Upah Penebang Tebu Dibayar Murah

Langkat, (Analisa). Sehubungan PTPN II melaksanakan musim giling tebu tahun 2016, di Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat pada sepekan terakhir, sudah menjadi tradisi adanya pelaksanaan tebang, angkut dan giling tebu.

Pantauan Analisa, Rabu (2/3), para buruh penebang tebu begitu semangat untuk beraktivitas di semua areal perkebunan tebu wilayah Kabupaten Langkat. Namun dilain sisi mereka juga merasa sedih dengan upah yang diberikan dari pihak kebun, karena bertolak belakang dengan melonjaknya harga barang kebutuhan sehari-hari.

Dikatakan Wiwin (45), warga Sei Binge Kabupaten Langkat, buruh penebang tebu diberi upah hanya Rp400 per 1 ikat tebu yang ditebang. Upah ini sudah bertahan sejak 10 tahun terakhir dan ditahun sebelumnya upah penenebang tebu diberi upah Rp300 per 1 ikat.

"Jadi buruh tebang tebu itu susah. Sudah bayarannya murah, belum lagi kalau mau naikkan tebu ke dalam bak truk terkadang mau nangis, karena berat dan susahnya menggotong beberapa ikat tebu," tutur beberapa buruh.

Wiwin menambahkan, upah murah yang diberikan pihak kebun PGKM seharga Rp400/1 ikat, namun mandor penebang tebu, Suyetno dengan berinisiatif memberi upah kepada yang bekerja di bawahannya memberikan upah Rp450/1 ikat.

“Saya mbak sebagai mandor penebang tebu terpaksa kasih harga kepada mereka segitu, kalau gak, tidak ada yang mau bekerja. Ini aja saya susah juga mencari buruh penebang tebu, banyak yang tidak mau lagi karena upahnya murah, ini saja sudah berkurang hampir 50% pekerjanya,” terang Suyetno.

Sambungnya lagi, saat ini kondisi tebu yang ditebang sangat buruk. Batang daging buah tebunya sangat kecil-kecil dan kurus, terlihat sekali tanaman tebunya kerdil dan belum bisa sebenarnya untuk dipanen. Dua belas tahun yang lalu terasa sangat susah sekali dijumpai tebu yang kecil, semuanya besar daging buah tebunya, berbeda sekali yang sudah 8 tahun belakangan ini, kondisinya seperti sekarang bisa dilihat, terangnya.

“Tebu yang terlihat kecil-kecil dan masih muda ini dengan terpaksa juga di panen, jadinya pun untuk per 1 ikatnya butuh banyak batang tebu untuk diikat per 1 ikatnya, belum lagi para buruh menanggung risiko dengan semaknya perkebunan tebu yang mau dipanen, seperti rumput lalang berpanjangan, daun tebu banyak yang kering,” katanya lagi.

Keinginan buruh penebang tebu saat ini, agar unit kebun PGKM menambahkan upah per/1 ikat tebu yang ditebang, sekitar 650/per 1 ikatnya. Tujuannya agar kebutuhan sehari-hari buruh tercukupi, dan pekerjanya bisa bertambah jumlahnya. (mnz)

()

Baca Juga

Rekomendasi