Hak Semua Gender dalam Ruang Arsitektur

Oleh: Syafitri Tambunan

WANITA kini tidak asing lagi dengan segala aktivitas di luar rumah. Jika dulu, ruang-ruang wanita itu dominan di dapur, su­mur, dan kamar tidur, maka kini aktivitas itu tidak lagi terbatas. Tantangan zaman juga membuat wanita masa kini bekerja dan ba­nyak beraktivitas di luar rumah.

Keberadaan kaum wanita yang semakin aktif di luar rumah, tidak sebanding dengan pemenuhan hak-haknya di produk-produk arsitektural. Padahal, gender patut menjadi perhatian penting pada perancangan arsitek­tural. Karena arsitektural memang semes­tinya untuk semua gender.

Praktisi arsitektur, Peranita Sagala men­catat, Stockholm merupakan satu dari sedikit kota di dunia yang memberikan keberpihakan yang sama menyangkut produk-produk arsitektur kepada kedua gender. Selain itu, karya arsitektural untuk individu berke­butuhan khusus juga diper­hatikan.

Belum lama ini, Peranita sempat me­nying­gahi IKEA Sollentuna Stockholm, sebuah pusat belanja di kota itu. Tempat publik itu, sempat ia abadikan dalam foto-fotonya. Dalam foto tersebut terlihat penerapan konsep pemenuhan ruang publik bagi kebutuhan akan hak-hak perempuan dan anak.

Contoh sederhana, lanjutnya, ada pada konsep toilet dan ruang mengganti popok bayi. Di sana, ruang mengganti popok bayi tidak hanya untuk satu gender, tetapi tersedia untuk keduanya. Artinya, ruang mengganti popok bayi oleh para suami terpisah dengan ruang mengganti popok oleh si ibu. Kenyamanan toiletnya juga dilengkapi ruang tunggu bagi istri dan suami. Bahkan tersedia pula fasilitas bermainan untuk anak di dekat toilet.

Hal ini mengilustrasikan pemahaman, pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki tanggung jawab yang sama dalam merawat anaknya. Termasuk dalam hal sederhana dalam mengganti popok atau menjaga anak. "Di setiap bangunan publik (Stockholm) juga tersedia ruang bayi yang layak dan nyaman. Fasilitas Posyandu atau sekolah anak usia dini juga tersebar merata dan mudah dicapai," ungkapnya.

Konsep-konsep tadi, membuat ibu, ayah, serta anak-anak mereka merasa nyaman dan aman. "Mudah dicapai. Terdapat di sekitar pemukiman. Jadi, mereka cukup berjalan kaki dan anak tidak perlu dijejali polusi udara di jalanan. Apalagi, setiap harinya menuju fasilitas kesehatan dan pendidikan," paparnya.

Di sana, lanjutnya, nyaris seluruh ruang publik memenuhi hak setiap gender. Sementara, di Indonesia hanya sedikit atau malah belum ada ruang ganti popok untuk kedua gender itu. Biasanya hanya para ibu yang memiliki ruang mengganti popok, itu pun jumlahnya terbatas.

Artinya, jika ayah atau laki-laki yang ingin mengganti popok si bayi, harus bergantian jika ada seorang ibu di dalam­nya. Itu memberi kesan bahwa tugas mengganti popok hanya dibebankan kepada perempuan. Padahal, kedua orangtua memegang tang­gung jawab sama terhadap si bayi.

Stephen Carr, dalam Public Space, berpendapat, ruang publik idealnya bersifat responsif, demokratis, dan bermakna. Artinya, ruang publik di kota butuh ketiga poin ini, termasuk halnya keamanan bagi perempuan. Kriminalitas seringkali menjadi imbas terhadap keberadaan aneka ragam orang-orang di perkotaan. Karena itu, desain ruang publik juga menjadi penentu keamanan kaum perempuan ataupun laki-laki.

Perbedaan fisik antara laki-laki dan wanita juga mempengaruhi aksesnya terhadap ruang publik. Karena itu, peme­nuhan kebutuhan akses ruang publik itu semestinya juga seimbang.

(Analisa/khairil umri) RUANG TUNGGU: Ruang tunggu dekat toilet dan ruang khusus mengganti popok (menyusui), dikonsep atraktif dan nyaman.

(Analisa/khairil umri) BERINTERAKSI: Seorang wanita berinteraksi dengan anak-anak secara nyaman dan aman. Keamanan dan kenyamanan berinteraksi di ruang publik idealnya terpenuhi dalam pembagian ruang karya arsitektural.

(Foto: Analisa/istimewa) RUANG MENYUSUI: Ruang menyusui yang nyaman serta bebas gender di Stockholm. Tidak hanya untuk kaum ibu, kaum bapak juga dapat memenuhi kebutuhan memberikan susu botol kepada bayinya.

(Foto: Analisa/istimewa) RUANG BAPAK: Ruang mengganti popok dibedakan, untuk kaum ibu juga kaum bapak.

(Foto: Analisa/istimewa) DESAIN ATRAKTIF: Ruang anak di area publik, salah satunya perpustakaan didesain secara atraktif.

(Foto : Analisa/istimewa) TOILET: Toilet di Stockholm yang dapat digunakan untuk difabel, juga keluarga yang ingin mengurus bayinya.

()

Baca Juga

Rekomendasi