Bonekaku Temanku

Oleh: Erma Ariyani Br Tarigan

AKU sangat menginginkannya. Boneka Hello Kitty kecil berwarna pink yang sedari tadi melihat ku di balik kaca hias toko mainan. Mataku tak bisa berkedip melihat warna pink cerah itu. Di bawah boneka cantik tersebut,ada nama dan harga boneka yang mencapai 1 juta rupiah. Tentu saja harga itu mahal,sangat sangat mahal bagiku, aku hanya bisa melihatnya dan memandangnya.

Aku pun meraih tangan ibu dan meminta membelikannya, namun ibu menggelengkan kepala. Mataku sempat berkaca-kaca tapi tidak menangis,ketika beranjak pergi, aku pun menyempatkan diri melihat boneka tersebut dengan menoleh ke belakang lebih dari 10 kali, memastikan tidak ada orang lain yang akan membeli boneka kesayanganku itu ketika aku pergi.

Sepulang sekolah, aku menyempatkan diri memutar arah sepedaku lebih jauh 2 km demi melihat boneka kesayanganku di toko tersebut. Hatiku sangatlah senang ketika melihat boneka itu masih tertata rapi di kaca hias toko mainan. Aku pun pulang sambil tersenyum dan akan kembali esok hari untuk melihat boneka itu,meskipun hati merasa cemas. Memastikan lagi, begitu seterusnya.

Aku sungguh menginginkan boneka itu sejak pertama kali melihatnya,aku langsung jatuh cinta dan tidak menginginkan boneka yang lain selain boneka cantik itu. Aku tidak akan tinggal diam, aku pun mulai menyisihkan uang jajanku sedikit demi sedikit. Pecahan receh pun aku kumpulkan setiap harinya. Berpuasa Senin-Kamis demi uang jajan yang bisa di tabung.

Sudah 12 bulan aku menabung, satu tahun sejak pertemuan pertamaku dengan boneka cantik berwarna pink cerah itu. Sampai hari ini, boneka itu pun masih ada. Aku sangat senang sekali. Aku pun pulang dengan hati gembira.Malam ini aku pun memecahkan celengan ayamku dan berharap semoga ayah dan ibu dapat menambahi kekurangannya.

Ternyata benar, uang tabunganku benar-benar kurang,banyak sekali malah. Totalnya Rp.659.000. aku pun memberitahu ayah dan ibu tentang tabunganku yang hanya mencapai separuh harga dari boneka yang aku inginkan. Ayah dan ibu saling bertatapan. Mereka sepertinya tidak akan tega menolak permintaan putri semata wayangnya yang bersungguh-sungguh menabung demi sesuatu yang diinginkan.

Malam itu juga ayah mengambil sebuah amplop lusuh yang disimpan di kantong bajunya. Ada Rp.400.000, itu uang yang disisihkan untuk membelikan sepeda baru ku tahun depan. Sepeda yang lebih besar lagi dari sepeda sekarang. Karena sepeda itu harus sesuai dengan badanku yang terus tumbuh. Tapi sepertinya ayah tahu, bahwa yang diinginkan putrinya sekarang adalah boneka.

Esok sorenya, sepanjang perjalanan dari rumah ke toko, aku berbicara banyak tentang boneka itu,aku berbicara bahwa nanti malam aku akan memeluk boneka besar sambil tidur dengan nyenyak. Ayah dan ibunya pun tersenyum melihatnya.

Tetapi,sampainya di sana,boneka itu tidak ada.kaca itu kosong. Aku pun berlari lari menuju ke bapak-bapak tua yang menjadi pemilik toko. Dengan mata yang berkaca-kaca aku pun bertanya.

“Pak,boneka besar yang di balik kaca itu dimana?”

“Oh,yang itu sudah dibeli tadi pagi nak,tapi masih banyak pilihan yang lain di sini,kamu bisa memilih yang lain”

“Tidak mau pak, maunya yang itu”.

Ayah dan ibu hanya bisa diam,aku pun berkaca-kaca sambil menatap kaca kosong itu. Ayah dan ibu membujukku pulang,tetapi aku tidak mau, aku masih menatap kaca kosong itu dalam-dalam. Usaha ayah dan ibu pun tiada henti, hingga akhirnya aku pun luluh dan beranjak pergi dari toko dengan perasaan yang kacau.

Sesampainya dirumah,aku hanya bisa terdiam,termenung dan mengingat boneka cantik berwarna pink itu. Dengan raut muka yang masih sedih, ayah dan ibu pun mengajakku makan malam,kami pun makan bersama,aku berusaha untuk tidak menampakkan wajah murungku.

Tetapi,ayah dan ibu pasti tau apa yang dirasakan anaknya sejak tadi sore, selepas makan,kami pun menonton tv bersama.aku pun terlelap di depan ayah pun memindahkanku ke kamar.

Pagi pun tiba,ibu membangunkanku sambil menyuruhku untuk sarapan. Mata ku masih sangat ngantuk aku pun beranjak dengan mata yang masih tertidur. Tetapi, aku merasakan ada yang aneh,seperti ada benda asing yang sedari tadi malam menemaniku tidur,aku pun membuka mata dan melihat, ternyata benda itu adalah boneka idamanku,aku langsung memeluk boneka itu dengan gembira sambil berlari menuju ayah dan ibu di meja makan. Ternyata ayah dan ibu membuat kejutan untukku. Ternyata semalaman ayah mencari-cari boneka hello kitty itu di toko-toko mainan lainnya, dan Alhamdulillah boneka itu ada,meskipun ukurannya tidak sebesar boneka yang ada di toko mainan kemarin. Tapi aku sangat senang sambil memeluk ayah dan ibu.

Aku pun pergi ke kamar sambil membawa boneka Hello Kitty kesayanganku itu dan mulai bermain dengannya,sekarang aku sangat sangat senang,karena telah memiliki teman tidur yang empuk dan nyaman.

()

Baca Juga

Rekomendasi