Oleh: M. Arif Suhada.
Menumbuhkan rasa cinta terhadap alam bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah lewat lagu. Lagu bukan hanya sebagai media hiburan, juga bisa membawa pesan-pesan moral kepada pendengarnya.
Lirik dan melodi dalam sebuah lagu mampu menggugah perasaan penikmatnya. Ada banyak sekali tema besar dalam sebuah lagu yang dihasilkan sesuai dengan kompleksitas perasaan manusia. Tema cinta, kegalauan, perjuangan, nasionalisme, religi, bahkan yang tak kalah menarik tema alam atau lingkungan.
Khusus pada tema disebut terakhir. Pada industri musik modern ini lagu-lagu yang tercipta bertemakan itu semakin langka saja. Sulit untuk menyebut judul lagu populer bertemakan alam dewasa ini. Lagu yang bisa dijadikan media untuk meningkatkan kepedulian kita pada alam dan lingkungan. Lagu-lagu yang bermunculan pada era modern ini kerap didominasi oleh lagu bertemakan cinta dan kegalauan. Menjelang hari-hari besar keagamaan, lagu religi dipastikan akan menyerbu pasar industri musik tanah air.
Umumnya sebuah lagu memang diciptakan untuk menyesuaikan dengan momen-momen tertentu atau yang lagi hits pada saat itu. Tidak lain, agar peluncuran pada momen yang tepat bisa mendongkrak kepopuleran lagu itu. Dalam kacamata bisnis bisa meraih keuntungan finansial dari hasil penjualan album lagu tersebut.
Seperti lagu religi yang disesuaikan dengan perayaan keagamaan. Lagu cinta dengan suasana kegembiraan. Lagu perjuangan atau nasionalisme pada peringatan hari-hari besar kemerdekaan. Lagu galau yang belakangan ramai mewarnai layar kaca kita. Tidak diketahui pasti apa yang melatar belakangi lagu bernuansa cengeng ini marak sekali bermunculan.
Satu hal cukup disayangkan, ketika kondisi alam dan lingkungan kita semakin hari semakin memilukan. Lagu-lagu bertemakan alam justru tidak juga mendukung eksistensinya dalam menghiasi pasar musik Indonesia.
Padahal, momen seperti inilah sesungguhnya keberadaan lagu-lagu bertemakan alam itu sangat diperlukan untuk menggugah kesadaran masyarakat kita dalam menjaga dan mencintai alam ini.
Kondisi itupun berimbas pada keapatisan masyarakat kita. Pada keadaan alam dan lingkungan yang terus rusak. Lagu-lagu cinta dan kegalauan telah menghipnotis pola pikir masyarakat kita pada sebuah imajinasi yang melenakan. Anak-anak yang masih belia saja, pikirannya sejak dini sudah terjangkiti lagu-lagu dewasa yang tidak pantas untuk didengar.
Tidak jarang dalam lirik lagunya terkesan vulgar untuk dikonsumsi pada anak-anak yang masih polos itu. Itulah realita yang harus kita dihadapi pada era ini. Para penghasil karya musik lebih berorientasi pada materi, ketimbang kualitas dan pesan moral dalam setiap lagu yang dinyanyikan.
Lagu Tempo Doeloe
Kerinduan untuk dapat menikmati lagu-lagu berkualitas penuh, makna bisa tersaji pada karya lagu dihasilkan musisi-musisi tempo doeloe (dulu). Harus diakui, lagu-lagu lama yang puluhan tahun telah berlalu. Bahkan penyanyinya sebagian sudah berkalang dengan tanah. Siapa menyangka hasil karya lagunya sampai sekarang begitu nikmat untuk kita dengar dengan sejuta daya tarik yang istimewa.
Lagu-lagu lama yang boleh saja terdengar sederhana. Setiap lagunya mengandung makna tersirat yang dalam, sehingga kita tidak bosan-bosannya mengulang lagu tersebut berkali-kali.
