Godaan yang Menimbulkan Perpecahan

Oleh: Jekson Pardomuan.

Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! – Roma 16 : 17

Setiap hari kita sangat berdekatan dengan yang namanya godaan. Dimana-mana selalu saja ada godaan. Di sekolah, ada banyak godaan yang membuat siswa jadi ketergantungan dengan contekan atau meminta jawaban soal kepada teman. Padahal kalau belajar dengan sungguh-sungguh pasti tidak akan mencontek atau meminta jawaban kepada teman.

Godaan yang mengikuti sebuah keluarga adalah rentan terhadap perpecahan akibat perselingkuhan. Mengutip sebuah kesaksian seorang pelayan Tuhan yang menuliskan pengalaman pahitnya terjatuh ke dalam dosa perselingkuhan. Kehidupannya porak-poranda; istri dan anak-anaknya meninggalkannya. 

Ia mengakui, perselingkuhan itu buah dari kecanduan akan pornografi yang membelenggunya sejak muda. Ia menutup kesaksiannya dengan berkata, “Seandainya saya bisa mengendalikan diri dan berkata ‘tidak’ kepada godaan pertama dari pornografi pada waktu saya masih muda, saya tentu tidak akan terpuruk sejauh ini sekarang!”

Seseorang bisa dengan mudah tergoda karena penguasaan diri yang sangat lemah. Perselingkuhan saat ini menjadi hal yang sangat biasa. Tidak hanya itu, saat ini Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) sedang menunjukkan usahanya untuk melegalkan keberadaan mereka di Indonesia. Mereka saat ini sedang berusaha mengatasnamakan hak azasi manusia (HAM) untuk melegalkan pernikahan sejenis.

LGBT seperti disampaikan banyak psikolog sesungguhnya masih bisa berubah, asal memiliki kesadaran dan iman yang sungguh-sungguh untuk bertobat. Apabila ditengah-tengah keluarga kita ada satu orang yang masuk dalam perangkap LGBT, hal yang bisa kita lakukan adalah menguatkannya dan meyakinkannya tentang firman Tuhan.

Dalam Perjanjian Lama ada dituliskan tentang perilaku menyimpang ini, “Tetapi di kalangan para nabi Yerusalem Aku melihat ada yang mengerikan: mereka berzinah dan berkelakuan tidak jujur; mereka menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat, sehingga tidak ada seorangpun yang bertobat dari kejahatannya; semuanya mereka telah menjadi seperti Sodom bagi-Ku dan penduduknya seperti Gomora." – Yeremia 23 : 14

Menangkal segala godaan, kita harus memiliki penguasaan diri dan iman yang kuat untuk setiap godaan yang datang bertubi-tubi. Perlu diketahui, bahwa penguasaan diri bukanlah kekuatan kehendak manusia belaka. Secara sederhana, penguasaan diri berarti ketegasan dan keteguhan untuk berkata ‘tidak’ terhadap godaan dosa. 

Apakah selama ini Anda sulit menguasai diri dari godaan dosa? Mungkinkah itu karena Anda belum sepenuhnya bergantung kepada anugerah dan kuasa Allah? Marilah kita berhenti bersandar pada kekuatan diri sendiri. Kita dapat datang kepada Tuhan, meminta pertolongan-Nya setiap kali pencobaan muncul.

Godaan yang menimbulkan perpecahan sering terjadi di tengah-tengah keluarga. Seorang ayah yang bekerja sangat sungguh-sungguh di salah satu kantor pemerintahan. Karena kesungguhannya, ia ditawari sebuah jabatan penting dengan iming-iming gaji besar dan bisa mendapat tunjangan besar. Syaratnya, harus pindah agama atau meninggalkan kepercayaannya yang sekarang. Hal ini sering terjadi karena tergiur dengan harta dunia. Tergiur untuk menjadi kaya raya. 

Terkadang, ada suami isteri yang sepakat dengan hal ini. Akan tetapi ada juga yang akhirnya bercerai dan perpecahan di dalam keluarga terjadi karena seseorang telah menerima godaan duniawi. Memilih membohongi diri sendiri dengan mengorbankan kepercayaan yang dianut selama ini. 

Firman Tuhan berkata “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (1 Korintus 1 : 10).

Berjuang bersama dan memiliki kesepakatan dalam mendidik anak harus dilakukan suami isteri dengan sehati sepikir. Karena hari-hari belakangan ini sudah banyak godaan yang bisa menjerumuskan anak-anak kita. Hanya karena anak kurang perhatian dan kasih sayang ditengah keluarga, diluar ia mendapatkan lebih. Maka dengan mudah si anak akan beralih dan meninggalkan orangtuanya karena godaan tadi. Akibat godaan duniawi tadi, perpecahan didalam keluarga tak bisa dihindari.

“Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!” (Roma 12 : 16)

Kiranya firman Tuhan yang dituliskan hari ini bisa menambah iman percaya kita bahwa godaan yang ada belakangan ini semakin membabi buta. Tak perduli anak-anak, remaja, dewasa atau orangtua. Semua memiliki potensi yang sama untuk tergoda dengan banyak hal yang bisa mengakibatkan perpecahan dalam keluarga, terlebih pada perpecahan iman dan percaya kita kepada TUHAN. Berdoa dan bertekunlah dengan kebaikan. Kalau kita kuat dan iman percaya kita sungguh-sungguh kepada Tuhan, maka godaan yang datang akan berlalu begitu saja dari hadapan kita. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi