Permintaan Beras Murah Meningkat

Banda Aceh, (Analisa). Permintaan masyarakat terhadap beras murah yang diprogramkan Perum Bulog Kantor Regional Aceh cukup tinggi. Beras dari cadangan beras pemerintah (CBP) ini selalu habis di pasaran. 

Menurut agen beras, permintaan masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya terhadap beras CBP meningkat, apalagi sekarang ini sudah banyak masyarakat yang mengetahui kalau ada operasi pasar. Namun diakui, Perum Bulog hanya mampu memasok 50 sak peragen yang dipasok setiap tiga hari sekali.

“Permintaan masyarakat terhadap beras CBP itu cukup tinggi. Kalau diantar Bulog sore hari, esok siangnya sudah habis,” ungkap seorang agen beras CBP, Mahyuddin, di Banda Aceh, Selasa (5/1).

Disebutkan, beras tersebut dipasok Perum Bulog Aceh untuk menekan harga beras di Aceh yang semakin tinggi. Operasi pasar beras cukup berpengaruh terhadap pasar beras di Aceh.

Sejumlah merek beras yang berasal dari pabrik lokal di Aceh sulit terjual dengan adanya beras CBP yang hanya Rp126 ribu/sak (berat 15 kg). Sementara harga beras di pasaran di Banda Aceh rata-rata mencapai Rp150-160 ribu/sak. Harga itu naik dari harga sebelumnya yang sekitar Rp130-140 ribu/sak.

Dia mengaku, beras CBP cukup membantu masyarakat. Tapi, kalau dipasok dalam jumlah sedikit tidak memberi pengaruh terhadap pasar beras. “Harga beras yang ada di pasaran sekarang saya pikir tidak turun lagi karena kalau sudah naik sulit turunnya,” katanya.

Dia meminta kepada Perum Bulog untuk memasok beras CBP dalam jumlah banyak agar permintaan masyarakat terhadap beras murah terpenuhi. 

Di Aceh, harga beras melambung sejak dua bulan terakhir akibat belum panen. “Sekarang ini sedang musim tanam padi, makanya harga beras naik,” kata seorang agen beras, Abdul Wahab.

Untuk menakan harga beras yang melonjak itu, Perum Bulog menyalurkan sedikitnya 20 ton beras di 20 toko beras di Banda Aceh dan Aceh Besar. Operasi beras murah ini akan terus berlangsung sampai harga beras di Aceh benar-benar stabil.

Melihat pasar beras yang cukup bertahan, para agen pesimis operasi pasar beras murah itu tidak dapat menekan harga beras. Operasi pasar sudah berlangsung selama hampir tiga pekan, namun belum ada tanda-tanda harga beras turun.

Seorang warga, Sulaiman, mengaku, beras operasi pasar tersebut cukup membantu masyarakat. Namun, dia meminta Bulog untuk melanjutkan program itu dalam jumlah besar sehingga agen di pasar tidak kehabisan stok.

Harga Telur Naik

Akibat meningkatnya permintaan menjelang Tahun Baru 2016, harga telur ayam ras melonjak hingga mencapai Rp41 ribu/lemping.

Hasil pantauan wartawan di Pasar Peunayong, Banda Aceh, Selasa (5/1), mengungkapkan, walaupun harga telur ayam ras naik, permintaan dari masyarakat masih seperti biasa.

Seorang pemilik toko grosir di Peunayong, Ramli mengatakan, kenaikan harga bahan pokok, khususnya telur ayam ras, tidak mempengaruhi daya beli masyarakat karena merupakan kebutuhan mereka.

Kenaikan harga telur ayam itu, menurutnya, dipengaruhi banyaknya permintaan menjelang Tahun Baru 2016 sehingga perseidaan menipis.

Ramli merincikan, harga telur ayam ras saat ini dijualnya Rp41 ribu/lemping dari sebelumnya Rp35 ribu/lemping. Sementara bahan pokok lainnya masih normal, seperti minyak goreng seharga Rp8.500/kg, dan gula pasir masih normal.

Namun, dia memastikan harga telur ayam tersebut akan turun secara berangsur dan secepatnya.

Ikan dan Ayam

Sementara, harga ayam dan ikan basah memasuki bulan Maluid Nabi Muhammad SAW di Aceh Barat Daya (Abdya) dalam sepekan terakhir meningkat tajam. Kondisi tersebut memberatkan masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Penduduk Kecamatan Blangpidie, Samsidar, Senin (4/1) mengaku kalau kenaikan harga selalu terjadi saat momen perayaan hari-hari besar keagamaan. Selain naiknya harga yang jauh lebih tinggi, persediaan barang juga terbatas akibat banyaknya permintaan.

Agen penyuplai ikan, Murdani, mengaku kalau penyebab mahalnya ikan karena minimnya hasil tangkapan nelayan akibat cuaca ekstrem yang sedang melanda perairan Abdya dan sekitarnya.

“Ombak di laut saat ini cukup tinggi karena cuaca ekstrem sehingga tangkapan nelayan minim. Banyak nelayan yang enggan melaut dan menunggu perairan kembali tenang,” ungkapnya.

Pedagang ayam di Pasar Manggeng, Sabri, mengatakan, harga ayam saat ini mencapai Rp65.000/ekor dari sebelumnya Rp50-60 ribu/ekor.

Kenaikan itu karena tingginya permintaan, sementara persediaan ayam di pedagang terbatas. Harga dipastikan berangsur normal jika persediaan ayam maupun ikan mulai tercukupi.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Abdya, Sulaiman MM, membenarkan harga ayam dan ikan saat ini tinggi.

Diutarakan, kenaikan harga ikan akibat faktor cuaca yang tergolong ekstrem, sementara kenaikan harga ayam dipengaruhi harga di tingkat penyalur dari wilayah pemasok, khususnya Medan, Sumatera Utara.

“Kadang, pergeseran harga itu memang menjadi hukum pasar dan tidak perlu diherankan. Jika harga naik di Medan, tentunya mempengaruhi harga di tingkat pedagang di Abdya, apalagi saat memasuki bulan maulid yang sudah menjadi tradisi di Abdya,” terangnya. (bei/rfl/ags)

()

Baca Juga

Rekomendasi