Pada hasil karya lagu-lagu lama itupula, banyak musisi menyoroti tema alam sebagai inspirasi untuk membuat lagu. Tidak sedikit lagu-lagu yang dihasilkan sampai saat ini masih tetap populer dan dikenal oleh masyarakat luas.
Setiap kali memutar lagu tersebut, efeknya membawa perasaan kita pada sebuah kesadaran akan penting mencintai alam dan lingkungan ini. Di antaranya seperti lagu Ebiet G (Berita Kepada Kawan), Iwan Fals (Pohon untuk Kehidupan), Gombloh (Lestari Alamku, Lestari Desaku), Koesplus (Kolam Susu), Gesang (Bengawan Solo), The Rolies (Kemarau), dan lain sebagainya.
Pada bait lirik lagunya, banyak sekali pesan moral, bisa kita petik dari setiap lagu-lagu lama yang bertemakan alam itu. Para musisi zaman dulu memang sangat piawai dalam menyampai pesan moral. Kritik sosial, kepedulian pada alam dan lingkungan, yang memberikan nyawa pada lagu-lagu mereka.
Disitulah keistimewaan lagu lawas memiliki kekuatan magis. Pada setiap lirik lagunya mampu mengunggah kita pada sebuah kesadaran yang baik. Berbeda dengan lagu masa kini. Lagu yang kehilangan jati dirinya sebagai sebuah media pembelajaran. Hanya mengedepankan sisi hiburan saja. Tidak heran, jika hasil lagunya pun terkesan diciptakan secara asal.
Hal ini pun seakan memberi jawaban, mengapa kepedulian masyarakat kita pada alam dan lingkungan tidak kunjung menunjukkan perubahan yang baik.
Bagaimana mungkin kesadaran itu akan muncul? Jika di ranah hiburan seyogianya bisa jadi sandaran alternatif penggugah jiwa. Nyatanya juga sangat senyap. Menyinggung kesadaran masyarakatnya dengan sebuah kepedulian pada alam ini.
Padahal dengan penciptaan lagu yang dikemas apik dan menarik, penyertaan sebuah pesan moral lewat sebuah lagu bisa lebih didengar. Kemudian dihayati lalu direnungkan pada jiwa pendengarnya.
Dengan maraknya lagu-lagu bertemakan alam di pasaran yang dikemas secara berkualitas. Banyak masyarakat yang nantinya dapat menggemari keberadaan lagu-lagu tersebut.
Harapannya dengan semakin banyak peminat, semakin meningkat pula semangat dan kesadaran masyarakat kita untuk mencintai alam dan lingkungan ini. Sebuah lagu bisa merasuki pada kesadaran jiwa penikmatnya dan itu adalah medium penyampai pesan yang cukup jitu.
Sangat langka lagu-lagu penggugah kesadaran pada alam yang tercipta di era modern masa kini. Pilihan untuk memperdengarkan lagu-lagu lawas pada masa lampau bertemakan alam dan lingkungan menjadi sangat penting. Bagi kita untuk terus menjaga semangat kepedulian pada alam agar tidak luntur harus ditingkatkan.
Anak-anak kecil generasi bangsa sepantasnya diperdengarkan dengan lagu-lagu bermakna semacam ini. Supaya kepekaan mereka terhadap alam bisa terpupuk sedari kecil. Ketimbang terus dijejali dengan lagu-lagu putus cinta, kegalauan, membuat mereka lupa kondisi alam sedang berada pada ambang kritis.
Semoga para musisi yang berkiprah para era sekarang bisa melihat. Lagu bukan hanya dijadikan untuk media hiburan dan alat mendulang keuntungan semata. Harus juga berperan dalam mengubah karakter mental seseorang. Alangkah baiknya dalam penciptaan sebuah karya, para seniman musik lebih mengedepankan hal itu. Dapat menghasilkan karya lagu bermanfaat, bisa dijadikan sebagai bahan refleksi bagi kehidupan. Bukan semata lagu yang bisanya hanya merusak moral bangsa.