Kenapa Harus Bersyukur?

Oleh: Jekson Pardomuan. ”Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” – 1 Tesalonika 5 : 18.

Jangan pernah berhenti untuk mengucap syukur dalam situasi dan kondisi apa pun. Kalimat ini seringkali disampaikan oleh orang tua kita saat kita masih sekolah dulu. Terutama saat kita sedang berada di perantauan dan jauh dari orang tua, kalimat yang tak pernah lupa disampaikan adalah jangan lupa bersyukur ya. Karena kalau kita bersyukur, maka beban yang tadinya terasa sangat berat bisa secara perlahan menjadi lebih ringan.

Bersykur dan selalu bersyukur. Muncul pertanyaan kenapa harus bersyukur? Berdasarkan kesaksian Alkitab dan belajar dari pengalaman hidup beberapa tokoh Alkitab, kita dapat mengetahui beberapa alasan bersyukur dan ciri-ciri orang yang bersyukur dalam suka dan duka.

Bersyukur itu tidak mudah untuk dilakukan, karena penilaian yang bisa diberikan bukan dari perbuatan dan perkataan kita saja, tapi Tuhan bisa melihat dalam hati kita yang sesungguhnya. Segala cobaan hidup yang terus mengguncang keadaan kita, membuat kita tidak bisa memberikan rasa syukur yang sepenuhnya.

Mungkin dari antara kita pernah memiliki keinginan yang terkadang diluar batas kemampuan kita. Saat duduk santai di warung kopi atau duduk santai di depan rumah kontrakan. Tiba-tiba lewat sebuah mobil mewah dan tiba-tiba terlintas di dalam pikiran kita ”Andaikan aku jadi orang kaya dengan mobil mewah itu, aku akan bahagia dan bisa mengajak keluarga untuk berkeliling menikmati liburan,” kalimat ini mungkin akan terucap dari mulut kita.

Di tempat lain, seseorang yang sedang berada dibalik kemudi mobil mewah termenung dan mengucapkan kalimat ini di dalam hatinya. ”Andaikan saya bisa mengulangi kehidupan ini, saya akan memilih menjadi orang yang biasa saja.” Kenapa, karena bapak yang ada di dalam mobil mewah tersebut sudah menyadari bahwa selama ini ia terlalu rakus dengan uang dan terkadang sampai mengambil hak orang lain demi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Dari dua situasi yang berbeda di atas, menunjukkan kepada kita bahwa manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah diperoleh. Ada yang hari ini mendapatkan keuntungan ratusan ribu dari usahanya, justru merasa belum puas sampai akhirnya melakukan kecurangan. Ada juga yang sudah menduduki jabatan penting tapi menyalahgunakan jabatannya dan melakukan korupsi.

Pertanyaan yang muncul kemudian dari orang-orang yang sudah memiliki beban berat adalah ”Bagaimana caranya bersyukur?” Pertanyaan ini mungkin sangat membingungkan. Bagaimana orang bisa tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan “Tuhan Yesus, terimakasih atas semuanya, aku bersyukur atas semua yang terjadi”. Tentu semua orang dapat mengucapkan kalimat tersebut yang artinya semua orang tahu bagaimana caranya bersyukur. Hanya karena merasa kecewa dengan keadaan kita saat ini, kita jadi sulit untuk mengucapkan kata syukur.

Jangan Kuatir

Masalah yang sering melanda kita adalah, terlalu ’sombong’ untuk berserah diri kepada Tuhan. Dan, tidak semua orang dapat dengan mudah mau dan bisa mengucapkan kalimat tersebut. Yang artinya tidak semua orang mau dan bisa untuk selalu bersyukur. Banyak orang mengira jika keadaannya menjadi baik maka mereka akan dapat dengan mudah bersyukur. Pada kenyataannya tidak sedikit orang yang saat keadaannya menjadi sangat baik mereka lupa kepada Tuhan dan pada akhirnya tidak bersyukur juga.

Parahnya lagi adalah tidak sedikit juga yang pada saat keadaannya menjadi baik malah menuntut agar keadaannya menjadi lebih baik lagi, tidak sedikit yang malah mengeluh karena masih merasa kurang puas dengan segala kebaikan yang sudah ada di dalam dirinya. Tidak pandang siapa diri kita, saat ini orang yang sudah sangat diberkati Tuhan pun terkadang lupa bersyukut dan merasa bahwa semua yang ia peroleh adalah karena kerja kerasnya, karena usahanya sendiri.

Banyak juga orang yang merasa bahwa keberhasilannya hari ini bukan karena campur tangan Tuhan, akan tetapi karena ia pergi ke dukun atau berguru ke satu daerah yang dianggap bisa membuat kita lebih kaya, lebih dihargai, dan memiliki kharisma yang ditakuti banyak orang.

Dengan materi yang berlimpah-limpah apakah dapat membuat seseorang merasa puas dan lebih bersyukur. Benarkah demikian. Tuhan Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan kalau hidup kita akan selalu diberkati. Pasti terkadang ada masa-masa sulit yang perlu kita jalani. Jika kita di dalam Kristus kita akan hidup di dalam kelimpahan. Tapi sayang hampir semua orang percaya mereka akan diberkati di dalam Kristus namun tidak tahu apa kewajiban mereka.

Belajar dari tokoh-tokoh di dalam Alkitab, kita harus menyadari bahwa kehidupan mereka juga sangat banyak yang berawal dari kehidupan yang sangat sulit dan susah. Lihatlah bagaimana Ayub yang terus bersyukur kepada Tuhan hingga akhirnya Tuhan mengembalikan semua harta miliknya berlipat ganda.

Matius 6:25-31  menuliskan ”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?”

Bersyukur atau tidak bersyukur itu bukanlah tergantung pada keadaan. Bersyukur atau tidak itu tergantung dari respon hati. Tuhan Yesus menghendaki kita agar kita dapat bersyukur dalam segala hal, dalam suka dan duka. Dalam segala hal artinya dalam segala keadaan, apapun yang terjadi. Mengucap syukur harus kita alirkan dan ajarkan kepada anak-anak kita, kelak setelah mereka dewasa akan tidak bertanya lagi untuk apa mengucap syukur. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi