Hidup Sekitar 100 Juta Tahun Silam

Kecoa Predator dari Zaman Purba Ditemukan

APABILA bicara tentang kecoa, manusia sering kali memandangnya sebagai hewan yang menjijikkan dan dikenal hidup di toilet rumah, meskipun berperan dalam menguraikan kotoran.

Namun, pada kecoa purba jenis Manipulator modificaputis, manusia mungkin tak akan punya anggapan yang sama.

Spesies baru yang ditemukan terjebak di amber (resin pohon yang memfosil) itu adalah predator dan berburu pada malam hari. Kesan terhadap kecoa tersebut mungkin menakutkan.

Kecoa Predator

Baru-baru ini seorang penambang di Myanmar tidak sengaja menemukan kecoa predator berusia 100 juta tahun terjebak dalam amber.

Ini adalah spesimen sempurna yang diawetkan dari serangga eksotis, nenek moyang dari belalang sembah.

Kecoa predator, disebut Manipulator modificaputis, telah dijelaskan oleh Peter Vršanský dari Geological Institute di Bratislava, Slovakia, dan Günter Bechly dari State Museum of Natural History di Stuttgart, Jerman, dalam jurnal Geologica Carpathica.

Dengan leher panjang bisa memutar bebas, kaki kecil kurus, dan lengan memanjang, para peneliti menduga bahwa serangga aktif berburu mangsanya dengan mengejarnya.

Keluarga Kecoa

Selama periode Cretaceous, sebuah garis keturunan yang berbeda dari kecoa predator berkembang, dimana hanya satu yang masih bertahan hidup sampai saat ini adalah belalang sembah. Ditemukan bersama empat individu dari spesies yang sama, amber di Myanmar sangat berguna untuk membangun sebuah gambar seperti apa ekosistem kuno dulu.

Spesimen ini Manipulator modification yang akhirnya dikategorikan sebagai keluarga kecoa dan disebut Manipulatoridae.

Spesimen ini memiliki kepala yang bisa bergerak dengan mata besar dan leher cukup panjang untuk dapat berburu. Kecoa purba ini juga memiliki tubuh dan sayap kecil, kaki dan bagian mulut yang memancang, serta mata yang berada pada bagian atas kepala.

Prasejarah

Kecoa purba ini ditemukan oleh peneliti Jerman bernama Ziggi Ellenberger di Myanmar. Semula, para ilmuwan menduga bahwa spesimen ini adalah mantis. Namun berkat penjelasan dari Dr. Peter Vrsansky dari Geological Institute of Bratislava dan Slovak Academy of Sciences, pandangan itu berubah.

“Monster kecil ini adalah pemburu yang tenang, mampu berlari dengan sangat cepat, mampu terbang secara mendadak, dan memiliki kaki yang sangat panjang,” kelas Vrsansky.

Tapi kalau kecoa itu ada di zaman sekarang, manusia lah yang patut waspada akan gigitan jahatnya.

 Untungnya, mimpi buruk ini dari dunia prasejarah baik dan benar-benar punah. Kini, kecoa modern umumnya hanya sebagai pemulung yang berpesta di limbah yang ditinggalkan oleh spesies lain. (bbce/md/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi