Oleh: Dinda Asa Ayukhaliza
PERNAHKAH mengalami penglihatan yang sangat sensitif terhadap cahaya? Hal itu adalah sebuah fenomena yang secara medis dikenal sebagai fotofobia, yang secara harfiah berarti “takut terhadap cahaya”. Tidak hanya gerak refleks menutup mata namun terkadang fotofobia membuat mata dan kepala terasa sakit.
Fotofobia atau sensitivitas cahaya adalah ketidakmampuan mata untuk menoleransi cahaya. Fotofobia dapat menyebabkan mata menjadi sakit dan tidak nyaman dengan cahaya terang, namun dalam kasus ekstrem bahkan penderita tidak tahan terhadap cahaya yang relatif rendah sekalipun. Cahaya ini dapat berasal dari matahari, lampu, api, lilin, dan sebagainya.
Secara umum, fotofobia bukanlah sebuah penyakit, namun merupakan gejala dari banyak penyakit, gangguan, masalah, dan kondisi berbeda. Misalnya, infeksi atau inflamasi yang mengiritasi mata, atau juga merupakan gejala dari penyakit seperti sakit kepala atau migrain.
Gejala yang kerap muncul ketika fotofobia menyerang adalah mata terasa tidak nyaman sehingga harus menyipitkan hingga menutup mata. Selain itu mata terasa panas dan berair lebih banyak dari biasanya.
Penyebab Fotofobia
Fotofobia memang bukan penyakit, namun merupakan gejala dari berbagai penyakit. Selain karena penyakit lain, warna mata seseorang juga dapat mempengaruhi sensitivitas cahaya. Semakin gelap warna mata, semakin baik proteksi mata terhadap cahaya terang. Seseorang dengan warna mata terang mengalami kepekaan cahaya yang lebih besar. Sedangkan seseorang dengan warna mata lebih gelap mengandung lebih banyak pigmen untuk melindungi dari silau cahaya. Oleh karena itu, orang albino kerap menderita fotofobia. Penggunaan lensa kontak yang berlebihan serta penggunaannya yang tidak sesuai aturan juga dapat menyebabkan fotofobia.
Infeksi sistemis terutama penyakit yang disebabkan virus dan riketsia kemungkinan berkaitan dengan fotofobia. Di sini, nyerinya berupa mialgia korpus siliaris. Posisi istirahat iris adalah ketika ia berdilatasi. Cahaya memaksa otot-otot korpus siliaris untuk berkontraksi dan hal ini yang menimbulkan rasa nyeri.
Beberapa gangguan atau penyakit yang dapat menyebabkan seseorang menderita fotofobia adalah sebagai berikut:
Migrain, merupakan nyeri kepala sedang hingga parah yang terasa berdenyut dan umumnya hanya mengenai sebelah sisi kepala saja. Migrain akrab dikenal dengan ‘sakit kepala sebelah’. Fotofobia dan sensitivitas suara adalah ciri yang menonjol pada migrain pada umumnya. Tipikal parah, sakit kepala sebelah ini juga dapat menyebabkan merasa sangat kedinginan atau kepanasan hingga berkeringat, lelah, kurang konsentrasi, penglihatan kabur, sakit perut, mual dan muntah.
Konjungtivitis (Mata Merah), adalah peradangan yang terjadi pada selaput bening yang melapisi bagian depan mata. Gejala konjungtivitis awalnya hanya menjangkiti satu mata, namun dalam waktu beberapa jam biasanya akan menjangkiti kedua mata. Konjungtivitis mempunyai beberapa gejala umum yakni sering mengeluarkan air mata dan mukus karena kelenjar yang memproduksi keduanya menjadi terlalu aktif akibat peradangan, mata menjadi merah karena pembuluh darah kecil pada konjungtiva melebar usai peradangan, sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia) meningkat.
Abrasi korneafotofobia, dapat menjadi penyebab fotofobia. Abrasi kornea disertai dengan air mata berlebihan, konjungtival injeksi, kerusakan kornea yang jelas dan sensasi ada benda asing di dalam mata. Penglihatan kabur dan sakit pada mata juga terjadi.
