Analisadaily (Medan) – Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-V, yang berlangsung di Tanjung Gusta, Medan, tak hanya melulu membahas tentang perkembangan dan persoalan adat di Indonesia. Di luar itu, momen pertemuan nasional tersebut juga menjadi ajang untuk menampilkan berbagai kerajinan tangan dari berbagai nusantara.
Seperti yang tepajang di sekitar lokasi, terdapat stan-stan peserta kongres yang menyediakan pernak-pernik unik, salah satunya adalah stan dari daerah Nusa Tenggara Timur.
Peserta dari Kabupaten Soe, NTT, Victoria Mael mengatakan, kerajinan tangan berupa kain tenunan yang dibuatnya untuk pasarkan dalam acara kongres KMAN ke-V. Menurutnya, kegiatan ini juga sekaligus mempromosikan hasil karya tangan dan kerajinan dari Nusa Tenggara Timur.
“Ini karya-karya hasil kerajinan tangan dari kawan-kawan kami untuk dijual dalam kongres ini," kata Victoria kepada Analisadaily.com saat ditemui di stannya, Minggu (19/3).
"Dalam pengerjaan, paling cepat itu bisa dikerjakan dalam waktu dua minggu. Tapi, ada juga yang pengerjaannya paling lama hingga enam bulan dan itu tergantung motif serta tingkat kesulitannya," ujarnya.

Kain tenunan asal Nusa Tenggara Barat
Dari hasil tenunan, Victoria juga menyampaikan, untuk penjualannya bervariasi harganya mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta.
"Kalau untuk harga kita melihat besar kecilnya hasil tenunan. Karena semakin besar hasil tenunan yang dibuat semakin tinggi harga jualnya. Khusus untuk laki-laki kain tenunan dari NTT namanya Selimut, sedangkan untuk perempuan namanya sarung," tuturnya.

Stan-stan daerah lainnya yang memamerkan kerajinan tangan
Tidak hanya hasil tenunan yang di jual dalam stan, banyak hasil karya-karya peserta lainnya, seperti hasil perkebunan. Selain dari Nusa Tenggara Timur, kerajinan tangan lain juga datang dari Nusa Tenggara Barat, Maluku, Pak-Pak Bharat, Deli Serdang, Riau, Jambi hingga Papua.