TAHUN Baru Tiongkok atau Imlek yang jatuh pada 8 Pebruari 2016 dilambangkan sebagai tahun Monyet api. Penggambaran ini sesuai perhitungan astrologi atau shio, ramalan peruntungan yang dipercayai etnis Tionghoa.
Mengusung tema terkait, sebuah maskot berwujud monyet untuk perayaan musim semi pun dibuat di Tiongkok. Sayangnya, ikon binatang yang dirancang tidak memenuhi ekspektasi apalagi selera publik.
Monyet Imlek yang diberi nama Kangkang, yang berarti sehat itu digambarkan berwarna-warni. Pengguna media sosial menyebutnya sebagai campuran warna penyakit kuning dan tumpahan racun kimia.
Beberapa bahkan iseng mengunggah meme animasi, yang menyamakan sosok 3D Kangkang dengan lampu lalu lintas. Di mana bagian wajah, tubuh, serta tangan dan kakinya bisa berubah jadi merah, kuning, hijau.
“Monster lampu lalu lintas! Perancangnya pasti polisi lalu lintas,” sindir seorang pengguna media sosial mengomentari meme maskot imlek tersebut, sebagaimana dilansir dari Shanghaiist, Rabu barusan.
Ada juga yang menyamakan Kangkang dengan karakter kera antagonis dalam film Planet of The Apes. Disandingkan dengan monyet asli yang berdandan 'menor', dan karakter mengerikan lain.
Perancang aslinya, Han Meilin mengakui keterlibatannya. Namun dia mengklaim hanya bertanggung jawab atas penggambaran kepalanya saja. Sementara sentuhan terakhir, termasuk warna dan menjadikannya figur tiga dimensi, dikerjakan oleh orang lain.
Dalam kepercayaan orang Tioghoa, monyet adalah lambang dari kebijaksanaan. Kangkang yang dijadikan maskot di sini, menurut kreatornya, terinspirasi dari sosok raja kera Sun Gokong yang terkenal membantu biksu Tong Samcong mencari kitab suci ke barat.
“Saya mau mengambil kesempatan ini untuk mempromosikan citra Monyet sebagai ikon budaya Tiongkok ke seluruh dunia. Seperti Disney yang lekat dengan karakter tikusnya (Mickey-Minnie Mouse), mengapa kami tidak membuat ikon kera?” terang Han.
Asal Mula Perayaan Imlek
Perayaan Imlek merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Perayaan Tahun baru Imlek juga merupakan tradisi perayaan dengan sejarah terlama, termeriah dan teramai hingga kini.
Pada zaman dulu perayaan Imlek merupakan perayaan tahun baru(berdasarkan yang yang li/kalender matahari).
Pada tanggal 27 September 1949, Pemerintah Tiongkok menetapkan tanggal 1 Januari sebagai perayaan tahun baru dan perayaan Imlek ditetapkan sebagai perayaan musim semi.
Di Tiongkok itu ada banyak desa. Setiap tahun selama musim semi, orang-orang desa sibuk menanam padi.
Pada musim gugur, mereka memanen padi, Hasil panen itu disimpan dalam lumbung sebagai persiapan menghadapi musim dingin. Setiap kali musim dingin tiba, penduduk desa merasa sangat cemas. Mereka takut makhluk aneh akan datang ke desa mereka.
Makhluk ini sangat mengerikan. Di kepalanya ada lima tanduk tajam. Sepasang matanya menyorot tajam. Gigi dan kukunya juga tajam. Dan tinggal di dasar lautan yang sangat dalam dan dingin.
Makhluk ini sangat kuat. Kalau dia berjalan, bukit-bukit dan rumah-rumah roboh diinjaknya.
Lebih gawat lagi, dia suka menangkap dan memakan manusia ! Orang-orang desa memperhatikan bahwa makhluk itu hanya muncul setahun sekali.
Dia datang pada malam tahun baru dan menghilang tepat pada tengah malam. Orang-orang desa menyebut makhluk itu Nian, yang artinya tahun.
Tetapi monster ini mempunyai satu kebiasaan yang sangat ditakuti oleh seluruh penduduk desa yakni: setiap 365 hari sekali dia akan keluar dari dasar lautan naik ke daratan untuk mencari mangsa.
Monster “nian” akan menerkam dan menelan segala mahkluk hidup yang dia temukan. Waktu dimana monster “nian” keluar dari dasar lautan adalah di malam tahun baru Imlek (chu xi).
Maka setiap malam Imlek seluruh penduduk desa akan mengungsi dan bersembunyi di dalam hutan diatas puncak bukit untuk menghindari serangan dari monster “nian”.
Pada malam tahun baru, semua orang desa mengunci diri di rumah. Mereka berdoa semoga mereka selamat dari serangan Nian.
Ketika Tahun Baru tiba, barulah mereka berani keluar rumah. Mereka yang lolos dari maut merasa sangat bersyukur dan saling mengucapkan "Gong Xi! Gong Xi! Selamat! Selamat!" (bbs/shg/es)