Saksi Hidup Korban Bom Atom Hiroshima

DAMPAK bom atom di Hiroshima sangat luas. Salah satu saksi hidup adalah Chiyoko Kuwabara. Dia adalah salah seorang korban selamat dari bom atom atau bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Horoshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II, 6 dan 9 Agustus 1945.

Kuwabara baru berusia 13 tahun saat pemboman dahsyat sepanjang sejarah itu terjadi. Kendati demikian, dia tidak bisa melupakan peristiwa mengerikan yang dia alami 70 tahun silam. Salah satunya melihat langsung jasad tubuh adiknya yang gosong menghitam akibat pemboman itu.

Menurutnya, saat itu banyak ibu yang selamat tidak bisa mengenali jasad anak-anak mereka yang hangus. Sedangkan orang-orang yang masih hidup menjerit kesakitan.

Lebih  80 ribu warga sipil tewas dalam sekejap saat bom atom dijatuhkan Angkatan Udara AS di Hiroshima dengan perangkat yang dinamakan “Little Boy”.

Jumlah korban yang nyaris sama terjadi di Nagasaki oleh serangan yang dinamakan “Fat Man”. Parahnya, dalam hitungan bulan dan tahun setelah pemboman dahsyat itu ribuan orang meninggal akibat radiasi nuklir.

Hibakusha

Pada Agustus 2014, Kota Hiroshima dan Nagasaki merilis daftar nama-nama lebih  450 ribu orang yang meninggal dalam tragedi itu. Rinciannya, 292.325 orang di Hiroshima dan di Nagasaki 165.409 orang.

Orang-orang seperti Kuwabara yang hidup di Jepang disebut sebagai Hibakusha. Itu adalah istilah bagi mereka yang terkena radiasi dari bom nuklir.

Kuwabara yang diwawancarai Russia Today, Rabu (5/8) menunjukkan Museum “Hiroshima Peace Memorial”. Di museum itu ditampilkan potret kengerian pemboman nuklir, baik dampak kerusakan maupun ekspresi orang-orang yang sekarat dan meninggal akibat bom.

Meski sudah lewat 70 tahun, Kuwabara merasa kecewa dengan Pemerintah AS yang saat ini dipimpin Presiden Barack Obama.

”Dia (Obama) bilang bahwa dia akan mengurangi senjata nuklir. Sebaliknya dia meningkatkannya. Apa pun kata-kata indah atau tindakan yang dilakukannya, saya pikir Amerika tidak bertindak dengan ketulusan. Setidaknya dia harus datang ke Hiroshima dan Nagasaki serta memberikan penghormatan.”

Radiasi Nuklir

Korban selamat lainnya adalah Koko Tanimoto Kondo. Dia  kerap melakukan tur ke kota-kota di Jepang dan Amerika Serikat untuk berbagi kisahnya.

Seperti dilansir Wall Street Journal, nenek yang kini berumur 70 tahun itu mengaku pernah ditinggalkan oleh tunangannya, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.

Alasannya, keluarga sang tunangan asal Amerika itu khawatir bahwa radiasi nuklir akan membuat dirinya tak bisa hamil.

Kondo akhirnya dipersunting seorang pria Jepang yang menjadi pendeta. Mereka kemudian mengadopsi dua anak perempuan.

Saat bom nuklir dijatuhkan ke Hiroshima tujuh dekade silam, Kondo masih berumur delapan bulan. Dia dan keluarganya berhasil selamat meski rumah mereka hancur dalam tragedi tersebut. (bbs/dm/rtr/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi