Medan, (Analisa). Walikota Medan HT Dzulmi Eldin meresmikan operasional Pasar Induk Sayur dan Buah di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan, Jumat (19/6). Diharapkan pasar seluas sekitar 12 hektare ini menjadi salah satu model percontohan pasar induk tradisional modern terbaik di Kota Medan dan mampu menampung semua kebutuhan masyarakat akan sayur dan buah.
Peresmian pasar induk ini disambut penuh gembira dan sukacita oleh para pedagang. Pasca direlokasi dari kawasan Jalan Sutomo Medan, sudah lama para pedagang mengharapkan pasar yang memiliki 720 unit grosir, 320 unit subgrosir serta 56 unit wisata buah ini segera diresmikan. Sampai-sampai mereka menggelar aksi damai di Kantor Balaikota Medan menuntut peresmian tersebut beberapa waktu lalu.
Selain Walikota, Kapolresta Medan AKBP Mardiaz Kusin Dwihanoto, Dandim 0201/BS Letkol Inf Maulana Ridwan, Danyon Marinir Mayor Mar Yustinus, Khairur Rahman mewakili Kajari Medan dan Kapten CR Tarigan mewakili Danlanud Soewondo juga dikenakan uis beka buluh sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Walikota dan dilanjutkan dengan pengguntingan pita. Setelah itu melakukan peninjauan sejenak, Walikota menyanyikan lagu Anak Medan. Lagu ini sontak mengajak para ibu pedagang berjoget bersama.
Komitmen
Menurut Walikota, pembangunan pasar induk yang sesuai dengan tata ruang ini merupakan salah satu bukti nyata komitmen Pemko Medan dan DPRD Medan untuk terus mempersiapkan berbagai infrastruktur perekonomian kota yang dibutuhkan masyarakat luas. Diharapkannya, pasar induk ini nantinya dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat dan pelau ekonomi, sehingga nantinya dapat berperas sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan di Kota Medan.
Semoga pasar induk ini dapat dijadikan salah satu sarana untuk membangun sendi-sendi ekonomi kerakyatan kita. Saya berkeyakinan, melalui penguatan sendi-sendi ekonomi kerakyatan tersebut. “Insya Allah, kita akan dapat terus membangun kemandirian ekonomi kita. Di samping itu menjadi salah satu model percontohan pasar induk tradisional modern. Saya yakin, bila kita semua bersama-sama, kita bisa mewujudkannya dengan baik,” kata Walikota.
Selain sayuran dan buah-buahan, Walikota juga berencana pasar induk ini nantinya juga akan menyediakan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako). Hal itu dilakukan agar pasar ini dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat kota Medan.
Walikota mengimbau dan mengajak sejumlah pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo, agar pindah ke Pasar Induk Tuntungan. Sebab, kawasan Jalan Sutomo sudah tidak diperkenankan lagi untuk tempat berjualan. Untuk itulah Pemko Medan akan terus memindahkan pedagang yang ada di Jalan Sutomo tersebut.
Dirut PD Pasar Benny Harianto Sihotang menjelaskan, ketika pengelolaan pasar induk diserahkan kepada PD Pasar, jumlah kios yang ada cuma 1.150 kios. Padahal ketika PD Pasar mendata tahun 2012, jumlah pedagang 1.975, artinya ada 800 pedagang yang tidak tertampung.
Saat ini Pasar Induk Tuntungan bisa menampung hampir 3.000 pedagang. Untuk itulah kami mengimbau teman-teman maupun keluarga kami yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo untuk bisa bergabung dengan teman-teman pedagang yang ada di Pasar Induk Tuntungan, ajak Benny.
Benny menegaskan bahwa para pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo tidak perlu khawatir, sebab mereka pasti tertampung di Pasar Induk Tuntungan. PD Pasar akan memberi kelonggaran demi kelonggoran. Itu sebabnya sejak Pasar Induk Tuntungan mulai ditempati para pedagang, PD Pasar masih defisit.
Jalan Tembus
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Induk Tuntungan, Siska Laura Br Sembiring berharap Pemko Medan dapat memprioritaskan pembangunan jalan tembus yang menghubungkan pasar Induk Tuntungan dengan Simpang Selayang. Jalan ini sangat strategis sehingga mempersingkat akses menuju maupun keluar dari pasar induk. Kemudian berharap agar Pemko Medan segera mengoperasikan angkutan umum, minimal lima unit setiap trayek guna mempermudah para pembeli menuju Pasar Induk Tuntungan.
Menurutnya, pedagang berharap agar Pemko Medan segera merelokasi para pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo. “Satukan kami dengan teman-teman kami itu, sebab kami tidak bermusuhan dengan mereka. Kami ingin bersama-sama memperjuangkan nasib kami di Pasar Induk Tuntungan ini,” harap Siska. (rmd)