Bumper Subulussalam Terendam Banjir

Subulussalam, (Analisa). Bumi Perkemahan (Bumper) di Kampung Namo Buaya, Ke­camatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam terendam ban­jir dengan ketinggian air sekitar satu meter lebih, akibat me­luapnya Sungai Rikit yang berjarak sekitar 80 meter dari lo­kasi perke­mahan.

Pengamatan wartawan di lokasi, Minggu (27/11), sejum­lah tenda kon­tingen yang masih berada di lo­kasi kemah ek­sekutif terlihat teren­dam banjir. Sejak Sabtu malam dila­porkan para kontingen sudah mulai melakukan evakuasi ten­da dan per­alatan kemah untuk dibawa pulang. Sementara kondisi air di lapangan terus naik akibat hujan mengguyur kawasan terse­but.

Sekretaris Kwartir Cabang (Kwar­cab) Kota Subulus­sa­lam, Mu­hammad Nasir mengatakan meski banjir melanda kawasan kemah ek­sekutif namun kegiatan tetap ber­lang­sung sesuai ren­cana. Ia memuji semangat peserta mengikuti per­mainan outbound meski dalam kondisi banjir.

Hanya saja pembukaan dan penu­tupan serta malam re­sepsi batal digelar karena kondisi lapangan berubah menjadi danau, menye­babkan tenda kontingen nyaris tenggelam ban­jir.

400 peserta

Nasir mengatakan, kemah ekse­ku­tif ini diikuti sebanyak 400 lebih peserta, turut di dalamnya Walikota Merah Sakti dan Wa­kil Walikota Salmaza dan seluruh pimpinan satuan kerja perangkat kota (SKPK), para camat dan sejumlah in­stansi ver­tikal.

Walikota Merah Sakti dan Wakil Walikota Salmaza sebe­lumnya berada di lokasi bersama peserta, akhirnya mening­gal­kan lokasi kare­na kondisi banjir terus naik sejak Sabtu sore.

Kegiatan kemah eksekutif ini dalam rangka HUT ke-45 Korp Pegawai Republik Indonesia (Kor­pri) tingkat Kota Su­bulus­salam. Setelah pembukaan Jumat (25/11) lalu, pe­nutupan di­jadwalkan Sabtu malam namun batal terlaksana akibat banjir.

Menurutnya, solusi mengatasi an­caman banjir harus diba­ngun tanggul beton di kompleks perke­mahan, sehingga keti­ka Sungai Rikit meluap air tidak merembet masuk ke dalam lokasi tersebut.

“Solusi ke depan ini harus diba­ngun tanggul keliling su­paya air ti­dak masuk, itu baru jadi Bumi Per­kemahan dan Pa­riwisata. Tapi kalau melihat kondisi sekarang jadinya Bu­mi Perkemahan Tengah Laut,” kata M Nasir. (sdr)

()

Baca Juga

Rekomendasi