Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 6.600 penari Ratoh Jaroe berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) kategori jumlah penari terbanyak. Tari Ratoh Jaroe yang ditampilkan oleh ribuan pelajar DKI Jakarta dan sekitarnya tersebut, dilaksanakan dalam rangkaian penutupan HUT ke-41 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, Minggu (24/4).
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, yang menghadiri langsung pemecahan rekor MURI Ratoh Jaroe tersebut, tak kuasa menahan haru dan bangga atas apa yang dilakukan oleh ribuan pelajar di DKI itu. “Ini sesuatu yang mengesankan bagi saya, karena tarian ini justru dibawakan oleh pelajar DKI,” kata Zaini.
Menurutnya, ragam budaya dan tarian Aceh, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsepsi dan batas Islam. Karena itu, kebanyakan dari lirik nyanyian yang mengiringi lagu-lagu yang berasal dari Aceh bernafaskan pesan moral dan ajaran Islam.
Gubernur melanjutkan, Tari Ratoh Jaroe yang ditampilkan ini merupakan salah satu momen budaya kolosal di Indonesia karena melibatkan sekitar 6.600 penari. Diyakini seni tari ini akan sangat memikat, karena merupakan salah satu tarian yang menuntut gerakan cepat dan kekompakan dari semua penarinya.
Tari ini masih sering ditampilkan dalam berbagai event di Aceh, antara lain pada acara pernikahan, kenduri rakyat, penyambutan tamu dan lainnya. Sama halnya dengan Tari Saman, Tari Ratoh Jaroe juga telah mendunia.
Para mahasiswa di Eropa, Jepang, dan Amerika banyak yang mempelajari tarian ini untuk dipertontonkan di depan publik. Bahkan, mereka sampai-sampai mengundang pelatih tari dari Aceh untuk dapat mempelajarinya lebih mendalam.
Dapat Piagam
Siaran pers yang diterima Analisa di Banda Aceh, Senin (25/4) menyebutkan, dalam kesempatan tersebut, Gubernur Aceh juga mendapatkan piagam penghargaan dari MURI dari perwakilan lembaga tersebut. Penghargaan yang diberikan MURI bertepatan dengan hari ulang tahun ke-76 Zaini Abdullah yang bertepatan jatuh Minggu, 24 April 2016.
Dek Gam, koreografer Tari Ratoh Jaroe menerangkan, tarian ini pertama kali ia perkenalkan kepada masyarakat di Jakarta dan mendapatkan perhatian yang luas dari kalangan pelajar. Tari Ratoe Jaroe sendiri, merupakan seni tari urban dan justru berkembang dan menjadi terkenal di Jakarta, sehingga saat ini telah menjadi salah satu ekstra kurikuler wajib pelajar di ibukota tersebut.
Jadi, terang Dek Gam, Tari Ratoh Jaroe telah berkembang di Jakarta, sebagai salah satu model tradisi seni tari yang kerap diperlombakan antar sekolah. “Tahun 2001, tarian ini berkembang dan justru lebih di kenal di Jakarta dari pada Aceh sendiri,” tukasnya.
Salah seorang penari, Mayang Hidayah Putri (16), yang merupakan pelajar SMAN 86 DKI Jakarta, mengungkapkan, ia sangat menyukai Tari Ratoh Jaroe, apalagi dibawakan beramai-ramai dengan ribuan pelajar lainnya.
Untuk persiapan pemecahan rekor MURI tersebut, Mayang dan kawannya melakukan persiapan selama satu bulan lebih. Penutupan HUT TMII, selain dihadiri puluhan ribu pengunjung, juga Ketua MPR-RI, Zulkifli Hasan dan jajaran SKPA Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Aceh. (mhd)