BERDASARKAN prediksi Badan Geologi Amerika Serikat (USGS), setiap tahunnya hampir terjadi gempa jutaan kali di seluruh dunia dan masih banyak lagi di antaranya yang tak terlihat atau terdeteksi badan-badan meteorologi dan geofisika yang tersebar di muka Bumi.
Setidaknya, ada gempa dengan skala 8 SR yang mengguncang setiap tahun, sementara 15 gempa berkekuatan 7-7,9 SR terjadi sekitar 15 kali.
Tak semua gempa besar menelan korban jiwa banyak. Sebaliknya gempa kecil justru bisa menimbulkan duka. Seperti yang terjadi saat gempa Aceh pada Rabu (7/12). Guncangan berkekuatan 6,5 SR merobohkan bangunan dan menewaskan lebih 98 orang.
Dalam sejarah manusia, terdapat sejumlah peristiwa gempa yang merenggut banyak korban jiwa: ribuan, puluhan ribu, hingga ratusan ribu yang nyaris menyentuh angka satu juta. Bahkan nyaris memusnahkan suatu peradaban.
Dari sisi jumlah korban jiwa, kematian dalam gempa 9 SR dan tsunami Jepang pada 11 Maret 2011, menewaskan sekitar 15 ribu orang dan memicu krisis nuklir paling parah sejak Perang Dunia II di Negeri Sakura.
Berikut gempa-gempa paling mematikan diambil dari data Badan Survei Geologi AS (USGS) dan Encyclopedia Britannica dan berbagai sumber:
1. Shensi, Tiongkok, 23 Januari 1556
Salah satu gempa paling dahsyat dalam sejarah manusia terjadi di Shensi, yang kini menjadi Provinsi Shaanxi pada 23 Januari 1556. Catatan lain menyebut bencana terjadi pada 2 Februari 1556.
Saat itu, gempa berkekuatan 8 SR mengguncang Tiongkok. Guncangan yang terjadi dalam hitungan menit menimbulkan bencana besar.
“Di wilayah Hua, hal buruk silih berganti terjadi. Pegunungan dan sungai-sungai berganti posisi, jalanan pun rusak. Di beberapa tempat tanah tiba-tiba naik membentuk bukit baru, atau ambles menjadi cekungan lembah,” demikian menurut catatan sejarah Tiongkok, dikutip dari buku 30 Years’ Review of China’s Science & Technology, 1949-1979.
Aliran sungai meledak hebat, tanah rekah membentuk rongga panjang selebar selokan. Air muncrat di sana-sini.
Banyaknya korban jiwa membuat peristiwa tersebut masuk daftar gempa paling mematikan dalam sejarah.
2. Aleppo, Suriah, 9 Agustus 1138
Sebagian besar Kota Aleppo di Suriah kini hancur lebur akibat dihujani rudal dalam perang saudara yang tak kunjung henti di negara tersebut.
Pada masa lalu, kota kedua terbesar di Suriah itu juga pernah nyaris rata dengan tanah pada 9 Agustus 1138 akibat gempa. Benteng Aleppo hancur, menewaskan ratusan orang.
Meski menjadi wilayah terluas terdampak gempa, Aleppo tak mengalami kerusakan terparah. Gempa yang guncangannya dirasakan hingga Damaskus menghancurkan kota-kota yang dilewatinya.
Gempa Aleppo menjadi yang pertama dari rentetan guncangan yang terjadi antara tahun 1138 dan 1139 yang menghancurkan wilayah di Suriah utara dan Turki barat.
3. Damghan, Iran, 22 Desember 856
Tak ada yang bisa memastikan dalam kisaran angka, seberapa dahsyat gempa yang terjadi pada 22 Desember 856. Para ahli memprediksi kekuatannya mencapai 7,9 SR. Namun, dampaknya sungguh mengerikan.
Gempa tersebut melanda wilayah timur laut Iran, episentrum atau pusatnya berada tepat di bawah Kota Demghan yang pada saat itu menjadi ibu kota provinsi di Negeri Para Mullah.
Sekitar 200 ribu orang meninggal dunia saat itu, 45.096 kematian di antaranya terjadi di Damghan.
4. Haiyuan, Ningxia, Tiongkok, 16 Desember 1920
Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter membawa kehancuran total pada kawasan Lijunbu-Haiyuan-Ganyanchi di Tiongkok. Bencana itu tenar dengan sebutan 1920 Gansu Earthquake.
Lebih 73 ribu orang meninggal dunia di Haiyuan, longsor mengubur Desa Sujiahe di Xiji. Sementara, lebih 30 ribu orang meninggal dunia di Guyuan.
5. Kanto, Jepang 1 September 1923
Pada 1 September 1923, pagi menjelang siang, gempa dahsyat mengguncang Dataran Kanto, Jepang memporak-porandakan kawasan industri yang sibuk di Tokyo dan Yokohama.
