SEBUAH benua yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun silam dengan berbagai alasan bernama Benua Atlantis dan keberadaannya hingga kini masih menjadi misteri.
Batang logam misterius yang diduga terkait dengan peradaban Atlantis ditemukan dari kapal karam kuno di lepas pantai Sisilia.
Pada bulan lalu, arkeolog menemukan kekayaan logam berwarna kemerahan dari bangkai kapal yang berusai sekitar 2.600 tahun lalu di air berkedalaman tiga meter, 300 meter lepas pantai Gela di Sisili selatan.
Selain itu ditemukan juga dua helm Perang Corinthian dan kontainer yang dahulu pernah digunakan sebagai tempat menyimpan benda berharga, yakni minyak wangi.
Gumpalan logam berwarna kemerahan dan berusia lebih dua ribu tahun di dasar laut itu telah mengejutkan dunia arkeologi. Beberapa orang meyakini bahwa itu bisa jadi orichalcum, logam dari mitos kota Atlantis yang Hilang.
Tapi tahun 2014, logam terbukti benar dengan ditemukannya bangkai kapal lepas pantai Sisilia. Pada tahun 2015, sebanyak 39 logam yang diduga orichalcum ditemukan. Sementara itu 47 logam lainnya ditemukan pada Februari tahun lalu.
"Kapal berasal dari akhir Abad ke-6 SM yang mungkin terjebak dalam badai dan tenggelam ketika hendak memasuki pelabuhan," ujar arkeolog Sisilia, Sebastiano Tusa kepada Seeker.
Para arkeolog meyakini, kapal tersebut mengekspor orichalcum dari Yunani atau Asia Kecil. Mengingat orichalcum adalah barang berharga, banyak yang menyebut bahwa itu bukanlah perjalanan yang mudah.
"Dalam penemuan helm dan senjata digunakan untuk melawan serangan bajak laut," ujar Tusa.
Melindungi bangkai kapal menjadi perhatian mereka. Mereka khawatir bahwa penjarah akan melancarkan aksinya karena kurangnya pengamanan dari polisi di perairan yang kaya akan peninggalan arkeologis itu.
Logam orichalcum
Orichalcum merupakan logam berwarna kemerahan yang telah lama dianggap sebagai mitos yang disebutkan hanya sepintas dalam cerita Yunani Kuno oleh orang-orang seperti Hesiod pada Abad ke-8 SM dan Plato pada Abad ke-4 SM.
Menurut salah satu legenda, logam tersebut diciptakan raja pertama Thebes, Cadmus, dan bernilai satu tingkat lebih rendah dibanding emas.
"Karena besarnya kerajaan, banyak benda yang dibawa untuk mereka dari negara-negara asing, dan pulau itu sendiri menyediakan sebagian besar apa yang dibutuhkan untuk keperluan hidup," tulis Plato tentang Atlantis seperti dikutip dari news.com.au.
"Di tempat pertama, mereka menggali apa pun yang dapat ditemukan di sana, padat, dan kemudian orichalcum digali dari Bumi di banyak bagian pulau yang saat itu lebih berharga dari apa pun kecuali emas," tulisnya.
Dia pun melanjutkan bahwa logam tersebut digunakan dalam interior kuil Poseidon yang terletak di jantung Atlantis.
"Zona bumi dikelilingi dinding batu beragam warna, hitam dan putih dan mereha, kadang mereka bercampur membentuk ornamen; dinding terluar dilapisi dengan kuningan, kedua dengan timah, dan ketiga yang merupakan dinding perlindungan, menyiratkan cahaya merah orichalcum.
Penelitian menunjukkan, logam tersebut terbuat dari 75 hingga 80 persen tembaga, 14 hinga 20 persen seng, serta nikel, timah, dan besi dalam jumlah kecil. Proses pembuatan logam Atlantis itu diyakini dirahasiakan. Penemuan orichalcum masih menjadi perdebatan. (aon/nwc/ncau/es)