Mengintip Perkembangan Zaman

Jpsua Nababan

Mengintip Perkembangan Zaman

tertegun aku dalam nyanyian suci

di tempat maha tinggi universitas

mengintip mereka dari sumber harapan kata orang

dengan sepi senyawa tatapan kosong

mereka berjalan dalam ketiak zaman

menyambut hinaan hingga jatuh

diperbudak abad tanpa bekas

pada jalan setapak di angkasa

jutaan yang bernafas di bawah ini

merayap dalam sejuknya abad

diikat hukuman atas kebodohan

tanpa sebuah sakit dalam hati

Medan, 16 November 2016

 

Gelora Gejolak

menjalani tangisan langit bernyanyi

dalam ruang jenuh dan sepi

saat seniman berkotbah

salam hormat kepada pendosa

dua rasa semi tanda berlari

tak disentuh agenda rasio terlatih

membuka lintasan senja di angkasa

tergantung jabatan pada lingkaran menloncat

mengisap asap ucapan gelora

jenjang sang guru pada arwulan baru

ohh gejolak

Medan, 18 November 2016

 

Untuk Pembenci Keadilan

pembual berkaki seribu datang tengah jalan

berkotbah menjatuhkan penguasa terbesar

kemujuran, kefasikan dan kesakitan

tersusun rapi dilahirkan

berkalungkan kecongkakan

kerpakaian kekerasan

meluap-luap dengan sangkaan

mengata-ngatai dengan jahatnya

lidahnya membual di bumi

mereka membuka mulut melawan langit

sampai kapan?

pemerasan kekuasaan

penghinaan keyakinan

pembunuhan karakter

sampai ingin membunuh Tuhan mereka canangkan

bukan untuk kebaikan kau bertindak

terbentuk kehancuran kota

lebih baik kau tenang di alammu

wahai pembenci keadilan        

Medan, 06 November 2016

 

Heny Anggreini

Malam yang Pilu

angin mulai kencang

sekencang degup yang memburu

malam ini amat panjang

untuk sebuah tunggu

hanya berakhir pilu.

barang kali bintang muak

melihatku yang tak gerak. duduk. membisu.

mungkin bintang akan mengutukmu

sering ingkari setiaku

Gelitar, 2016

 

Aku Ingin

dingin membuat gigil yang panjang

membuat api di tungku padam

aku bergelut dengan malam

tanpa sinar dan seorang

ini bagian dari perjalanan

yang terputus di seperempat abad

malam menjadi kelam

karena sebuah akhir.

takdir.

ini rindu yang paling getir

tanpa pertemuan untuk meleburnya

aku ingin bertemumu, walau hanya dalam tidur.

Gelitar, 2016

()

Baca Juga

Rekomendasi