Pesona Gemstone

Buka Aura dengan Akik Mani Gajah

Oleh: Sari Ramadhani

BEGITU banyak cara untuk mem­per­cantik dan membuka aura diri. Sebagian orang berlomba-lomba mencari jalan pintas. Ada yang positif, ada pula negatif. Beberapa di antaranya bahkan mem­percayai gemstone (batu akik).

Di Indonesia, selain terkenal dengan kein­dahannya, batu akik juga dikenal akan khasiat dan kegunaannya. Salah satunya batu batu akik mani gajah. Namanya memang cukup ekstrem, sesuai dengan asal-usulnya.

Batu mani gajah ditemukan di Pulau Sumatera di jajaran Bukit Barisan. Ber­dasarkan desas-desus yang beredar di masyarakat, akik ini memang berasal dari mani (sperma) gajah jantan yang telah membeku dan bere­volusi selama jutaan tahun.

Termasuk dalam kategori kalsedoni, batu ini masih terbilang kalah indah di­ban­dingkan sejenisnya. Namun akik yang banyak ditemukan di Way Kambas, Provinsi Lampung ini banyak diguna­kan sebagai pemikat dan pembuka aura diri.

Seorang pedagang gemstone di Medan, Ferdy Nasution mengaku banyak kolektor mencari batu akik ini karena dipercaya berkhasiat. Dengan memakai mani gajah, pengguna akan tampak lebih segar, memikat dan memesona.

"Banyak yang pakai. Khasiat bagi penggunanya bisa tampil memikat. Saat purnama datang, batu mani gajah bisa mengeluarkan minyak dan dapat dioles ke bagian tubuh mana saja," ujar pria 34 tahun asal Jalan Pelajar Ujung, Gang Bea Cukai itu.

Kemampuan akik mani gajah membuka aura penggunanya sudah banyak diakui pecinta gemstone. Batu ini juga biasa disebut fossil calchite. Di Sumatera sangat banyak ditemukan, mulai dari Lampung, Palembang Bengkulu dan sepanjang Bukit Barisan. Namun, tidak begitu kondisinya di Jawa. Harganya masih relatif, tergantung kualitas.

"Untuk kontes belum ada dibuka kelas mani gajah. Meskipun dia termasuk dalam golongan kristal kalsedoni," ungkap ayah satu putri itu.

Ia menye­butkan, mani gajah terbagi dalam dua feno­mena, yaitu satu alam dan dua alam. Satu alam misalnya, batu mani gajah yang diletakkan di dalam air akan berjalan sendiri jika ada lidi atau batu itu sendiri didekatkan di atas atau di sampingnya.

Sedangkan fenomena dua alam, umumnya seperti magnet. Batu mani gajah yang diletakkan di dalam gelas kaca berisi air akan bergerak mengi­kuti gerakan batu mani gajah lainnya di luar gelas. "Dua alam bisa juga disebut pengujian dari luar media. Batu yang satu akan menarik batu lainnya," te­rangnya.

Pada umumnya, batu mani gajah dominan berwarna bening, putih ke­kuningan dan kuning. Mani gajah tidak hanya berasal dari sperma gajah yang mem­fosil, tetapi ada juga yang berasal dari air ketuban gajah betina yang sudah berevolusi selama jutaan tahun.

"Mani gajah dengan fenomena dua alam harganya bisa mencapai miliaran. Kalau yang satu alam mulai dari jutaan," beber karyawan swasta itu.

Menurutnya, mani gajah berkhasiat membuka aura bukan berarti berisi makhlus halus di dalam batunya. Namun, konsep alamiah dari batu tersebut yang memiliki energi dari alam. "Mani gajah jarang diper­jualbelikan di jejaring online. Saat ini, bahan mentah batu akik ini sulit didapat karena langka bahannya dan harganya sangat mahal," pungkasnya.

Berbagai macam batu fosil mani gajah

Batu-batu fosil mani gajah

Foto-foto: Analisa/khairil umri
()

Baca Juga

Rekomendasi