Proyek LNG Arun Belawan Terancam Menganggur

Medan, (Analisa). Proyek regasifikasi gas alam cair (LNG) dan pipa transmisi gas Arun-Belawan PT Pertamina (Persero) di Sumatera senilai US$ 570 juta, terancam menganggur dan sia-sia. Sebab, proyek yang sudah beroperasi sejak 2014 itu, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertagas Niaga, lebih memilih men­jual langsung LNG ke industri tanpa melalui kedua in­frastruktur tersebut yang bernilai sekitar Rp7,4 triliun.

"Mubazir sekali kan jadinya. proyek triliun tersebut ujungnya jadi sia-sia. Pipanisasinya tidak jalan di proyek itu," kata Anggota DPRD Sumatera Utara, Robby Anangga, Kamis (15/12).

Seperti diketahui, Pertamina telah menggelontorkan investasi besar dengan merevatilisasi kilang LNG Arun menjadi Terminal Penerima dan Regasifikasi Arun serta membangun pipa transmisi gas Arun Belawan kapasitas 300 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) sepanjang 350 km. Kedua proyek tersebut menelan biaya sekitar US$570 juta dan telah beroperasi.

Kedua proyek tersebut diproyeksikan untuk memasok gas bumi ke pembangkit dan industri di Sumatera Utara yang membutuhkan banyak gas. Namun kedua proyek tersebut menjadi mubazir, karena anak usaha Pertamina Group yakni PT Pertagas Niaga, memilih menjual LNG langsung ke pelanggan menggu­nakan truk (LNG Trucking) di Sumatera Utara khususnya di Medan.

Dengan LNG Trucking, Pertagas mengangkut langsung LNG ke pelanggan tanpa melalui proses regasifikasi dan pengangkutan gas melalui pipa Arun-Belawan. Artinya infrastruktur regasifikasi dan pipa transmisi ini tidak terpa­kai dan mubajir. “Kami dari Komisi B DPRD Sumut merekomendasikan dulu kepada Pertamina untuk member­hentikan proses distribusi menggunakan trucking," im­buhnya. (rel/wita)

()

Baca Juga

Rekomendasi