Oleh: Aisyah Haura Dika Alsa
Horeeeee!!! Sebentar lagi, Ramadan tiba. Wah, pasti ada banyak makanan saat berbuka puasa nanti. Apalagi, jika berbuka puasa di rumah nenek bersama Rani dan Cinta, dua sepupuku yang paling lucu. Mereka berdua hobinya tertawa lho. Bahkan, ketika Rani dan Cinta terjatuh saat boncengan naik sepeda. Bukannya malah menangis eh... mereka malah tertawa bersama. Aku yang melihatnya jadi ikut tertawa hahaha...
Sekolahku sudah libur, rangkingku naik dari juara tiga ke juara dua. Jadi, ayah mengizinkanku selama sebulan penuh menginap di rumah nenek. Perjalanan dari rumaku ke rumah nenek lumayan jauh, 3 jam. Tapi, itu tidak terasa. Karena sepanjang perjalanan, aku dapat melihat bukit-bukit dan sawah yang hijau-hijau. Indahnya....
Nah, sebentar lagi, aku akan sampai di rumah nenek. Aku diantar oleh ayah, ibu, dan bang Gema. Karena bang Gema banyak kegiatan di sekolahnya selama bulan Ramadhan. Jadi, bang Gema tidak bisa menginap di rumah nenek. Sayang sekali, padahal kalau ada bang Gema tambah seru lho. Rani dan Cinta suka menjahili bang Gema soalnya hihihi..
Sekarang, perkenalkan, yang sipit, putih, kurus, dan tinggi ini adalah Cinta. Cinta akan naik ke kelas lima. Dan yang kulitnya coklat, matanya belok, dan tinggi ini adalah Rani. Rani baru akan naik ke kelas empat. Aku seumuran dengan Cinta. Rani dan Cinta memang tinggal di rumah nenek.
Dan... perempuan yang sangat cantik dan baik hati ini adalah...... nenekku! Aku sayang sekali pada nenek. Nenek suka membuatkan makanan kesukaan kami. Apalagi, ketika puasa kami penuh satu hari dan kalau kami bisa puasa satu bulan penuh maka nenek akan memberikan hadiah. Hadianya bermacam-macam. Ada yang dapat sepatu, tas, dan baju. Tapi, kata nenek, “Berpuasa tidak boleh mengharapkan hadiah. Tapi, harus mengharapkan kasih sayang dari Allah. Soal hadiah, itu bonus lain. Karena, kasih sayang Allah saja sudah sangat luar biasa untuk kita.”
Di rumah nenek memang ramai sekali. Tetangga-tetangga nenek juga suka main ke rumah nenek. Makanya aku sangat senang jika ke rumah nenek. Karena teman-temanku bertambah banyak. Anak-anak tetangga nenek senang ke rumah nenek karena nenek suka membagi-bagikan makanan. Ada saja yang dibagikan nenek setiap harinya dan itu membuat rumah nenek tidak pernah sepi.
Besok sudah puasa, hari ini nenek masak enak. Makanan kesukaanku, Cinta, dan Rani. Teman-teman tahu tidak apa makanan kesukaan kami bertiga? Tidak tahu ya? Hahaha, baiklah akan kuberi tahu. Kami sangat suka getok. Getok buatan nenek tidak ada bandingannya. Nenek yang masak sendiri. Jangan sepele pada nenek meski usia nenek sudah kepala tujuh tapi gerakannya masih cekatan. Ketika aku menginap di rumah nenek, neneklah yang mengurus keperluanku dan yang paling penting saat di rumah nenek, aku diajarkan mencuci piring, menyapu rumah dan halaman, dan berkebun. Asyik sekali. Karena saat di kota, aku sibuk sekolah. Jadi, tidak sempat untuk membantu pekerjaan ibu.
“Getoknya sudah siaaaaaap. Siapa yang ingin pertama mencobanya?”
Spontan, kami semua yang ada di rumah nenek angkat tangan. Bahkan, paman dan bibi juga ikutan angkat tangan.
“Getok yang ada di tangan Nenek ini khusus untuk anak-anak. Orang tuanya, boleh ambil sendiri di dapur. Sudah disediakan.” Kata nenek tersenyum.
“Hahahaha.... “ Kami pun tertawa.
“Saya, Nek.. Saya, Nek.. “Rumah nenek menjadi ramai karena suara kami.
“Yang hafal surat Al-Baqoroh dari ayat 1 sampai 5, yang boleh merasakan duluan!” Kata nenek.
Wah, aku sudah hafal surat Al-Baqoroh sampai ayat 30 bahkan hehe.. Langsung saja aku angkat tangan. Dan akulah yang merasakan getok buatan nenek pertama kali. Menyambut bulan ramadan di rumah nenek memang selalu menyenangkan. Semoga Ramadan tahun depan, bisa lebih seru.***