Ulkus kornea, adalah luka terbuka yang terbentuk pada kornea oleh berbagai sebab, penyebab tersering adalah infeksi. Kornea adalah lapisan bening yang berada di bola mata bagian depan. Ulkus kornea dapat menjadi penyebab fotofobia yang parah dan sakit mata yang memburuk jika penderita mengedipkan mata.
Iritis, merupakan peradangan pada iris mata. Fotofobia yang parah dapat disebabkan oleh iritis akut. Selain menyebabkan fotofobia, gangguan ini juga akan menyebabkan mata merah muda dan kebiru-biruan di bagian putih mata (sklera), penglihatan kabur, serta ada semacam bintik yang mengambang di mata.
Keratitis, adalah peradangan atau inflamasi yang menyerang kornea mata. Keratitis dapat menyebabkan sensitivitas cahaya terhadap mata meningkat, mata terlihat merah dan terus mengeluarkan air mata juga kotoran, sensasi perih, panas, dan terbakar pada mata, mata terasa mengganjal dan pandangan kabur, serta kelopak mata yang sulit terbuka akibat iritasi dan rasa sakit.
Meningitis Bakterialis
Sebagai gejala dari meningitis bakterialis yang bertambah parah, fotofobia dapat terjadi bersama dengan gejala lain seperti bernapas cepat, bingung, mengantuk, leher kaku, ruam merah terang yang tidak memudar saat gelas ditekan di atas ruam tersebut namun gejala ini tidak selalu ada pada setiap orang, serta kejang-kejang.
Uveitis, adalah suatu peradangan yang terjadi pada lapisan uvea. Kondisi ini membutuhkan pertolongan medis segera. Uveitis anterior dan posterior dapat menyebabkan fotofobia. Tipikal uveitis anterior dapat menimbulkan sakit mata dari sedang sampai parah, konjungtival injeksi yang parah, dan pupil yang kecil serta tidak reaktif. Uveitis posterior dapat berkembang perlahan-lahan, menyebabkan ada benda-benda mengambang di mata, sakit mata, distorsi pupil, konjungtival injeksi, dan penglihatan kabur.
Penyebab lain adalah penggunaan obat-obatan seperti phenylephnerine, atropin, skopolamin, siklopentolat, dan tropicamide, trilfuridine, vidarabine, dan idoxuridine. Obat dapat menyebabkan fotofobia akibat dari pelebaran okular.
Sensitivitas cahaya bisa pula menjadi tanda yang mengungkapkan bahwa seseorang telah menyalahgunakan alkohol, kokain, amfetamin, atau jenis-jenis narkoba lain.
Penanganan Fotofobia
Penanganan sementara yang dapat dilakukan untuk mengurangi fotofobia adalah dengan menghindari sinar matahari, memejamkan mata, menggunakan kaca mata berwarna gelap dan meredupkan ruangan. Cara termudah mengatasinya adalah selalu menggunakan kacamata hitam dengan lapisan 100% UV protection saat beraktivitas di tempat terang. Sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab keluhan yang dirasakan sehingga bisa mendapatkan penanganan yang optimal.
Dalam kasus akut, beberapa orang disarankan memakai lensa kontak prostetik dengan warna tertentu yang lebih gelap dari warna mata asli. Lensa kontak ini dapat mengurangi jumlah cahaya yang masuk dan membuat mata lebih nyaman
Fotofobia dapat menjadi masalah serius apabila tidak ditangani dengan prosedur yang tepat. Segera hubungi dokter jika sensitivitas cahaya parah atau menyakitkan, misalnya diperlukan memakai kacamata hitam di dalam ruangan dan sensitivitas terjadi dengan sakit kepala, mata merah, penglihatan kabur atau tidak hilang dalam satu sampai dua hari.
Mata adalah orang tubuh yang sangat penting. Diperlukan perawatan yang tepat untuk menjaga optimalisasi kerja organ tubuh ini. Oleh sebab itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak vitamin A agar mata tetap sehat dan bekerja dengan baik sebagaimana mestinya.
(Penulis adalah mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Angkatan II Tahun 2016)