Sepeninggal Kelompok ISIS

Kota Bersejarah Nimrud Hancur Menjadi Puing

NIMRUD adalah nama Arab yang ke­mudian untuk kota Assyria kuno yang terletak 30 kilometer (20 mil) selatan dari kota Mosul, dan lima kilometer (tiga mil) selatan dari desa Selamiyah, di dataran Niniwe di utara Me­sopotamia.

Kota ini terletak di posisi strategis, 10 ki­lometer (6 mil) utara dari titik sungai Tigris ber­temu sungai Zab Besar. Kota ini me­mbentang pada area 360 hectare (890 acre). Reruntuhannya ditemukan dalam jarak satu kilometer dari desa Asyur modern Noo­manea di Kegubernuran Ni­nawa, Irak. Terletak se­kitar 30 kilometer (19 mi) di se­belah tenggara Mosul.

Reruntuhan bangunan bersejarah ber­serakan di Kota Nimrud, Irak utara. Kota yang pernah menjadi pusat peme­rintahan se­luruh Timur Tengah 3.000 ribu tahun lalu itu kini tinggal tersisa puing.

Nimrud menjadi korban dari kelompok radikal ISIS untuk menghapus sejarah. Is­tana dan kuil yang dileng­kapi dengan re­lief dewa dan raja-raja, telah hancur di­le­­dakkan. Benteng-benteng dan pira­mi­da turut dibuldoser.

Satu bulan setelah ISIS diusir dari Nim­rud, kota tersebut masih kacau balau. Be­lum ada upaya pemerintah Irak untuk mem­bangun kem­bali Nimrud.

Pemerintah dan militer Irak masih di­sibukkan dengan perang merebut kem­bali Kota Mosul dari ISIS. Hal tersebut mem­buat Nimrud sebagai ibu kota Ke­kai­saran Asiria, rentan terhadap penjarahan.

"Ketika saya mendengar tentang Nim­rud, hati saya menangis dan kini meli­hat­nya di hadapan mata saya," ujar Hiba Ha­zim Hamad, seorang profesor arkeologi di Mosul.

Satu-satunya penjaga ar­keo­­log Irak yang masih mem­berikan perhatian kepada Nim­rud adalah Layla Salih. Dia beberapa kali mengun­jungi kota itu, memotret dan mendokumentasikan rerun­tuhan berseja­rah di sana.

Dia berjalan melalui puing-puing dan menun­jukkan bangunan-bangunan yang rusak. Salih mengaku masih merasa op­timistis. "Satu hal yang baik adalah re­runtuhan itu masih berada di situ. Situs ini sebagian masih bisa dikembalikan," jelas Salih.

Meski demikian, menurut­nya sangat sulit memba­yang­kan Nimrud bisa kem­ba­li ke keadaan semula, melihat be­gitu be­sar kerusakan yang di­tinggalkan ISIS. Salih mem­perkirakan, 60 persen dari situs bersejarah di sana tidak dapat diperbaiki.

Kerajaan tertua di dunia

Istana dan sejumlah kuil tersebar di wi­la­yah seluas 360 hektare, di tepi lembah Su­ngai Tigris. Namun arkeolog tidak lagi me­miliki kesempatan untuk mengeks­plo­rasi struk­tur-struktur itu, yang telah hancur dbuldoser.

Dinding Istana Raja As­hur­nasirpal II ter­guling men­jadi tumpukan batu raksasa. Potongan patung lembu ber­sayap ikut me­numpuk di de­katnya, dengan kepala yang menghilang, mungkin telah dijarah untuk dijual.

Salih mengaku melihat beberapa batu bata kuno bertumpuk rapi siap untuk di­bawa. Dia memperkirakan, batu bata itu akan dijarah penduduk setempat untuk dipakai memperbaiki rumah mereka yang rusak dalam pertempuran.

Dua penduduk setempat tertangkap membawa batu marmer dari Nimrud untuk dijual. Sejumlah orang juga ditahan atas kasus penjarahan artifak. Namun, tidak jelas artifak-artifak kuno yang disita pe­merintah berada di mana.

Polisi bersikeras benda-benda kuno itu be­rada di sebuah laboratorium di kota Ir­bil. Menteri Antiquiti di Baghdad me­ngatakan, artifak banyak di simpan di kan­tor pemerintah Niniwe dengan aman.

Dari 879-709 SM, Nimrud adalah ibu kota Asiria, salah satu kerajaan tertua di dunia. Melalui penggalian situs ber­sejarah yang dilakukan arkeo­log modern, dike­tahui Nimrud ternyata memiliki keka­yaan seni Mesopotamia.

Di makam ratunya dite­mu­kan banyak perhiasan emas. Ratusan makalah ke­mu­dian ditulis untuk mem­perdalam penge­tahuan ten­tang Timur Tengah kuno dari hasil penelitian di sana.

Perwakilan UNESCO un­tuk Irak, Louise Haxthausen, menyebut kehancuran di Nim­rud benar-benar menge­rikan. Namun dia mengakui saat ini Pemerintah Irak masih memiliki prioritas utama un­tuk memerangi ISIS di Mosul, serta daftar kebutuhan re­kons­truksi di seluruh ne­geri. Puluhan ribu warga Nim­rud tinggal di kamp pe­ngungsian. Lebih 70 kuburan mas­sal telah ditemukan. Tak satupun dari berbagai kelom­pok bersenjata di sekitar Nimrud, bersedia menjaga kota itu. (wkp/dm/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi