Banda Aceh, (Analisa). Bakal calon Gubernur Aceh periode 2017-2022, Ir Tarmizi A. Karim, M.Sc akhirnya gagal berpasangan dengan Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Aceh, Zaini Djalil SH sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017.
Sebagai pengganti Zaini Djalil, partai pengusung yaitu Partai Golkar, NasDem, PPP dan PKPI sepakat menunjuk mantan Bupati Aceh Selatan Ir HT Machsalmina Ali, MM yang kini menjabat Sekretaris DPD I Partai Golkar Aceh sebagai Cawagub Aceh.
Keputusan pergantian Cawagub ini agak mengejutkan banyak kalangan, mengingat pasangan Tarmizi-Zaini sebelumnya sudah dipublikasikan secara luas kepada masyarakat pasca dideklarasikan 9 Agustus 2016 lalu di Kantor DPW Partai NasDem Aceh.
Sejumlah petinggi partai pengusung Tarmizi Karim, seperti NasDem, PPP, Golkar dan PKPI berkumpul di Jakarta, Senin (19/9) guna membahas figur yang dinilai bisa memenuhi unsur keterwakilan daerah.
Keputusan pergantian pasangan Tarmizi Karim yang diambil dari Partai Golkar itu ditetapkan Senin (19/9). Ketua Umum DPP Partai Golkar, Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham juga sudah menandatangani surat dukungan untuk pasangan Cagub/Cawagub Aceh, Tarmizi Karim-Machsalmina Ali.
Baik Tarmizi Karim maupun Zaini Djalil selaku Ketua DPW Partai NasDem Aceh sama-sama mengakui terjadinya perubahan formasi bakal calon wakil gubernur. Meski tak lagi Zaini Djalil sebagai cawagub, Partai NasDem tetap mengusung Tarmizi sebagai kandidat gubernur di Pilkada Aceh 2017 mendatang.
Terkait pergantian dirinya, Zaini Djalil mengaku sudah mendapat pemberitahuan dari Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh. “Iya, saya sudah diberi tahu soal pergantian setelah dipanggil Pak Surya Paloh, Sabtu (17/9) malam di Jakarta. Saya sudah siap apa pun yang diputuskan partai. Semua saya serahkan kepada partai,” ujar Zaini.
Keterwakilan Daerah
Disebut-sebut, alasan yang paling utama sehingga terjadi pergantian pasangan ini, adalah soal keterwakilan daerah, antara lain sulitnya mencari sponsor untuk biaya logistik pilkada dan lambannya pergerakan elektabilitas pasangan ini.
Khusus menyangkut keterwakilan daerah, Tarmizi Karim dan Zaini Djalil memang berasal satu daerah yang hampir sama. Tarmizi Karim lahir di Lhoksukon, Aceh Utara, sedangkan Zaini Djalil lahir di Bireuen. Sebelum pemekaran, Kabupaten Bireuen termasuk wilayah Aceh Utara.
Sementara sulitnya mendapat dukungan logistik pilkada, juga menjadi alasan lain terhadap pergantian pasangan ini. Sehingga dibutuhkan keterlibatan partai yang lebih luas, guna mendanai biaya logistik yang lumayan besar selama musim kampanye.
Wakil Ketua Bidang Media DPD I Partai Golkar Aceh, Suprijal Yusuf SH ketika dihubungi, Senin (19/9) juga membenarkan DPP Golkar telah menunjuk Machsalmina Ali sebagai cawagub berpasangan dengan Tarmizi Karim.
“Benar sekali, Machsalmina Ali sebagai pengganti Zaini Djalil diajukan dalam kesepakatan bersama partai pengusung, karena dari hasil survei yang dilakukan elektabilitas pasangan Tarmizi-Machsalmina lebih unggul dibandingkan dengan pasangan Tarmizi-Zaini Djalil,” ujar Suprijal Yusuf.
Machsalmina Ali, Senin (19/9) pagi sudah mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di Polresta Banda Aceh. Pengurusan SKCK tersebut sehubungan dengan keluarnya penetapan partai yang menunjuk Machsalmina sebagai calon wakil gubernur Aceh berpasangan dengan Tarmizi A Karim, menggantikan Zaini Djalil dari Partai NasDem.
Menurut Suprijal, pengurusan SKCK tersebut memang mendadak mengingat pengumuman penetapannya di saat menjelang pendaftaran calon gubernur/wakil gubernur ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh pada 21-23 September 2016.
Ia berharap kader dan masyarakat memberikan dukungan untuk pasangan ini. “Setelah pengurusan surat ini, kita juga mengurus surat lain yang disyaratkan KIP, seperti surat dari pengadilan dan lain-lain,” terang Suprijal.
Bagi publik Aceh, nama Machsalmina Ali cukup dikenal. Ia pernah menjadi Bupati Aceh Selatan selama dua periode, 1998-2003 dan 2003-2008. Juga pernah menjabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Aceh. Di pantai Barat-Selatan Aceh, Machsalmina termasuk tokoh berpengaruh.
Partai Golkar menyatakan dukungannya terhadap Tarmizi Karim 31 Agustus lalu, setelah sebelumnya Partai NasDm bersama PPP dan PKPI mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Tarmizi-Zaini. Koalisi tiga partai tersebut menguasai 15 kursi di DPR Aceh, dengan rincian NasDem (8 kursi), PPP (6 kursi) dan PKPI (1 kursi), ditambah Golkar (9 kursi). (mhd)