Dari Tukang Tambal Ban

Arief Jadi Pengusaha Es Doger

TAMAT SMA, Arief Rus­tan­­to (26) sempat merasa gundah. Galaunya lebih kepada dimana dia bekerja setelah lulus. Tanpa menunggu pikir panjang  dan rezeki tak mungkin turun dari langit, Arif pun mulai bekerja apa saja. 

Pertama dia mencoba perun­tu­ngan di pabrik di tanah kelahi­ran­­nya, Solo. Namun kerja di pabrik dengan gaji kecil tidak akan bisa dibuat pegangan untuk masa depannya.

Arief pun mencoba peruntu­ng­an yang lain menjadi tukang tambal ban. Menjadi tukang tam­bal ban ternyata lebih baik dari­pada kerja di pabrik. Hanya saja, lagi-lagi Arief berpikir tidak se­la­manya juga dia harus men­jadi tukang tambal ban. Akhirnya, dia memutuskan hijrah ke ibukota dan untungnya diterima kerja di sebuah restoran di Jakarta.

Di resto inilah Ia berkenalan dengan es doger, sebuah menu traditional dessert yang berasal dari Bandung. Arief pun mulai belajar  bisnis minuman dari hulu ke hilir.  “Ternyata setelah saya mengamati setiap kali ada orang yang beli es doger, besoknya beli lagi dan prospeknya sangat bag­us” tuturnya.

Pria asal Solo ini lalu membe­ra­nikan diri menjual dan mencip­ta­kan sendiri es dogernya. Setiap bulan gaji yang diterima, disisih­kan untuk membuat gerobak. Hari liburnya pun dimanfaatkan untuk membuat gerobak sendiri dan mengumpulan peralatan-pera­latan untuk jualan es doger.

Dengan modal awal Rp 3 juta, mulailah Arief menjual es doger­nya di tahun 2009.  Saat itu, nama es dogernya bukanlah Mr Doger, nama tersebut baru muncul ketika Ia perlu nama yang keren dan mudah diingat oleh semua orang.

Pernah Digusur

Sebelum membuka gerai per­ta­manya, es doger Arief mangkal dari satu tempat ke tempat lain­nya. Pernah suatu ketika, Ia mera­sa­kan kejamnya ibukota terlebih lagi saat musim penghujan tiba. Es doger Arief otomatis tidak laku, kejadian itu diingatnya saat berada di depan stasiun Tanjung Barat. Tak patah arang, payung es-nya pun dimanfaatkan Arif untuk menjadi tukang ojek pa­yung bagi mereka yang tak ingin ke­hujanan.

Dalam perkembangannya, Mr. Doger berhasil membuka ge­rai kali pertamanya di samping Mall Cijantung, Jakarta Timur.  Tan­pa disangka, Mr. Doger milik­nya menjadi primadona. Sebe­lum buka lapak, Arief me­ny­em­pa­tkan diri untuk sebar-sebar brosur. Namun apes, gerainya sempat terkena gusur. Arif lalu berupaya kesana kemari untuk bisa mengkal di sana lagi. Tetapi Arief tidak berhasil dan memang ada peraturan yang  tidak mem­bo­lehkan dirinya berjualan di sa­na.

Masih banyak jalan lain ke Ro­ma, Arief lalu mencari lagi tempat untuk gerainya. Singkat kata, dewi fortuna berpihak ke dirinya, se­karang gerai Mr Doger yang dimiliki Arief telah berjum­lah 16  yang tersebar di wilayah Jakarta Timur. Mr. Dogernya pun dibuat juga untuk dessert di acara pesta seperti wedding, acara kan­tor, hotel sampai open house, dan yang lainnya.

“Mr Doger dijual di berbagai tempat dengan harga yang me­nye­s­uaikan, mulai dari Rp 6000, sedangkan di event-event bisa mencapai Rp 20.000/ gelas,” tu­tur Arief.

Kelebihan dari Mr. Doger ini ada­lah dibuat dengan bahan-bahan yang alami yang dikompo­si­sikan dengan takaran tertentu sehingga menimbulkan  rasa yang tepat. Untuk topingnya untuk yang original, terdiri atas mutiara, ketan hitam, tape singkong. Untuk yang fruit ada yang mangga, buah naga, dan yang lainnya. “Apa yang membedakan, selain itu adalah cara pro­duksi, hasil akhir­nya ya­ng berbeda, dan tidak me­ng­gunakan bahan pengawet dan tidak menggunakan es balok,” imbuhnya.

Freezer penyimpanan bahan baku Mr. DogerNamun sampai hari ini Mr. Doger belum menjajal sistem bisnis waralaba sebagai upaya me­ngem­bangkan usaha­nya. Arief punya alasan ter­sen­diri, karena sampai hari ini untuk role model waralabanya belum ke­temu, produk dan brand bisa ru­sak di pasaran jika belum me­ne­mukan role model yang tepat.

“Memang hampir setiap hari ada yang minta joint franschise, tetapi sampai saat ini saya tahan dulu” katanya.

Walaupun tidak mem­-franchi­se­kan produknya, keuntungan Mr. Doger terhitung lumayan. Ham­pir setiap hari ada pesanan diluar Mr. Doger yang dijual di gerai-gerai, sekarang ada 17 orang yang menggarap gerainya dengan pembagian 1 orang untuk satu gerai.

Semua produksi dikerjakan di rumah pro­duksi Mr. Doger yang berlokasi  di Ciracas.  Namun diakui Arief, untuk mu­sim hujan ada kecen­derungan om­zet menurun.

Kedepannya, Arief  berenca­na melakukan riset untuk mulai memproduksi ekstrak powder un­tuk es dogernya. Harapannya, semua orang dapat menikmati formula resep Arief untuk street food dan premium es Mr. Doger. “Untuk premium Mr. Doger nan­ti­nya akan memanfaatkan nitrogen  dan ada pengembangan lagi untuk tahap selanjutnya” pungkas Arief. (int)

()

Baca Juga

Rekomendasi