakni, Kedewanan Gulangan, Kedewanan Gulangan Jae dan  Kedewanan Silangge. 

Kecamatan Dolok yang terdiri dari 73 desa yang memiliki Ibu Kota di Sipiongot ini, tentu saja tidak hanya seperti yang dikenal masyarakat yang ada di luar sana mereka kolot dan miskin, tapi masyarakatnya memiliki ciri khas tersendiri, sehingga menjadi keunikan, mungkin hal ini juga tidak akan ditemukan lagi didaerah lain. 

Memang  daerah itu hampir 75 persen belum dapat dilalui oleh roda dua dan empat, jalan masih tanah, masyarakat menggunakan jasa transpotasi dengan hewan peliharaan seperti kuda beban, selain itu juga hampir 90 persen masyarakatnya belum dilairi listrik atau PLN, makanya kemajuan teknologi informasi seperti telivisi dan media lainnya masih  jarang ditemukan di kalangan masyarakat, terkecuali di  Kota Sipiongot itu sendiri. 

Sedangkan mata pencaharian masyarakat Kecamatan Dolok  mayoritas dengan pertanian seperti palawija dan holti kultura, aktifitas masyarakat seperti bersawah dan berladang, dalam hal ini ada tradisi yang sanga unik yaitu dengan istilah Marsialapari, masyarakat dalam berladang  dan bersawah itu dengan saling bantu-membantu atau lebih dikenal dengan istilah gotong royong. Potensi pertanian sangat bagus dalam meningkatkan tarap hidup masyarakat Kecamatan Dolok, namun karena minimnya infrastruktur, sehingga hasil pertanian masyarakat itu nilai sangat rendah. 

Di kalangan  pemuda ada istilah pacaran yang sangat unik, tradisi ini masih ada tetap diberlakukan terhadap para anak muda yang dikenal dengan  sebutan naposo nauli bulung (muda-mudi), tradisi pacaran itu yakni, Martandang  dalam bahasa Batak ialah mengunjungi orang dengan maksud hendak bercakap-cakap. Martandang itu biasanya dipakai muda-mudi, karena dalam ada orang Batak bebaslah muda laki-laki datang mengunjungi (Martandang) kepada perempuan-perempuan muda, maka pada waktu itulah mereka berkenal-kenalan, adat ini dapat memudahkan laki-laki mencari perempuan yang disetujuinya untuk menjadi istrinya. Seterusnya Markusip,  jika muda-mudi  memiliki hasrat untuk bercakap-cakap secara langsung kian menggelora, mereka akan melakukannya dengan cara yang disebut markusip (berbisik). 

Markusip dilakukan pada waktu tengah malam agar tidak diketahui orang lain. Pemuda dengan cara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah tempat kekasihnya tidur, untuk membangunkan sang kekasih, biasanya pemuda mengetuk dinding kamar gadis atau memanggilnya secara perlahan-lahan untuk memberi tahu bahwa dia sudah datang Kadang-kadang untuk memberi tahu kehadirannya, sang pemuda membunyikan alat musik tiup dari bambu yang dinamakan tulila yang suaranya sangat lembut. 

Bila sang gadis sudah mengetahui kehadiran kekasihnya di balik dinding atau di kolong rumah, mulailah mereka berdialog secara berbisik-bisik, diselingi pantun percintaan yang  romantis.

Selain masyarakatnya yang memiliki keunikan, juga keadaan alam yang sangat besar potensiya untuk dijadikan sebagai obyek wisata yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, seperti pengunungan yang memilki batu cadas dengan beragam ukiran, yang membuat terharu akan keindahannya, air terjun yang sangat menkjubkan, jika mengunjungi Air Terjun Sitimbulon Di Kecamatan Dolok tepat di Desa Baringin Silangge, pastinya orang yang mengunjunginya akan berdecak kagum melihat keindahan panorama alamnya.

Akan tetapi dalam mengantisipasi kemiskinan dan daerahnya yang masih tertinggal terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah, mestinya sebagai nation state, sejarah sebuah negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Dalam Negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak ada investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus migrasi ke kota dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan masrakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas. 

Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, Hak rakyat untuk memperoleh perlindungan hukum, hak rakyat untuk memperoleh rasa aman, Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangkau, hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan, hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan, hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan, hak rakyat untuk memperoleh keadilan, hak rakyat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik dan pemerintahan,  hak rakyat untuk berinovasi, hak rakyat menjalankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan dan hak rakyat untuk berpartisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik.

Dalam dalam menghadapi Fenomena tersebut, perlunya sinergitas antara  pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan daerah tertinggal, diharapkan para perantau serta putra-putra terbaik Kecamatan Dolok mampu membuat loby-loby positif terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Padang Lawas Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat, agar hati mereka tersentuh untuk memilihat dan membangun  minimnya prasarana di segala sektor di Kecamatan Dolok. 

Seharusnya putra-putra Kecamatan Dolok yang sudah memiliki nama besar di daerah perantauan, bukan seperti orang yang berada di tengah lautan hingga lupa daratan, atau kacang yang lupa pada kulitnya, karena saat ini masyarakat Kecamatan Dolok butuh perhatian agar kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan.

()

Baca Juga

Rekomendasi