Tujuh Guru Besar Bahas Kemajuan Ushuluddin

Medan, (Analisa). Tujuh guru besar di lingku­ng­an Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut), berkumpul membahas langkah-langkah untuk memajukan Fa­kultas Ushuluddin dan Studi Is­lam (FUSI). Pertemuan para gu­ru besar itu difasilitasi Dekan FUSI UIN Sumut, Dr Hj Dahlia Lubis MAg, Kamis (14/7) di Ho­tel Garuda Plaza Medan.

Para guru besar itu masing-masing Prof Dr Hasan Bakti Nasution MA (Wakil Rektor II UIN Sumut), Prof Dr H Ramli Abdul Wahid (Direktur Pasca­sar­jana UIN Sumut) Prof Dr H Ridwan Lubis (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof Dr Sukiman MA, Prof Dr Hasyimsah MA, Prof H Dr Ka­timin MA, Prof Dr H Mu­zakkir MA. Hadir juga dosen dan pe­gawai FUSI UIN di anta­ra­nya Kabag TU Dra Zai­nar­ti MM, Ka­bag Humas Hot­ma­tua MA dan Agusman Da­ma­nik MA.

Dalam pertemuan itu ter­tuang berba­gai pemikiran da­lam memajukan FUSI dan pe­ningkatan kualitas alumni. Se­perti disampaikan Prof Dr Ha­san Bakti Nasution MA. Dia ber­pendapat, perlu penguatan visi Fakultas Ushuluddin yakni sebagai pusat kajian keislaman, dan pusat kajian dialog keaga­maan.

Persoalannya, bagaimana mengha­dirkan mahasiswa Us­hu­luddin lebih unggul dengan program studi lainnya. “Keung­gulan Ushuluddin adalah tanfiz dan penguasaan dialog. Ini ya­ng harus dikembangkan dan di­kuatkan” ujar Hasan Bakti.

Sedang Prof Ridwan Lubis berpen­dapat, dalam pening­ka­tan kualitas FUSI sebagai jan­tungnya UIN Sumut, harus diketahui dahulu tujuan dan target yang akan dicapai, kemu­dian menggali potensi, mencari tantangan dan hambatan, serta memberikan solusi. Solusi yang bisa dipeta­kan, ujar Rid­wan, yakni peni­ng­katan ker­jasama, saling me­ngi­si, peni­ngkatan kualitas do­sen, dan mem­bangun komit­men.

Tri Darma

Selain itu tidak boleh me­lu­­­pa­kan Tri Darma Perguruan Ti­ng­gi, yakni Pendi­dikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pe­ngabdian Masyarakat. Se­hi­ng­ga kurikulum yang dini­lai tidak relevan perlu dila­kukan penin­ja­uan ulang.

Ridwan juga menegaskan, tenaga pengajar atau dosen ha­rus memiliki etos atau se­ma­ngat kerja. Setiap dosen ha­rus memiliki kerinduan un­tuk ber­temu mahasis­wa­nya, mengajar bu­kan dijadi­kan sebagai beban.

Penguatan lain yang pen­ting diperhati­kan, ujar Rid­wan juga mantan Dekan Fa­kul­tas Ushuluddin, adalah bi­dang penelitian. Mahasiswa harus memiliki semangat un­tuk melakukan penelitian. Se­lain itu juga penguatan pe­ngab­dian ma­syarakat. Karena pengabdian ma­sya­ra­kat meru­pa­kan juru bicara Fakultas Us­huluddin di tengah-tengah masyarakat.

Direktur Pascasarjana UIN Sumut Prof Dr H Ramli Abdul Wahid MA menga­takan, opti­mis Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam ke depan akan le­bih maju, dengan berbagai terobosan yang dimotori De­kan Dr Hj Dahlia Lubis MAg.

Ramli meminta adanya pe­nguatan alumni dengan peng­ua­saan ilmu-ilmu dasar aga­ma, dan memperbanyak prak­ti­kum. “Alumi jangan seperti me­­nara gading tapi belum siap ha­dir di tengah-tengah masya­ra­kat”, ujarnya.

Prof Dr Hasyimsah ber­pen­d­apat, ciri khas Ushu­lud­din ti­dak boleh dihila­ng­kan, yakni penguatan logika ber­pi­kir dan pemahaman il­mu-ilmu dasar agama. Hal ya­ng sama juga diungkapkan Prof Dr Ka­ti­min, Prof Muzak­kir, dan Prof Suki­man.

Langkah

Dekan FUSI UIN Sumut, Dr Hj Dahlia Lubis MAg me­ngatakan, tujuan perte­muan pimpinan fakultas dengan gu­ru-guru besar FUSI UIN ada­lah, selain memperarat sila­tu­rahmi juga mengkaji langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam dalam meng­hadapi ber­ba­gai tan­tangan. Hal ini dipan­dang perlu karena Fa­­kultas Ushuluddin adalah satu-satu­nya di Sumatera Utara ya­ng ber­kiprah un­tuk mela­hirkan cen­dikiawan dan ula­ma.

Melalui forum ini diharap­kan muncul gagasan dan ma­su­kan yang dapat dijadikan pe­doman dalam memajukan Fa­kul­tas Ushuluddin, sehingga pa­ra alumninya mampu mem­be­rikan warna baru di tengah-tengah masyarakat, dan mam­pu menjawab tantangan zaman sesuai yang dibutuhkan mas­yarakat.

Dahlia juga mengung­kap­kan adanya rencana pembu­kaan Program Studi S2 bidang Alquran dan Tafsir. Berbagai te­robosan melakukan kerja­sama dengan berbagai pihak juga sudah dilakukan. Hal ini dila­ku­kan bagaimana Fakultas Us­huluddin lebih dikenal di te­ngah-tengah mas­ya­rakat.

Disampaikan juga, dalam penerimaan mahasiswa baru tahap awal, calon mahasiswa Ushuluddin mengalami peni­ng­katan. “Ini merupakan tan­da-tanda baik masa kejayaan kembali Fakultas Ushu­lud­din,” ujar Dahlia Lu­bis, seraya me­nyampaikan terima kasih atas sumbang saran yang di­sam­paikan para guru besar. (sug)

()

Baca Juga

Rekomendasi