Oleh: Dra. Yusna Hilma Sinaga. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Qaf ayat 6 yang artinya, “Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami meninggikannya (membangunnya) dan menghiasinya, dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun?”
Langit dan bumi ciptaan Allah SWT yang Mahakuasa membuka cakrawala manusia untuk berpikir dan berekspresi. Langit memiliki pesona karya dan rasa jika diamati dan dinikmati.
Allah SWT menyuruh manusia untuk memperhatikan alam jagat raya, bumi dan langit. Artinya manusia harus memahami seni dan berekspresi di bumi Allah SWT ini. Seni dapat didefinisikan sebagai wujud ekspresi keindahan. Sedangkan keindahan itu menjadi satu sifat yang melekat pada Allah SWT.
Allah SWT dalam firman-firmanNya mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Seni wujud ekspresi keindahan yang dalam perspektif filsafat menyebutkan, segala sesuatu yang baik dan buruk dapat dinilai dengan dimensi etika, dimensi estetika yakni melalui penghayatan dan indra manusia. Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan seni merupakan penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, yang dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), indera penglihatan (seni lukis) yang dengan perantaraan gerak (seni tari, drama) ada pada diri manusia.
Dalam ruh ajaran Agama Islam tidak melarang sesuatu yang baik, indah dan kenikmatan yang bisa diterima akal sehat manusia. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Maidah ayat 4 yang artinya, "Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang dihalalkan Allah, katakanlah dihalalkan kepadamu segala yang baik-baik."
Seni dalam makna literal adalah halus, indah atau permai. Dalam istilah seni adalah segala yang halus dan indah lagi menyenangkan hati serta perasaan manusia. Seni harus bermanfaat dan mempunyai fungsi sosial makanya Allah SWT ciptakan manusia itu memiliki nilai seni karena seni merupakan fitrah dari dalam diri manusia. Selain seni suatu wujud di luar diri manusia yang menikmati keindahan. Seni Islam berekspresi sebagian dari pada kebudayaan Islam. Perbedaan antara seni Islam dengan non-Islam. Pencapaian seni Islam merupakan sumbangan daripada Tamaddun Islam, dimana tujuan seni Islam adalah karena Allah SWT.
Dalam konsepsi ajaran Agama Islam, seni suatu proses pendidikan bersifat positif. Artinya, seni mencerahkan dan liberasi. Seni mampu membangkitkan optimisme, membimbing batin dan membangun moralitas mulia beraklakul-karimah. Seni dalam Islam "amar ma'ruf nahi munkar."
Jadi seni dalam ajaran Agama Islam menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Artinya, semua nilai seni tunduk dan berserah diri kepada ketentuan Allah SWT dan harus menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan kepadaAllah SWT.
Seni dan Hiburan
Seni dan hiburan saling mendukung akan tetapi bukan satu kesatuan yang harus sejalan seiring. Hiburan yang tidak tunduk dan berserah kepada ketentuan Allah SWT bukan hiburan Islami. Islam memperhatikan kebutuhan manusia, baik jasmani, rohani, akal dan perasaan sesuai dengan kebutuhan dalam batasan-batasan tertentu yang proporsional. Misalnya ketika manusia berolahraga adalah kebutuhan jasmani. Manusia beribadah adalah kebutuhan rohani, ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan akal, maka seni merupakan kebutuhan rasa atau intuisi.
Seni dalam ajaran Agama Islam harus dapat meningkatkan derajat manusia, bukan sebaliknya seni itu menjerumuskan manusia dalam jurang kehinaan. Halitu karena dalam Al-Qur”an seni merupakan perasaan manusia yang paling dalam untuk menikmati keindahan. Hampir semua ayat-ayat Al-Qur’an menggugah akal dan hati sanubari manusia untuk menyelami keindahan alam semesta, baik angkasa, dasar samudra dan semua isi bumi, flora, fauna dan manusia itu sendiri.
Banyak surah dan ayat dalam A-Qur’an mengungkapkannya seperti contohnya Surah An-Nahl ayat 5 dan 6, Surah A'raf ayat 26 dan banyak lagi. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam mengkedepankan seni akan tetapi bukan seni yang bebas tanpa batas.
Berekspresi dalam ajaran Agama Islam satu kebebasan kebebasan yang memiliki kaidah dan prinsip yang tegas dan jelas dalam ajaran Agama Islam. Kebebasan berekspresi hal yang wajar, tetapi sesuai dengan koridor yang telah ditentukan.
Dalam berekspresi ajaran Agama Islam melarang mempertunjukkan penghinaan atas hal sakral yang diyakini seseorang. Tidak dibenarkan melakukan penghinaan satu kaum. Dalam berekspresi dalam ajaran Agama Islam mewajibkan mencegah dan merubah kemungkaran. Sangat tegas mencegah dan mengubah kemungkaran itu yakni dengan tangan, dengan kata-kata dan minimal dengan hati atau tidak ikut dalam kemungkaran itu meskipun masuk kategori selemah-lemah iman.
Membenci kemunkaran di dalam hati ketika kemungkaran tidak bisa diubah dengan tangan atau kata-kata. Artinya, umat Islam tidak melakukan kemungkaran di bumi ini. Seni Islam mempunyai landasan pengetahuan yang diilhami oleh nilai-nilai spiritual.
Nilai-nilai spiritual ini melahirkan hikmah dan kearifan berpikir dan bertindak. Pesan spiritual dalam seni Islam merupakan kelugasan esensi Islam yang mudah dicerna dalam pikiran manusia. Terbukti dalam kajian ilmiah dan bersifat terbuka untuk diuji keilmiahannya.
Pesan Seni Islam merupakan ungkapan ilmiah para ilmuan. Hal itu terbukti bahwa Seni Islam tidak ada pihak yang dirugikan, semua diuntungkan dalam kemaslahatan umat. Seni Islam membuat orang akan merasa tenang, senang dan nyaman.
Seni Islam juga berfungsi sebagai wahana kotemplasi pada manusia pada saat beraktifitas rutin setiap hari. Tegasnya Seni Islam satu totalitas dalam kehidupan manusia secara surgawi, duniawi, baik berkaitan dengan ekonomi, politik dan lainnya yang selalu dalam koridor penyerahan diri kepada Allah SWT. Seni Islam merupakan sarana yang mampu menembus semua ruang-ruang kehidupan manusia dalam segala bentuk dengan kesadaran penuh akan kekuasaan Allah SWT. Pesan spiritual yang disampaikan dalam karya Seni Islam merupakan dasar dari Seni Islam itu sendiri.
Penulis alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, seorang tenaga pendidik di Medan