SKETSA tampak sederhana, dibuat dengan garis secara efektif dan efisien membentuk unsur piktorial. Hasil akhirnya tidak berupa gambar detil, hanya garis besarnya saja. Alat yang digunakan pensil, pena atau kuas dengan tinta atau cat sebagai medianya.
Sketsa dibuat pada kertas, dinding, papan kayu, maupun kain kanvas. Pelukis pemula, hingga seniman maestro membuatnya. Sketsa dibuat oleh seniman zaman batu, hingga zaman modern untuk berbagai tujuan.
Awalnya digunakan untuk latihan, meningkatkan kemampuan seniman dalam menggambar objek-objek tertentu. Kegunaan lainnya sebagai persiapan penciptaan lukisan. Sketsa bagian dari penciptaan lukisan.
Perkembangan berikutnya, sketsa sebagai karya seni berdiri sendiri. Muncul lukisan berbasis sketsa. Sketsa dipadukan dengan warna, sehingga munculah corak tersendiri.
Keindahan sketsa memikat para pencinta senirupa. Muncul komunitas penggemar sketsa di berbagai kota besar di Indonesia. Mereka terwadahi dalam komunitas Indonesia’s Sketchers. Tersebar di Yogyakarta, Malang, Surabaya, Medan, Jakarta, Denpasar, dan sejumlah kota lainnya. Aktivitas mereka membuat sketsa secara langsung dan menyelenggarakan pameran bersama.
Sejumlah kolektor seni penggemar sketsa menjadikannya sebagai elemen estetika interior. Sketsa dibingkai dan dipajang untuk memperindah ruangan. Sejumlah museum seni, juga memajang karya sketsa para maestro seni. Diantaranya museum seni Haji Widayat di Mungkid Magelang dan museum seni Nyoman Gunarso di Bali.
Objek-objek sketsa berupa bangunan monumental seperti kuil, candi, gereja, hingga masjid. Juga aktivitas sehari-hari masyarakat di pasar tradisional hingga suasana jalan raya. Lainnya berupa satwa, flora dan fauna. Pemandangan pantai, hutan, pedesaan, serta pegunungan juga sering menjadi objek sketsa. Figur wanita cantik dengan busana tradisional, penari, hingga para pekerja di lapangan juga merupakan objek-objek yang sering dibuat sketsa.
Seniman maestro sketsa di Tanah Air diantaranya Ipe Maruf, Nyoman Gunarso, Affandi, Widayat, Antoni Blanco, Sudjojono. Di luar negeri karya sketsa dibuat oleh para maestro diantaranya Rembrandt van Rijn, Leonardo da Vinci, dan Michel Angelo.
Ipe Maruf, Nyoman Gunarso, Antonio Blanco adalah beberapa pelukis yang menjadikan sketsa sebagai basis penciptaan lukisannya. Mereka memadukan sketsa dengan warna-warna tertentu. sehingga menjadi lukisan.
Mereka menggunakan metode melukis seperti membuat sketsa. Hasilnya berupa coretan-coretan warna dengan unsur garis membentuk unsur piktorial. Lukisan tampak ekspresif dan menarik.
Sketsa unsur penting dalam studi seni rupa. Keberadaannya merupakan dasar bagi peningkatan kemampuan menggambar maupun melukis. Sketsa juga telah berkembang tidak lagi menjadi sekedar untuk berlatih meningkatkan ketrampilan, tetapi menjadi karya seni berdiri sendiri. Penggemarnya pun semakin banyak.
Penulis dosen pendidikan senirupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara.

Sketsa sebagai karya seni (House and Garden)

Lukisan cat minyak berbasis sketsa

Lukisan berbasis sketsa karya Antonio Blanco.

Sketsa karya anggota komunitas Indonesia’s Sketchers
Semua foto dalam Tulisan ini adalah foto dokumentasi dan koleksi foto penulis Dr. Agus Priyatno, M.Sn. dari berbagai sumber