Profil Minggu

Yoeshar Hasan Pendiri Kei Shin Kan Sumut

Oleh: Faisal Pardede.

Medan, (Analisa). Kei Shin Kan merupakan perguruan karate yang ilmu karatenya juga berasal dari Pulau Okinawa, pulau yang bisa disebut sebagai pulau karate karena banyak­nya aliran karate berasal dari pulau ini.

Kei Shin Kan dikemba­ng­kan mulai tahun 1966 oleh Ko­­ken Toyama yang dikenal sebagai salah satu Master Ka­rate dari Okinawa.

Kei Shin Kan adalah nama dojo karate yang diberikan Ko­ken Toyama untuk tempat latihan ka­­rate yang didirikan murid kesayangannya Masa­nao Ta­kazawa di depan sebu­ah sta­siun kereta api di Taka­shima Daira - Tokyo. 

Kei Shin Kan, sebenarnya  berasal dari filosopi beladiri yang sangat mulia. Hal ini tergambar dari arti Kei Shin Kan, dimana arti Kei (ren­dah), Shin (hati) dan Kan (sekolah). Sehingga Kei Shin Kan bisa diartikan sebagai tempat untuk belajar menjadi manusia yang baik dan ren­dah hati.

Kei Shin Kan merupakan aliran karate Shorinriyu yang termasuk dalam aliran Shuri-Te, salah satu aliran besar karate yang berasal dari Okinawa.

Berkembangnya Kei Shin Kan di Indonesia diperkenalkan sensei John Angkawijaya, salah satu pendeta yang awalnya belajar karate aliran Shitoryu.

Jhon Angkawijaya kemudian ber­gabung dengan Karate Budokan Internasional di Malaysia, yang kebanyakan instrukturnya adalah merupakan karateka Kei Shin Kan. Hal ini membuat John Ang­kawijaya tertarik mem­per­dalam ilmu Kei Shin Kan, bahkan sempat sempat belajar lang­sung kepada Hanshi Karate (DAN IX), Ma­sanao Taka­zawa.

Kei Shin Kan yang awalnya bernama Per­kino (Perguruan Karate Indonesia) berdiri se­cara resmi pada tahun 1974 di Gereja Ayam Jakarta dengan Dojo Pusat di Jalan Jelambar Barat, Jakarta Utara.

Berdirinya Kei Shin Kan di Sumut tidak bisa dilepaskan dari sosok Yoeshar Hasan, salah satu karateka sabuk hitam Sumut yang tertarik dengan konsep karate rendah hati Kei Shin Kan. Yoeshar Hasan yang saat itu masih menyandang DAN I dari perguruan KARATE-DO, kemudian mempelajari Kei Shin Kan. Yoeshar yang senang memperdalam ilmu ka­rate kemudian berangkat ke Jakarta mempelajari Kei Shin Kan langsung kepada John Angkawijaya.

Yoeshar Hasan menyebutkan ia tertarik mempelajari karate sebab dikembangkan dengan rasa hormat dan kesetiaan yang sangat tinggi, dojo merupakan tempat yang sangat sakral. “Di Jepang, meski ada atau tidak orang di dojo, seorang karateka akan menunjukkan sikap hormat jika akan masuk maupun keluar dojo, seorang karateka akan menunjukkan rasa hormat yang sangat tinggi kepada sempay-nya, hal ini merupakan salah satu kelebihan yang dikem­bang­kan karate Kei Shin Kan,”  kata Yoe­shar.

Setelah men­dapat pelatihan dari John Ang­ka­wijaya, Yoe­shar bersama li­ma pelatih lain­nya dari ber­ba­gai provinsi, men­­­dapat ke­per­­cayaan me­ngem­­bangkan Perkino yang kemu­dian berubah menjadi Kei Shin Kan.

Pada tahun 1972, Yoeshar Hasan sudah mendirikan mendirikan latihan karate di Kantor Pos Medan, dan dua tahun Perkino resmi berubah menjadi Kei Shin Kan. Dojo inilah di kantor Pos yang menjadi awal sejarah berkembangnya Kei Shin Kan di Sumut.

Dalam mengembangkan Kei Shin Kan, Yoehar Hasan selalu mena­namkan prinsip rendah hati sehingga jarang murid-murid Kei Shin Kan yang terlihat perkelahian. Murid-murid Kei Shin Kan yang ditanganinya memiliki kemampuan yang cukup teruji, bahkan salah satu murid angkatan pertamanya, Robert Situmorang mampu menun­jukkan prestasi dengan menjuarai ke­juaraan mahasiswa. Dalam teknik karate, Kei Shin Kan tidak berbeda dengan perguruan karate lainnya, baik dalam kumite maupun kata.

Yoehar Hasan aktif menjadi Ketua Kei Shin Kan hingga pada atahun 1987, dalam perkem­bangan selanjutnya jalannya kepengurusan Kei Shin Kan Sumut dilanjutkan oleh Haji Firdaus yang sebelumnya menjabat Ketua Harian, sebab mulai 1987 sampai tahun 2000, Yoeshar Hasan pada tahun 1987-2000 mendapat kepercayaan ditunjuk Walikota Medan menjadi lurah Kelurahan Pahlawan, Medan, sehingga ia hanya menjabat sebagai pelatih utama. Kini Yoeshar menikmati hari tuanya di kawasan Jalan Sutrisno Medan, dan sesekali masih mau menyempatkan diri menghadiri acara-acara intern Kei Shin Kan Sumut yang baru saja melaksanakan Musprov dan memilih dr Frasisscus Ginting, sebagai ketua umum yang baru. (*)

()

Baca Juga

Rekomendasi