Mengenal Steven-Johnson Syndrome

Oleh: Celvin Angkasa S. Ked

Mendengar kata Steven-Johnson Syndrome (SJS), pastinya masih sangat asing ditelinga kita dan bertanya-tanya apa itu dan bagaimana bisa terjadi?

Kata Steven-Johnson itu sendiri sebenarnya diambil dari nama penemu penyakit ini, yaitu dr. steven dan dr. Johnson yang menemukan penyakit ini pada tahun 1992 pada dua pasien anak laki-laki.

Sedangkan Syndrome memiliki arti kumpulan gejala.

Steven-Johnson Syndrome adalah suatu penyakit yang dikarenakan reaksi alergi yang ditandai dengan kemerahan dan munculnya kantong yang berisi cairan dengan ukuran yang bervariasi (lepuhan-lepuhan) terutama pada bagian kulit, rongga mulut, dan kelainan pada mata yang dapat muncul dengan sangat cepat.

Insiden terjadinya Steven-Johnson Syndrome, 2-3% setiap tahunnya di Eropa dan Ameriksa Serikat. Di Indonesia sendiri, menurut dari laporan bagian kulit RSCM tiap tahunnya terdapat kira-kira 12 pasien, yang pada umumnya adalah pasien dewasa. 

SJS saat ini meningkat seiring dengan mudahnya lapisan masyarakat untuk mendapatkan obat-obat yang terjual bebas dipasaran, mengingat lebih dari 50% kasus SJS disebabkan karena alergi obat-obatan. 

Banyak pasien SJS yang pada awalnya lebih memilih untuk melakukan pengobatan alternatif karena adat yang sangat kental dan berasumsi bahwa penyakit ini karena di guna-guna ataupun dihubung-hubungkan dengan hal-hal supranatural.

Penjelasan medis yang tepat untuk Steven-Johnson Syndrome adalah murni disebabkan oleh reaksi tubuh yang berlebihan (Hipersensitifitas) sehingga menyebabkan hancurnya sel-sel kulit epidermis dan dermis oleh mediator-mediator radang yang dihasilkan oleh antibodi/imunitas tubuh kita sendiri (CD4, CD8, IgG, IgM) sehingga terjadi peradangan yang cukup luas di permukaan tubuh. 

Hipersensitifitas tak selalu terjadi pada setiap orang, hanya pada sebagian orang yang memiliki bakat alergi turunan keluarga. Penyakit ini dapat muncul pada anak-anak maupun pada orang dewasa

Penyebab utama Steven-Johnson Syndrome adalah alergi obat (lebih dari 50% kasus SJS dikarenakan obat-obatan).

Sebagian kecil karena infeksi, vaksinasi, tumor, radiasi, cokelat dan pada beberapa kasus tidak diketahui secara pasti penyebabnya.

Sebenarnya semua obat dapat menimbulkan reaksi alergi, tapi setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda. Pada SJS obat-obat yang paling sering menjadi penyebab adalah Paracetamol, Ibuprofen, Penisilin, Amoksisilin, Ceftriaxone, dan lain-lain.

Steven-Johnson Syndrome umumnya jarang di jumpai pada anak <3 tahun karena imunitas tubuhnya belum berkembang. Keadaan umunya bervariasi dari ringan sampai berat, namun pada umumnya pasien SJS sering datang meminta pertolongan medis setelah 2 atau 3 hari sejak munculnya lepuhan-lepuhan di kulit.

Gejala awal dapat hanya berupa demam, tidak enak badan, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Lalu akan muncul kemerahan dan lepuhan lepuhan pada kulit, rongga mulut, bibir, dan kelainan pada mata yang dapat muncul dalam hitungan jam setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

Kelainan kulit dapat berupa kemerahan dipermukaan kulit, lalu akan muncul lepuhan-lepuhan yang berisi cairan bening pada kulit. Lepuhan-lepuhan ini akan sangat mudah pecah sehingga kulit akan tampak terkelupas.

Kelainan pada rongga mulut tidak jauh berbeda dengan kelainan pada kulit, namun perbedaannya hanya lepuhan-lepuhan berisi cairan tersebut muncul di dalam rongga mulut dan bibir. 

Lepuhan-lepuhan tersebut dapat pecah dan mengering sehingga membentuk suatu kerak berwarna merah kehitaman pada bibir.

Kelainan mata yang paling sering ditemukan adalah terjadi kemerahan pada mata, pada kasus yang lebih serius dapat ditemukan cairan nanah pada mata sampai kebutaan.

Dengan tindakan yang tepat dan cepat, biasanya hasil pengobatan pada pasien ini cukup memuaskan dan penyembuhan pada pasien SJS terjadi dalam kurun waktu 2-3 minggu.

Namun pada beberapa pasien yang terlambat mendapatkan pengobatan dan menderita komplikasi karena penyakit ini dapat berakibat fatal dan berujung dengan kematian (5-10% pada kasus yang berat). Tindakan yang dapat kita lakukan pada pasien Steven-Johnson Syndrome adalah sebagai berikut:

Hentikan dengan segera obat-obatan yang dicurigai sebagai pencetus terjadinya SJS jika memang ada. 

Karena ini merupakan penyakit yang cukup serius dan secara fisik pasien SJS akan tampak sangat menderita dan gawat, maka sangat dianjurkan bagi keluarga pasien ataupun orang terdekat pasien untuk segera membawa pasien SJS ke dokter ataupun rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. 

Bawalah obat-obatan yang sebelumnya dikonsumsi oleh pasien dan perlihatkan ke dokter ataupun ahli medis yang ada. 

Pencegahan pada penyakit Steven-Johnson Syndrome dapat dilakukan dengan beberapa cara:

Konsultasikan dengan dokter tentang obat-obatan yang akan anda konsumsi, apakah anda memang memerlukannya atau tidak. 

Jelaskan kepada dokter jika sebelumnya anda memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu. Jika sudah pernah mengalami SJS sebelumnya, kita harus memberitahukannya kepada dokter agar dokter tidak meresepkan obat-obatan yang dapat memicu munculnya SJS kembali. 

Lebih kritis dalam memilah obat-obatan yang tidak memiliki ijin edar resmi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). 

(Penulis adalah mahasiswa FK-UNPRI)

()

Baca Juga

Rekomendasi