Diary Tentang Ibu

Oleh: Muhammad Rosyad Cahyadi

PADA hari yang cerah ini, aku akan menceritakan sesuatu. Tentang sesosok bidadari yang melahirkanku, yang merawatku tanpa pernah mengeluh. Dialah ibuku. Ibu yang selalu sayang padaku. Saat aku masih kecil, ibuku selalu menggendongku dan selalu mengatakan, “Jadilah anak soleh, baik, dan pintar ya, Nak….”

Sampai saat ini, kata-kata itu masih terbayang-bayang di pikiranku. Semua itu membuatku terpacu untuk menjadi lebih baik. Sekarang, setiap hari aku bangun jam lima pagi dan segera salat subuh. Setelah itu, aku membuka buku pelajaran untuk mengulang-ulang pelajaran semalam.

Selepas mengulang pelajaran, aku langsung bergegas mandi, kemudian berpakaian rapi. Dengan perut yang lapar, aku membuka tudung saji untuk memastikan ibu memasak apa pagi ini. Dan ternyata…..

“Yes! Nasi goreng dan telur mata sapi,” teriakku bahagia. “Wah, enak nih!” pujiku selepas mencicipinya. Aku menoleh ke arah ibu.

Mendengar pujianku, ibu langsung tersenyum anggun dan mengatakan,” Terima kasih, kamu bisa saja membuat ibu tersenyum…”

Setelah selesai sarapan, aku pun berpamitan kepada ibu. Aku mencium tangannya, lalu berangkat sekolah. Itulah kegiatan yang kulakukan dari hari Senin hingga Sabtu. Di akhir pekan, ibu dan ayah selalu mengajakku ke rumah nenek. Terkadang kami bertamasya ke kebun binatang. Semua kegiatan sehari-hariku bersama ibu kutulis di buku diary-ku yang kuberi judul “Terima Kasih, Bu….” *** (Penulis adalah murid kelas VII SMP IT Jabal Noor).

()

Baca Juga

Rekomendasi