Oleh:Winda Kustiawan, MA
Inilah ungkapan yang disampaikan para tamu (malaikat utusan Allah) kepada Nabi Luth atas perintah Allah, ketika kaumnya akan di timpa bencana atau ahzab karena perilaku seks menyimpang kaum sodom seperti melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis. Yaitu dengan diberikan gunjangan yang amat dahsyat sehingga menjadi porak poranda, perhatikan firman Allah “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud : 82-83). Dari peristiwa inilah maka dikenal dengan sodomi berasal dari kaum sodom yang melakukan hubungan sesama jenis. Perilaku seks menyimpang akhir-akhir ini menjadi pemberitaan terhangat di media cetak, online dan televisi, dengan terangkat kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak usia 17 tahun oleh artis ternama di Indonesia.
Ini menambah deretan panjang pelecehan seksual terhadap anak di Indonesia. Peristiwa ini mengingatkan kita pada kisah nabi Luth dan kaumnya melakukan seks menyimpang, sehingga ketika peringatan Allah telah disampaikan dan masih terus terjadi, maka tinggal menunggu ahzab Allah akan datang. Untuk itu pesan para utusan Allah (malaikat) kepada nabi Luth dan keluarga di saat kaumnya akan di timpa ahzab janganlah kalian melihat kebelakang agar tidak menimpa pada kalian juga.
Hampir dari setiap pelaku sodomi dahulunya pernah mengalami perlakuan sodomi dari orang lain. Jadi ada anggapan dan kenangan masa lalu yang harus di lampiaskan atau kesan harus memabalas peristiwa yang sama terjadi pada dirinya di masa lalu dengan orang lain. Sehingga melahirkan kepuasan tersendiri dari para pelaku sodomi selain kepuasan seksual menyimpang. Mengapa Allah mengingatkan kepada Nabi Luth melalui malaikat-Nya agar jangan melihat kebelakang, untuk tidak mengenang dosa yang pernah dilakukan kaum-nya. Terkadang manusia sering berbangga terhadap dosa yang pernah diperbuatnya dimasa lalu, seolah-olah perbuatannya dahulu merupakan bentuk kehebatan dan kepercayaan diri. Untuk itu sebagai orang yang beriman sebaiknya selalu menanamkan kebaikan dan kesolehan, agar dapat menjauhi dosa.
Ada upaya yang harus dilakukan yaitu pertama berusaha menjaga perbuatan kebaikan kepada siapa saja dengan ikhlas dan jujur (QS. 6 :162). Karena dengan selalu menjaga berbuat baik akan dikenang oleh orang lain. Di saat orang membutuhkan uluran tangan kita dan dia sangat membutuhkan pertolongan kita, maka segera-lah membantunya baik itu bantuan tenaga, materi maupun pikiran, terutama hal ini harus di ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini atau dari semenjak kanak-kanak, agar mereka termotivasi dan mengenang perbuatan kebaikan sampai ia besar nantinya. Artinya ini melahirkan energi positif yang baru bagi kehidupannya saat ini dan berikutnya. Kedua sebaiknya berupaya memperkecil dan menghilangkan kemaksiatan. Memang sangat sulit sekali menghindari perbuatan maksiat dan kemungkaran ditengah kehidupan ini.
Terkadang tidak pernah kita cari-pun datang dengan sendirinya di hadapan kita, contoh misalnya begitu mudahnya manusia saat ini melihat wanita berpakaian minim di jalanan, tempat keramaian seperti mall serta media sosial, dan bahkan selehai kain-pun tidak terpasang di tubuh wanita mudah di akses oleh siapapun, bahkan tidak dibuka muncul sendiri, untuk itu sebagai orang tua kita juga harus mengontrol dan mengawasi anak kita dari hal-hal yang negatif tersebut. Perhatikan hadis nabi “Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (HR. Tarmidzi). Dari keterangan hadis ini sebaiknya kita benar-benar harus secara konsentrasi menanggulangi potensi dosa yang akan terjadi baik saat ini terlebih dimasa yang akan datang.
Kejahatan penyimpangan seksual itu muncul biasanya pelaku memanfaatkan kelemahan korban, hampir semua kejadian sodomi atau pelaku seks menyimpang karena korban lemah, lemah dalam arti tidak memiliki perlawanan secara fisik maupun sikap, sehingga mudah dikuasai oleh pelaku. Inilah penyebab utama terus berlangsung kejahatan serupa di negeri ini, karena korban dapat di kuasai secara fisik dan sikapnya.
Nabi Luth mengajarkan kepada anak-naknya agar selalu lebih waspada terhadap orang yang datang kepada mereka, artinya kita sebagai orang tua juga harus menganjurkan kepada anak kita agar lebih selektif memilih teman dan berhati-hati terhadap orang yang berada disekelilingnya yang tidak mereka kenali. Terkadang kejahatan yang terjadi dalam kehidupan ini tidak pernah terencanakan, justru terkadang peluang kemaksiatan itu menghampiri diri manusia karena posisi kita lemah, sehingga mereka membuka peluang menjalani kemaksiatan. Hal inilah yang selalu dimanfaatkan oleh orang yang ingkar dan dusta terhadap Allah. untuk itu Islam mengajurkan kepada kita untuk lebih waspada dan menjaga diri dengan baik (QS. At-Tahrim : 6).
Ada pribahasa mengatakan untuk meraih kesuksesan duniawi itu mudah, namun untuk menjaga kelurga terutama anak sebagai buah hati dan permata jiwa dari kejahatan dan kezaliman manusia yang ingkar kepada Allah sangat-lah sulit. Sebagai insan yang bertaqwa kita dianjurkan untuk berupaya mendidiknya sesuai jalan Allah dan rasul-Nya yaitu dengan nilai keteladanan dan amal shaleh berkesinambungan. Semoga Allah menjauhkan bangsa dan umat ini dari ahzab yang amat pedih, karena ulah sebahagian manusia yang berperilaku seperti kaum sodom. Wallahu’alam
Penulis adalah Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SU, PengasuhPondok Pengajian Alquran Darul Bening Sei Rotan