Gempa Jepang meratakan bangunan-bangunan, menjungkirbalikkan kompor-kompor yang sedang digunakan untuk memasak. Dampak topan dari Teluk Tokyo, api dengan cepat menjalar di landskap yang datar. Kebakaran hebat melanda.
Sebanyak 381.000 dari lebih 694.000 rumah di Tokyo-Yokohama terbakar. Lalu, rumor beredar liar, menyebut warga dari Korea menjarah rumah-rumah korban gempa, yang memicu gelombang balas dendam pada kaum pendatang.
6. Ashgabat, Turkmenistan, 5 Oktober 1948
Pada 5 Oktober 1948, gempa 7,3 SR Ashgabat, Turkmenistan.
Guncangan terjadi pada pukul 02.17 pagi waktu setempat. Dengan episentrum gempa terletak di dekat desa kecil Gara-Gaudan, 25 kilometer barat daya Ashgabat.
“Kerusakan ekstrem terjadi di Ashgabat (Ashkhabad) dan desa-desa di dekatnya, di mana hampir semua bangunan bata runtuh, struktur beton rusak berat dan kereta api barang tergelincir,” demikian tulis Badan Survei Geologi AS (USGS).
7. Gempa Tangshan, Tiongkok, 28 Juli 1976
Sebelum bencana alam datang, alam diyakini telah memberikan pertanda. Dengan mata kepala sendiri, warga menyaksikan hal-hal aneh terjadi.
Permukaan sumur di luar Kota Tangshan di Tiongkok naik turun tiga kali sehari. Di desa lain gas keluar dari sumber air warga.
Tikus-tikus berlarian pada siang bolong, ikan-ikan di akuarium gelisah dan mencoba melompat keluar.
“Cuaca sangat panas. Beberapa hari sebelum gempa, anjing dan ayam menolak masuk ke bangunan,” ujar Yao Guangqing, pegawai pemerintah, seperti dikutip dari situs Danwei, Rabu (26/7.
Sikap manusia pun berubah. Malam sebelum gempa, ada pertunjukan layar tancap. Butuh waktu empat jam untuk menayangkan satu film saja. Orang-orang gelisah dan gampang marah, berkali-kali jalan cerita dihentikan di tengah jalan gara-gara perkelahian antar-penonton.
Sebelum fajar menyingsing, 28 Juli 1976, para peternak di Kaokechuang juga menjumpai hal tak biasa. Saat itu, mereka berniat memberikan pakan sesuai jadwal.
Bukannya makan, kerumunan kuda dan keledai justru mengamuk. Mereka melompat dan menendang sejadinya. Setelah menjebol kandang, hewan-hewan itu lari tunggang langgang.
Beberapa menit kemudian, kilatan cahaya putih menyilaukan terlihat di langit. Gemuruh yang luar biasa keras terdengar saat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang area Tangshan dan sekitarnya, tepat saat jarum jam menunjuk ke pukul 03.42 waktu setempat. Gempa utama berlangsung “hanya” 14 sampai 16 detik. Tak lama kemudian giliran lindu 7,1 SR mengguncang.
Dampaknya sungguh fatal. Kota-kota di sekitar episentrum hancur lebur. Sebanyak 240 ribu orang meninggal dunia, meski banyak orang yakin, jumlah mereka yang tewas sampai 750 ribu jiwa.
8. Gempa Haiti, 12 Januari 2010
Pada 12 Januari 2010, gempa berkekuatan 7,0 SR menggucang Port-au-Prince, Haiti. Akibatnya jauh lebih tragis. Sebanyak 70 persen struktur di ibukota itu rata dengan tanah, 230 ribu orang tewas.
Sementara itu 1,5 juta korban gempa yang selamat merana kehilangan tempat tinggal. Guncangan hebat yang berlangsung pukul 04.30, berpusat di 15 mil dari ibu kota Port-au-Prince, kota dengan populasi paling padat di Haiti. Sekitar 70 persen bangunan rata dengan tanah, nyaris tak ada yang bisa dijadikan tempat mengungsi.
Belum lagi semua jasad korban dimakamkan, tudingan muncul dari Venezuela. Presidennya saat itu, Hugo Chavez menuding gempa Haiti adalah dampak uji coba ‘senjata tektonik’ yang dilakukan AS.
Chavez menuduh, AS menggunakan gempa Haiti sebagai dalih untuk menduduki negara itu. Caranya, dengan mengirimkan tentara dengan dalih membantu korban gempa, meski para ilmuwan menyebut, gempa Haiti ternyata disebabkan patahan (fault) yang belum pernah dipetakan. (bbs/glpt/ecb/es)