Desa Perkotaan, Ada Makam Pahlawan Portugis

Oleh: T.Alkisah Led.

PERKOTAAN adalah salah satu dari lima desa baru di Kecamatan Air Puti_nya, Titi Payung, mekar dari Sipare-pare, Tanjung Mulia, mekar dari Tanjung Kubah, Tanah Rendah dari Desa Tanah Tinggi dan Kampung Kelapa dari Desa Pematang Panjang.

Sedangkan Perkotaan mekar dari Desa Pasar Lapan. Kini desa baru tersebut dipimpin oleh Kepala Desa (Kades) wanita yang sebelumnya pegawai di Kantor Camat Air Putih, Rustina Siregar.

Mengapa disebut Desa Perkotaan?. Desa ini memiliki nilai sejarah penting yang perlu diketahui oleh warga terutama generasi muda.

Apa itu? Di Desa Perkotaan ada makam seorang tentara Portugis. Letaknya tidak jauh dari pinggiran Sungai Tanjung yang hulunya dari kawasan Simalungun.

Siapa yang memaparkan sejarah itu. Mantan anggota DPRD Asahan H Mukhtar Tanjung (88), kini tinggal di Desa Titi Payung.

Dari mana H Mukhtar Tanjung tahu yang terkubur di pinggir sungai kawasan Desa Perkotaan itu pejuang Portugis. Dari Tengku Busu, Raja Tanjung yang kini istananya masih tetap utuh di pinggir Sei Tanjung, tidak jauh dari jalan umum Lintas Sumatera. Persis depan Crum Rubber PT Majin Indrapura.

Pada mulanya, H Mukhtar Tanjung yang dihubungi penulis baru-baru ini tidak menduga yang terkubur di Desa Perkotaan tersebut pejuang Portugis.Itulah sebabnya tokoh masyarakat Batubara itu bertanya langsuing kepada Raja Tanjung Tengku Busu.

Itulah sejarah penting Desa baru Perkotaan. Desa yang mekar dari Pasar Lapan tersebut luasnya 800 hektar. Penduduknya 2000 jiwa lebih.

Tiga suku mendominasi jumlah penduduk desa itu. Yakni, Melayu di Dusun IV, Kalimantan di Dusun V dan Tapanuli di Dusun VI.

Tidak berapa lama mekar, Perkotaan dijadikan lima dusun. Dusun VI Perkotaan, juga sering dijuluki warga dengan nama Banjar Toba.

Sebagian besar penduduk Desa Perkotaan memiliki profesi sebagai petani. Lainnya, ada pegawai negeri, karyawan dan sebagainya.

Di bawah kepemimpinan Rustina Siregar, Perkotaan kini bergerak maju. Meski secara pelan, tapi pasti. Buktinya, jalan-jalan desa terus ditingkatkan kualitasnya. Misalanya dengan pembangunan melalui proyek Rabat Beton yang dibiaayai oleh Pemerintah kabupaten (Pemkab) Batubara.

Bidang pendidikan, di Desa Pekotaan terdapat satu unit PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Demikian juga Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA).

Di sekolah tersebutlah putra-putri warga mengecap pendidikan. Dan setslah tamat melanjutkan pendidikannya ke Desa Induknya Pasar Lapan yang tidak jauh dari Perkotaan.

Untuk yang lebih tinggi, seperti SMP (Tsanawiyah), SMTA (Aliyah) terpaksa harus ke Indrapura atau Sipare-pare yang jaraknya juga relatif dekat.

Meskipun didominasi tiga suku, kondisi Desa Perkotaan tetap aman dan tentram. Tidak pernah terjadi perseteruan kelompok. Warga hidup secara rukun dan damai.

Untuk menuju Desa Perkotaan dari Jalan Lintas Sumatera, harus melalui Simpang di di samping Kantor Inspektorat Batubara, bekas Kantor Camat Air Putih sebelumnya.

Tidak jauh masuk, di kiri jalan kawasan desa Pasar Lapan dan kanan, Titi Payung. Di ujung jalan ke kiri dan beberapa puluh meter dari ujung jalan tersebut, sampailah di pintu gerbang masuk kawasan desa Perkotaan.

Itulah profil Desa Baru Perkoataan. Sejak lama nama perkotaan itu sudah melekat di hati warga. Warga juga berterima kasih, karena nama desanya tidak berubah.

Seperti disebutkan, di bawah kepemimpinan Rustina Siregar, secara pelan tapi pasti Perkotaan terus bergerak maju dan berkembang.

()

Baca Juga

Rekomendasi